Bagikan artikel ini :

Teladan Kasih Yesus

Yohanes 13:1-16; 15:13

Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya… Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
-Yohanes 13:1

Mahatma Gandhi pernah berkata kepada Stanley Jones, seorang misionaris yang melayani di India, bahwa dirinya tidak punya masalah dengan Yesus Kristus yang disembah orang Kristen, tapi yang ia permasalahkan adalah orang Kristen-nya. Gandhi melihat banyak orang Kristen tidak hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

Saudaraku, perhatikan orang-orang di sekitar kita. Beberapa dari mereka mungkin seperti Gandhi yang menolak Kristus bukan karena Dia tidak baik, tetapi karena kesaksian hidup yang buruk dari orang Kristen. Kita patut mengingat bahwa dunia memandang orang Kristen sebagai model nyata dari kebenaran, kuasa, dan kasih Kristus. Kita perlu belajar gaya hidup Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya untuk menunjukkan betapa Dia sangat mengasihi mereka.

Ayat emas kita menekankan dua hal. Pertama, jenis dan kualitas kasih Tuhan Yesus adalah kasih agape (kasih tanpa syarat). Artinya, Yesus mengasihi semua orang termasuk mereka yang tidak layak dikasihi, seperti Yudas Iskariot yang mengkhianati-Nya dan Petrus yang menyangkal diri-Nya.

Kedua, sifat kasih Kristus adalah kasih yang kekal, tidak pernah berkesudahan. Karena kasih-Nya ajaib dan tak pernah habis, mampu menggerakkan Yesus untuk mengasihi para murid-Nya sampai pada kematian-Nya dan bahkan sampai kekekalan.

Menurut Wahyu 2:4-5, ukuran kejatuhan seorang Kristen yang sangat dalam adalah ketika ia kehilangan kasih yang mula-mula. Jemaat di Efesus unggul dalam doktrin, giat melawan ajaran sesat, setia memikul salib, dan sabar menanggung penderitaan, tapi dicela Yesus karena mereka jatuh dalam dosa serius, yaitu kehilangan kasih yang mula-mula.

Dalam Yohanes 13:34-35 Yesus memberikan perintah baru kepada para murid-Nya agar mereka saling mengasihi, seperti Dia mengasihi mereka. Karena itu, marilah mengikuti teladan Yesus, mengasihi bukan dengan perkataan saja tetapi juga dengan perbuatan nyata (1Yoh. 3:18; 4:19-21). Ketika melihat mereka yang kelaparan, bersediakah kita mengulurkan tangan dan memberinya makan? Atau saat menemukan mereka yang tertimpa musibah, relakah kita menolongnya? Kasih memampukan kita melihat kebutuhan orang lain sebagai suatu kewajiban. Kasih menggerakkan hati untuk memberi perhatian, mendoakan, dan membagikan kasih Kristus kepada mereka yang membutuhkan.

Refleksi Diri:

  • Apa yang ingin Anda lakukan untuk memperbaiki kualitas kasih Anda, semakin menyerupai kasih Yesus yang agape?
  • Seberapa peka Anda terhadap kebutuhan orang lain yang membutuhkan kasih?