Bagikan artikel ini :

Tak Pernah Ditinggalkan-Nya

Mazmur 23:1-6

Sekalipun aku berjalan dalam kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Mazmur 23:4

Manusia akan merasa bahagia kalau ada orang yang menemani dan mendukungnya tatkala mengalami kegagalan. Namun, jujur kita akui, jarang ada orang yang peduli dan mau menemani kita tatkala menderita. Mungkin ada orang yang mau tertawa bersama tatkala kita tertawa, tetapi sedikit sekali orang yang mau menangis bersama tatkala kita menangis.

Walaupun demikian, sebagai orang-orang percaya, kita harus menyadari bahwa kita tidak sendirian. Ada gembala yang baik, yaitu Yesus Kristus, menyediakan seluruh kebutuhan kita. Dia memberikan keamanan. Dia siap menolong setiap domba dari segala ancaman musuh. Dia bahkan rela menyerahkan nyawa-Nya agar domba-domba-Nya selamat (bdk. Yoh. 10:11-15). Karena kesetiaan-Nya ini, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap Sang Gembala?

Pertama, percaya penuh Yesus pelihara kita. Seharusnya, kita sebagai domba, tidak boleh ragu terhadap Sang Gembala. Sang Gembala sudah berjanji akan menyediakan segala yang dibutuhkan oleh dombanya (ay. 1). Karena itu, sang domba harus percaya bahwa besok akan ada makanan buatnya. Ada keamanan tatkala binatang buas mengancam. Ada tempat perlindungan yang hangat tatkala malam tiba.

Kedua, taat kepada Yesus. Selain percaya, kita pun harus taat kepada-Nya. Kalau kita percaya penuh kepada Tuhan sebagai gembala kita yang baik, maka kita harus taat kepada-Nya. Berkat Tuhan hadir dalam hidup orang-orang yang taat kepada-Nya. Domba akan hidup baik selama ia taat kepada Sang Gembala. Kisah domba yang hilang (Luk. 15:1-7) mengajarkan kepada kita bahwa ketika domba mencari jalannya sendiri, justru ia mengalami kesulitan, jatuh dalam jurang, dan terkena semak duri. Sebaliknya, domba yang taat, tetap hidup dalam pemeliharaan Sang Gembala.

Janganlah berpikir kita akan diberkati jika berada di luar Tuhan. Jangan beranggapan bahwa dengan mengikuti jalan dunia, kita bisa memiliki sukacita sejati. Dunia menawarkan kesenangan sesaat, tetapi setelah itu ada kesusahan sebagai buah dari cara hidup dunia yang berdosa dan tidak berkenan kepada Allah. Karena itu, mendekatlah selalu kepada Sang Gembala yang baik. Percayalah, Dia tidak pernah meninggalkan kita.

BERSAMA TUHAN KITA TENANG, KARENA DIA ADALAH GEMBALA YANG BAIK.