Bagikan artikel ini :

Tekun itu berani terbakar

Yakobus 5:7-11

Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun (hupomone); kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
- Yakobus 5:11

Orang Kristen yang bertekun adalah orang yang berbahagia karena tahu apa yang akan disediakan Tuhan baginya. Ia percaya Tuhan itu Maha penyayang dan penuh belas kasihan, serta pada waktunya pasti akan menolong.

Kata bertekun (Yunani: hupomone) menunjuk pada ketabahan dalam menghadapi apa pun situasi pencobaan tanpa kehilangan kepercayaan kepada Allah. Dalam menghadapi kesulitan, kesedihan serta kegagalan hidup, yang kita perlukan adalah sikap bertekun, tahan banting, tidak mudah menyerah karena yakin Tuhan sedang memperhatikan, bahkan siap menolong kita. Jadi ketakutan dan kekhawatiran apa pun yang sedang kita hadapi, ingatlah bahwa Tuhan Yesus selalu ada menyertai kita menghadapi semua itu.

Situasi sekarang mungkin perekonomian memburuk, kurs dolar “melangit”, banyak bidang bisnis semakin sulit untuk dijalani, perdagangan sepi, dan sebagainya. Sikon seperti ini mungkin akan agak lama kita alami karena sekarang adalah tahun politik yang memanas dan tidak mudah.

Semua kesulitan itu serupa angin kencang. Ia menghantam hampir seluruh bagian diri kita yang bisa hancur dengan mudah. Itulah mengapa kita perlu menjadi diri kita yang sebenarnya, yaitu orang Kristen sejati yang saat mengalami kesulitan dan memiliki iman kuat, yang akan membuktikan penyertaan Tuhan itu nyata. Bersama Yesus, kesulitan adalah kesempatan untuk meraih hal-hal yang lebih baik. Kesulitan hidup adalah batu loncatan untuk sebuah pengalaman yang berharga, juga menjadi bekal bagi kesaksian Kristiani yang efektif. Mungkin saja suatu saat nanti, Anda akan bersyukur karena pernah mengalami kegagalan sesaat di episode hidup Anda. Saat sebuah pintu menutup, Yesus pasti membukakan pintu lainnya. Ingatlah, Yesus pernah berkata bahwa diri-Nya adalah jalan.

Saya pun tak terlepas dari kesulitan-kesulitan hidup. Lebih lagi ketika semangat besar untuk memuliakan Tuhan berkobar, yang banyak muncul adalah para pembenci tanpa alasan logis. Apakah itu harus membuat saya mundur? Tidak! Karena Tuhan selalu beri kekuatan. Lagi pula saya yakin “mereka yang ingin memberi cahaya bagi sekitarnya harus berani terbakar”.

Salam berani terbakar.

Refleksi Diri:

  • Situasi sulit apa yang sedang Anda hadapi yang menuntut Anda bersikap tekun dan harus memercayai penyertaan Tuhan Yesus?
  • Adakah pengalaman kesulitan di masa lalu yang justru bisa menjadi kesaksian yang menguatkan bagi orang lain?