Bagikan artikel ini :

Tidak selayaknya dipilih

Kisah Para Rasul 8:1-3; 9:1-18

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
- Efesus 2:8

Perikop hari ini bercerita tentang terpanggilnya seorang calon rasul besar, yang nantinya dipakai secara luar biasa oleh Tuhan Yesus, yaitu Paulus. Banyak hal Paulus lakukan untuk pekerjaan Tuhan, seperti dipakai Tuhan untuk menulis sebagian besar Perjanjian Baru, merintis jemaat, dan bermisi dari satu daerah kedaerah lain. Banyak penderitaan dan kesulitan dialami dalam pelayanannya mengabarkan Injil. Kalau melihat orang sehebat ini, seharusnya kualifikasinya adalah orang yang berlatar belakang baik dan mencintai Tuhan.

Kita pasti tidak akan menyangka, orang sehebat Rasul Paulus justru awalnya dikenal sebagai orang yang jahat terhadap umat Tuhan. Saulus, demikianlah dulu ia dikenal, setuju Stefanus dihukum mati karena imannya kepada Yesus. Dulu Paulus tanpa ragu membabat habis orang-orang Kristen, bahkan sebelumnya menyiksa mereka. Dulu Paulus sangat dipenuhi kebencian dan keganasan terhadap umat Kristen. Apakah Paulus punya sedikit saja alasan untuk masuk kriteria dipilih sebagai rasul oleh Tuhan dan menjadikannya salah satu ujung tombak dalam pemberitaan Injil? Tidak ada sama sekali. Tuhan berkata, “Sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain.” (1Kor. 9:15). Tidak ada dari masa lalu Paulus yang menyebabkan Tuhan memilihnya.
Namun terpilihnya Paulus, membuat kita jadi mengerti arti anugerah Tuhan yang besar itu. Anugerah yang diberikan bukan karena kelayakan, tetapi karena belas kasihan Tuhan.

Mungkin ada di antara kita yang membaca ini berkata, “Itu Paulus. Saya dulu khan tidak sejahat itu.” Iya betul, kita tidak melakukan seperti yang Paulus lakukan. Namun kita harus ingat, semua orang berdosa, artinya kita adalah musuh Allah, tidak berkenan di hadapan-Nya. Tidak ada dosa kecil yang bisa dimaklumi Allah, karena dosa adalah dosa. Saat memahami bahwa Tuhan Yesus mati untuk kita, seharusnya respons kita sama seperti Paulus, memberikan hidup yang terbaik untuk Tuhan. Sama seperti Paulus, kita pun orang yang tidak layak dipilih. Hanya orang yang tahu dirinya tidak pernah layak diselamatkan oleh Tuhan Yesus yang bisa menjadi seorang yang sungguh-sungguh menghargai anugerah keselamatan yang Tuhan berikan.

Refleksi Diri:

  • Mengapa keselamatan yang kita terima merupakan anugerah besar dari Tuhan?
  • Apa yang Anda akan lakukan, sebagai wujud ucapan syukur kepada Tuhan atas anugerah keselamatan yang Dia berikan?