Tak Kenal Maka Tak Sayang
Kidung Agung 7:1-10
Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:
- Amsal 5:18
Zsa Zsa Gabor, aktris Hungaria, pernah berkata, “Aku tidak tahu apa-apa tentang seks, karena aku selalu dalam pernikahan.” (I know nothing about sex, because I was always married). Mungkin ia berkata demikian karena pernikahannya tidak bahagia, tapi kita tahu perkataan ini salah. Justru puncak keindahan seks baru akan dirasakan saat malam pengantin. Nah, bagaimana setelahnya?
Sang raja telah membawa pulang istrinya ke istana. Sesudah berbaikan, kini mereka makin mengenal satu sama lain. Kawan-kawan mereka memuji ketika hubungan mereka pulih kembali. Kita ingat, ketika di ladang penggembalaan, sang raja tidak ingin berhasrat kepada istrinya dan istrinya pun menyadari bahwa cinta suaminya memang tulus, bukan hanya karena seks.
Beberapa saat berselang, mereka berdua saja di kamar. Anda bisa menebak apa yang mereka lakukan. Sama seperti malam pengantin, sang raja memulai pujian. Perhatikan, di malam pertama ia memuji tujuh aspek dari kekasihnya, kini ia memberi sepuluh! Terlebih lagi, ia memuji hal-hal intim, yang hanya boleh diketahui seorang suami (lengkung pinggang, pusar, perut). Setelah selesai, sang raja tertidur. Istrinya yang masih terbangun membelai dan membanjirinya dengan kecupan (ay. 9b).
Pujian bertambah banyak dan intim justru sesudah sang raja dikecewakan istrinya. Setiap konflik akan membawa kepada pengenalan yang makin dalam. Seiring bertambah dalamnya pengenalan akan pasangan, tidakkah seharusnya hubungan intim menjadi lebih indah? Ini mirip sekali hubungan kita dengan Tuhan Yesus. Semakin lama kita mengenal dan mengikuti-Nya, apakah semakin menikmati ibadah dan pelayanan? Sesudah melewati padang berumput hijau dan lembah kekelaman bersama-Nya, apakah kita semakin mendambakan keintiman dengan-Nya? “Tak kenal maka tak sayang,” seharusnya. Namun, seringkali kita menemukan diri kita seperti jemaat di Efesus, kehilangan kasih mula-mula. Hal sama bisa terjadi dalam kehidupan pernikahan, seiring bertambahnya usia, kebosanan atau karena masalah-masalah terpendam.
Banyak ayat dalam Amsal yang juga ditulis Salomo didedikasikan untuk mengingatkan agar pembacanya tidak terjerumus dalam perzinahan, misal dalam Amsal 5:18-19. Nikmatilah sukacita dengan pasangan masa muda Anda, pasangan yang Tuhan tempatkan untuk saling mengenal selama bertahun-tahun. Ini adalah satu-satu bukti kesetiaan.
Refleksi Diri:
- Sudah berapa lama Anda mengenal pasangan Anda? Semakin mengenal, apakah Anda makin mencintainya?
- Jika tidak, menurut Anda, mengapa demikian?