Bagikan artikel ini :

Tidak Memiliki Iman Yang Cukup

Roma 3:21-26

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.
- Roma 3:21-22a

Saya sering mendengar orang berkata, “Saya khawatir, apakah saya memiliki cukup iman.” Spurgeon pernah berkata, “Tidak dibutuhkan iman yang kuat untuk menyelamatkanmu, hanya iman. Kelemahan imanmu tidak akan menghancurkanmu. Tangan yang gemetar mungkin menerima hadiah emas.”

Yang menyelamatkan kita dari dosa dan hukumannya bukanlah iman. Fokus dari iman kita yang terpenting adalah Kristus Yesus dan karya penyelamatan-Nya di kayu salib (Kis. 16:31). Dia mati menggantikan kita. Kita harus percaya kepada Kristus untuk menyelamatkan kita. Kebenaran yang menyelamatkan sepenuhnya milik Kristus. Iman bukanlah kebenaran dan kita tidak boleh mendefinisikan atau memikirkan iman sebagai kebenaran. Iman sejati tidak lain adalah yang menghubungkan kita dengan Kristus dan kebenaran-Nya. Seluruh penekanan pada keselamatan oleh iman jelas pada objek iman kita: Yesus Kristus. Yesus menyelamatkan! Iman tidak menyelamatkan kita. Yesus sendiri yang melakukan itu.

Amati penekanan yang dibuat Rasul Paulus dalam ayat-ayat tersebut. Iman tidak akan mendapatkan keselamatan Anda. Jika ya, maka iman akan menjadi perbuatan dan Tuhan akan berhutang sesuatu kepada Anda. Iman penting karena hanya orang-orang yang menaruh kepercayaan mereka di dalam Kristus yang akan diselamatkan.

Paulus menulis, “Kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya” (ay. 22). Orang-orang berdosa dibenarkan oleh pemberian kasih karunia-Nya melalui penebusan yang ada di dalam Kristus Yesus, yang Allah tunjukkan di depan umum sebagai pendamaian dalam darah-Nya melalui iman (ay. 24-25). Apakah Anda akan percaya kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan hari ini? “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Rm. 5:1).

Setelah diselamatkan, kita bertanggung jawab mengembangkan dan memaksimalkan semua karunia yang Tuhan titipkan pada kita untuk menjadi berkat bagi keluarga, sesama, supaya orang melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa di Sorga. Jika kita tidak melakukannya, mungkin sekali kita belum sungguh beriman kepada Tuhan Yesus, Salam beriman kepada Tuhan Yesus yang menyelamatkan.

Refleksi diri:

  • Siapa yang menjadi fokus iman Anda selama ini? Apakah kepada Yesus yang Anda percayai telah menyelamatkan Anda?
  • Apa yang ingin Anda lakukan untuk memaksimalkan karunia yang Tuhan titipkan kepada Anda?