Bagikan artikel ini :

Tiga karakter Ilahi

Mikha 6:1-8

Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut (darash) Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu.”
- Mikha 6:8

Kata “tuntutan Tuhan” pada ayat emas di atas, di dalam bahasa Yunani menggunakan istilah darash, yakni suatu usaha terus-menerus yang berangkat dari
hati yang peduli. Apa yang sebetulnya Allah tuntut dari umat-Nya?

Mikha menyampaikan firman kepada bangsa Israel menggunakan sebuah sindiran untuk menyimpulkan apa yang mereka rela lakukan bagi Allah, yaitu memberikan korban bakaran, bahkan sampai ribuan domba jantan, seperti pengikut agama-agama kafir yang rela mempersembahkan anak-anak sulung mereka (ay. 6-7). Israel meresponi kasih Allah dengan melakukan agama lahiriah dan ritual
agama yang kosong. Allah sudah memberitahukan kepada umat-Nya hal baik apa yang baik yang Dia kehendaki, yaitu berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah (ay. 8). Tiga kebajikan Ilahi ini bukan suatu teori filosofis belaka tapi merupakan nilai-nilai moral praktis, lebih penting dari segala ritual keagamaan yang mereka jalankan.

Tuhan menuntut kita menanggapi kesetiaan-Nya dengan darash, yakni memiliki kepedulian dengan terus-menerus berjuang untuk berlaku adil, setia, dan rendah hati. Tiga karakter dasar Allah ini yang Dia tuntut untuk kita perjuangkan. Karakter yang selalu diharapkan-Nya untuk bertumbuh di dalam kepribadian dan karakter kita.

Berlaku adil meliputi sikap tidak berat sebelah dan mampu memandang suatu masalah dengan objektif. Selain itu juga tidak pilih kasih dalam berhubungan dengan sesama. Mencintai kesetiaan adalah kebajikan yang memotivasi seseorang untuk konsisten memperhatikan kebutuhan orang lain dan berusaha menolongnya sampai orang tersebut mengalami perubahan dan mengalami kemajuan dalam hal yang ditolong. Kerendahan hati di hadapan-Nya berarti senantiasa responsif dan tunduk terhadap kemauan Allah, menyerahkan kehendaknya dengan sukacita di bawah kehendak Allah. Sifat-sifat karakter Ilahi inilah yang menetapkan batas-batas kehidupan seorang Kristen.

Lakukan tuntutan Tuhan tersebut dengan mengingat bahwa, “Kita tidak dapat bersimpati terhadap orang lain hingga mengorbankan keadilan, kesetiaan atau pun kehendak-Nya. Kita tidak dapat menuntut keadilan hingga tidak ada ruang bagi kesetiaan dan perhatian.”

Salam darash.

Refleksi Diri:

  • Dari tiga karakter Ilahi yang disebutkan di atas, karakter mana yang paling kuat Anda miliki? Mana yang paling lemah dan perlu dikembangkan?
  • Sudahkah Anda menerapkan ketiga karakter Ilahi tersebut dalam tindakan sehari-hari kepada sesama?