Bagikan artikel ini :

Terkecil menjadi terbesar

Mikha 5:1-4a

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
- Mikha 5:1

Pandangan dunia seringkali menganggap yang kecil itu remeh dan tidak berarti apa-apa. Seperti kota Betlehem, kota kecil di Yehuda. Namun, Mikha 5:1-4a mengungkapkan bahwa “Betlehem, yang terkecil” menjadi besar karena kota terkecil ini memiliki cerita yang terbesar. Bahkan Betlehem yang hanya dikenal sebagai “rumah roti” menjadi kota terkenal dan dikenang sepanjang masa.
Mengapa? Karena di Betlehem-lah telah lahir seorang Mesias, Sang Juruselamat manusia. Sang Mesias akan memerintah Israel. Keberadaan-Nya sudah dinubuatkan sejak dahulu kala. Dia juga akan menjadi Gembala Agung yang ajaib, yang menggembalakan umat-Nya dengan kekuatan Allah. Dia menjadi yang terbesar dan menjadi pembawa damai sejahtera di kalangan umat manusia.

Dialah Kristus Yesus, Anak Tunggal Allah yang rela turun dari sorga, menjadi manusia di dunia ini. Dia lahir di rumah kecil di Betlehem. Nubuatan di dalam Mikha 5:1 menjadi nyata ketika bayi Yesus hadir ke dunia seperti yang dikatakan oleh para malaikat, “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” (Mat. 2:6). Betlehem yang terkecil tidak lagi menjadi terkecil. Betlehem menjadi dikenal dunia karena tinta sejarah tergores, Sang Juruselamat lahir di kota ini.

Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa sebagai anak-anak Allah kita percaya kalau Allah mau memakai kita maka kita pun dapat menjadi besar. Walaupun dunia memandang kita kecil, tidak memiliki kemampuan yang hebat, tidak punya kekayaan dan kepandaian cukup, tidak cantik ataupun tampan nan menawan, tapi jika Allah berkenan memakai, maka kita pun dapat menjadi orang-orang yang luar biasa. Namun ingat, bukan kita yang luar biasa, melainkan Allah yang memakai kita yang luar biasa. Karena itu, jika Allah memanggil kita untuk menjadi pelayan-Nya, marilah dengan sukacita kita mau datang memenuhi panggilan-Nya untuk dipakai menjadi alat kemuliaan-Nya. Kita diubahkan menjadi berarti dan berharga karena Allah berkenan memakai dan mengubahkan kita. Amin.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah dianggap sebagai yang terkecil karena kelemahan atau kekurangan Anda? Apa yang Anda rasakan?
  • Setelah membaca renungan ini, yakinkah Anda bahwa Anda diciptakan Tuhan Yesus untuk menjadi besar? Kenapa?