Bagikan artikel ini :

Tidak Tahu Diri!

Amos 2:9-10

Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.
- 1 Samuel 12:24

Adalah baik jika sesekali kita meluangkan waktu untuk mendalami Alkitab. Cobalah menghitung berapa kali kata “takut” muncul dengan merujuk kepada Tuhan sebagai objek. Setidaknya tiga ratus kali. “Takut akan Tuhan” adalah salah satu perintah yang paling sering diulang.

“Ah,” Anda mengelak, “itu kan Tuhan versi Perjanjian Lama yang berbeda dengan Tuhan versi Perjanjian Baru yang penuh anugerah. Bukankah 1 Yohanes 4:18 mengatakan bahwa kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan?” Bagian yang kita baca hari ini menjawab kontradiksi tersebut. Ayat-ayat sebelumnya membeberkan kejahatan umat Israel. Kejahatan ini kemudian dikontraskan dengan kasih Tuhan di ayat yang Anda baru saja baca. Poinnya jelas, Tuhan sedang menegur, “Kamu ini tidak tahu diri sama sekali! Padahal Aku sudah melakukan sedemikian banyaknya untukmu!”

Dengan kata lain, secara sederhana, “Takut akan Tuhan” berarti “tahu diri”. Orang yang takut akan Tuhan tahu posisinya sebagai orang yang telah menerima anugerah Tuhan dan berkat-berkat-Nya setiap hari, lantas hidup dalam ketaatan akan perintah-Nya. Apakah ia hidup di bawah ancaman setiap saat karena Tuhan sedang menanti untuk menghukumnya? Tidak! Orang yang takut akan Tuhan justru memiliki kenangan manis bersama-Nya. Mereka memiliki cerita tentang kedekatannya dengan Tuhan, cerita yang membuat mereka sanggup menjalani hidup ini dengan penuh percaya dan taat kepada-Nya. Orang-orang Israel, sebaliknya, sudah melupakan segala kebaikan Tuhan sehingga Dia perlu mengingatkan mereka kembali akan apa yang telah dikerjakan-Nya. Untuk apa? Untuk menunjukkan betapa tidak tahu dirinya orang-orang Israel!

Saya percaya bahwa setiap kita memiliki cerita dengan Tuhan Yesus. Bukan hanya orang sebesar Billy Graham saja yang bisa menulis autobiografinya bersama Tuhan. Kisah Anda pun mungkin sama atau bahkan lebih menarik. Sayangnya, kisah itu tidak kita tuliskan, lebih-lebih kita saksikan kepada orang-orang di sekeliling kita. Milikilah sikap takut akan Tuhan setiap saat supaya sikap hidup kita menjadi satu kesaksian yang memuliakan Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan.

Refleksi diri:

  • Apakah kenangan paling indah yang Anda miliki dengan Tuhan Yesus?
  • Bagaimana Anda akan menyaksikan kenangan tersebut kepada orang lain?