Bagikan artikel ini :

Tough Love

Yunus 2:1-10

Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
- Amsal 3:11-12

Tough love merupakan sebuah istilah bahasa Inggris yang berarti memperlakukan orang lain dengan tegas dan disiplin untuk membantunya menjadi orang yang lebih baik di kemudian hari. Istilah ini menunjukkan sebuah tipe kasih yang keras, yang tampaknya tidak akan disenangi oleh kebanyakan orang. Gambaran kasih yang disenangi banyak orang adalah kasih yang lemah lembut dan menerima seseorang dengan segala kondisinya. Meskipun demikian, Tuhan terkadang menyatakan kasih yang keras ini terhadap umat-Nya yang sedang tersesat.

Pengalaman Yunus di perut ikan menunjukkan tough love dari Tuhan kepadanya. Yunus menolak panggilan Tuhan dengan terang-terangan meski ia tahu konsekuensi dari tindakannya. Tuhan pun tidak tinggal diam terhadap pilihan Yunus yang salah, Dia menggunakan berbagai cara untuk membawa Yunus kembali pada panggilan-Nya. Allah melemparkan angin ribut ke laut di mana kapal Yunus berada (Yun. 1:4), sampai akhirnya Yunus juga dilemparkan ke laut oleh para awak kapal (Yun. 1:15). Semua kondisi membuat Yunus merasa hidupnya sudah berakhir (ay. 4-5) tetapi Tuhan menyelamatkannya dengan ajaib (ay. 6; bdk. Yun. 1:17). Pengalaman Yunus membuat ia tersadar bahwa Tuhan adalah Juruselamat dan keselamatan hanya berasal daripada-Nya (ay. 9).

Tuhan juga dapat memberikan tough love kepada orang Kristen pada masa kini. Bentuk dari kasih Tuhan yang keras memang tidak akan sama seperti yang dialami oleh Yunus. Namun, Dia tetap dapat mengizinkan hal-hal kurang baik terjadi dalam hidup umat-Nya. Ketika Tuhan mengizinkan hal yang kurang baik terjadi dalam hidup bukan berarti Dia tidak atau kurang mengasihi umat-Nya. Mungkin saja ada sifat atau perilaku salah yang Tuhan ingin ubah dari dalam diri seseorang atau memang hal tersebut konsekuensi buruk dari kesalahan seseorang. Jika ada hal buruk terjadi dalam kehidupan, lebih baik kita mengevaluasi kehidupan, mungkin ada hal yang Tuhan ingin ubah. Tetaplah percaya bahwa Tuhan Yesus selalu memegang kendali. Bahkan, dalam kondisi paling buruk sekalipun, Yesus tetap mampu menggunakannya untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya (Rm. 8:28).

Refleksi Diri:

  • Kapan Anda terakhir kali mengalami hal buruk dalam hidup? Apa yang Anda pelajari tentang kasih Tuhan dalam kondisi tersebut?
  • Apakah ada hal yang ingin Tuhan ubah dalam hidup Anda dari pengalaman buruk tersebut?