Bagikan artikel ini :

Temporer atau permanen ?

Mazmur 125

Orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya.
- Mazmur 125:1

Setiap manusia pasti ingin merasa aman hidup di dunia ini. Sesungguhnya, ada dua rasa aman yang bisa didapatkan manusia, yaitu rasa aman yang permanen dan temporer. Pada perikop hari ini, orang Israel diingatkan pemazmur bahwa hanya ada satu rasa aman yang permanen, yaitu melalui perlindungan Tuhan.

Penggambaran rasa aman pada ayat emas di atas menggunakan kata “tidak goyang”, yang dalam terjemahan Alkitab lain dituliskan sebagai “yang tidak bisa digerakkan atau dipindahkan”, inilah posisi yang permanen. Situasi sekeliling bisa berubah, tetapi keadaan gunung Sion permanen, tetap. Penggambaran kedua tentang perlindungan Allah adalah melalui Yerusalem. Yerusalem adalah kota pujaan orang Israel. Megah dan kuatnya Yerusalem karena kota ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi yang menjadi perlindungan alami dari serangan musuh.

Pada ayat 1 dan 2 kita bisa menemukan pengulangan kata yang sama, yaitu “selama-lamanya”. Apakah maksud kata ini bahwa Israel akan terbebas dari masalah? Tidak juga, di masa mendatang Israel justru akan dikuasai oleh bangsa lain.
Arti “selama-lamanya” adalah Allah tetap bersama mereka melewati semua masalah dan bersama Allah mereka pasti bisa melalui semuanya. Inilah iman di dalam Tuhan. Hidup pemazmur sangat terbatas, ia tidak bisa menerawang masa depan.
Namun, pemazmur tahu pasti ada penyertaan Allah di masa lalu atas bangsa Israel dan ia merasakan penyertaan Allah pada saat itu. Pemazmur punya iman bahwa di masa mendatang pun, Allah tidak akan berubah, tetap menyertai.

Inilah alasan mengapa orang percaya memiliki dasar iman yang kokoh di dalam Allah. Inti dari semuanya adalah pemazmur menggantungkan kepercayaannya kepada Tuhan, karena perlindungan orang-orang percaya terletak pada kehadiran Allah. Kita bisa tenang karena ada Allah yang senantiasa bersama kita, permanen, tidak lekang oleh waktu. Kita terlalu rapuh untuk menjaga diri sendiri. Kita tidak bisa menyandarkan hidup pada uang, koneksi, kekuasaan atau kehebatan kita. Ada waktunya semua itu tidak bisa diandalkan, hanya Tuhan Yesus yang bisa diandalkan. Hidup ini akan menjadi mengerikan kalau kita berani berjalan tanpa Yesus.

Refleksi Diri:

  • Apa yang membuat Anda merasa tenang dan tidak gentar saat menjalani kehidupan ini?
  • Sebutkan alasan Anda bisa memercayai Tuhan bahwa Dia akan memberikan rasa aman yang permanen?