Bagikan artikel ini :

Terjemahan alkitab terbaik

Yakobus 1:19-27

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
- Yakobus 1:22

Dikisahkan empat orang mahasisiwa teologi sedang mendiskusikan berbagai terjemahan Alkitab. Mahasiswa yang pertama menyukai terjemahan King James Version karena memiliki nuansa sastra yang tinggi. Yang kedua mengagumi terjemahan New American Standard Bible karena sangat dekat dengan bahasa aslinya. Sedangkan mahasiswa yang ketiga menyukai terjemahan New Internasional Version karena menggunakan kalimat-kalimat yang lebih mudah dipahami. Namun, mahasiswa yang keempat berkata, “Saya menyukai terjemahan ibuku sebagai terjemahan Alkitab yang terbaik.” Ketiga temannya heran dan bertanya mengapa ia memilih terjemahan ibunya. Mahasiswa ini pun menjawab, “Ibuku menerjemahkan Alkitab ke dalam hidup kesehariannya, dan inilah terjemahan terbaik yang paling meyakinkan yang pernah saya saksikan.”

Dalam keseharian, kita pun harus menerjemahkan Alkitab ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Jemaat yang dewasa adalah jemaat yang mau bertekun di dalam firman Tuhan. Kata “bertekun” di sini menunjukkan bagaimana kita terus hidup di dalam firman Tuhan seperti yang dikatakan Yakobus, “… bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya” (ay. 25). Anak-anak Tuhan yang melakukan firman Tuhan akan menjadi orang yang berbahagia karena perbuatannya. Mereka akan memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Perkataannya tidak menyakiti orang lain tetapi justru membangun (ay. 19-20). Anak-anak Tuhan yang bertekun juga akan hidup dalam kekudusan bukannya kekotoran, serta banyak melakukan perbuatan baik (ay. 21) Hidupnya menjadi berkat bagi mereka yang membutuhkan pertolongan, misalnya para janda dan yatim piatu (ay. 27).

Saudaraku, mari kita melihat kehidupan kita sekarang. Begitu banyak khotbah yang telah kita dengar, sungguh banyak renungan dan artikel Kristen yang kita telah baca. Ada buku-buku teologi dan tafsiran yang kita sering baca. Bahkan mungkin di antara kita, sudah sering menyampaikan renungan yang bersumber pada firman Tuhan bagi sesama kita. Namun, pertanyaan yang patut kita renungkan adalah seberapa banyak firman yang kita telah baca yang sudah kita terjemahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita pandai bicara tetapi tidak melakukan apa yang kita imani tersebut.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda telah menerjemahkan firman Tuhan yang hidup ke dalam keseharian hidup Anda?
  • Komitmen apa yang akan Anda ambil untuk lebih menerapkan dan mempraktikkan firman di dalam kehidupan?