Bagikan artikel ini :

Tak Kenal Kata Menyerah

Ibrani 12:1-3

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
- Filipi 4:13

Tidak terlalu jauh dari rumah saya, ada seorang bapak tua penjual sayur. Umurnya taksiran saya di atas 65. Tiap hari ia bersepeda dari pinggiran kota Bandung mengangkut beberapa karung berisi kangkung, genjer, dan kadang ada kacang panjang. Ia menggelar dagangannya di pengkolan jalan. Sudah bertahun-tahun. Hanya sendirian di sana. Harga sayurnya? Murah sekali. Seikat caisim hanya Rp 2.000,-.

Terlintas pertanyaan dalam pikiran saya, apa yang membuat si bapak masih berjualan di usia yang seharusnya ia pensiun? Tentu ia butuh penghasilan. Bandingkan orang-orang seusianya yang memilih jadi pengemis, meminta bansos dari pemerintah atau lembaga sosial lainnya atau bersandar pada belas kasihan dari sanak-famili. Bapak A, demikian namanya, adalah seorang pejuang. Ia tidak mau menjadi beban bagi siapa pun. Di wajahnya saya melihat ketenangan, tak ada kemarahan atas “ketidakadilan” nasibnya. Saya perhatikan ia bisa menikmati hari demi hari kehidupannya.

Rasul Paulus mengatakan, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp 4:13). Dalam Alkitab terjemahan NIV, I can do all this through him who gives me strength (saya dapat melakukan semua ini oleh karena Dia yang memberi saya kekuatan). Ayat ini menegaskan upaya perjuangannya dalam pelayanan dan kehidupannya. Paulus berusaha keras untuk melakukan kehendak Allah. Ia tidak pasrah pada nasib. Meskipun tantangan yang dihadapinya sangat berat, ia tidak pernah protes kepada Allah. Ia juga tidak berdoa meminta kemudahan hidup. Imannya kepada Allah justru membuatnya semakin keras berjuang, karena ia tahu Tuhan pasti memberinya kekuatan. Ia tidak mengenal kata menyerah.

Seberapa kuat kita berusaha dan berjuang dalam kehidupan kita? Jika hari-hari hidup kita menjadi semakin sulit, tidaklah perlu kita mengutuk, marah, protes kepada siapa pun apalagi kepada Tuhan. Jangan pula menyerah dan mengatakan, “Lebih baik mati saja.” Kita harus terus berjuang. Apa yang masih bisa dilakukan, kita lakukan dengan bersandar pada kekuatan Tuhan Yesus.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana selama ini Anda berjuang dalam menghadapi tantangan hidup? Apakah dengan berusaha keras atau hanya terima nasib?
  • Sudahkah Anda bersandar pada kekuatan Tuhan Yesus saat menghadapinya?