Tuhan, aku lelah…
Yesaya 40:25-31
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. …. tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru.
- Yesaya 40:29, 31a
Bangsa Israel mulai ragu atas status mereka sebagai umat pilihan Allah ketika berada dalam pembuangan di Babel yang berlangsung sangat lama. Penderitaan tak berkesudahan mereka alami dan Tuhan sepertinya diam membisu. Kehidupan mereka di Babel sangat sulit, sampai-sampai merasa Allah telah melupakan dan membiarkan mereka hancur. “Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” (ay. 27).
Bencana kesulitan tiba-tiba datang, anggota keluarga mendadak jatuh sakit kronis, teman yang kita anggap mampu menolong tapi justru merongrong, dan berbagai kesulitan datang mendera, acap membuat kita capek dan lelah. Terkadang bahkan membuat kita ingin cepat mati, lalu berseru, “Tuhan, aku lelah. Aku rasa Engkau paham. Tapi mengapa terus menunda mencabut akar jiwa ini? Tugas apalagi yang belum tuntas? Tuhan, sungguh aku teramat lelah. Aku butuh pelukan-Mu ‘tuk kurangi derasnya airmata. Berbicaralah Tuhan, jangan terus diam. Beri aku petunjuk atau apakah hatiku telah terlalu hitam hingga suara-Mu yang mengguntur sama sekali tak kudengar?! Atau sudah terlalu tulikah aku?
Tidakkah Engkau gubris air mataku yang terus mengucur di malam-malamku? Namun, terhadap manusia aku tetap tertawa, tersenyum seolah tak ada yang terluka. Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan begitu amat letih. Menunggu mati!”
Ya, kita bisa lelah terhadap orang lain. Kita capek terhadap diri sendiri yang terkadang bertindak bagai malaikat yang dipakai Tuhan menolong sesama dalam kesesakan. Harapan kita ingin mengalami perubahan menjadi lebih baik, tapi Tuhan terasa begitu jauh.
Saudaraku, jika berada dalam situasi melelahkan meski tak gampang untuk dijalani, tetaplah berharap kepada Tuhan Yesus. Nabi Yesaya menasihati, nantikanlah Tuhan supaya ada kekuatan dan hikmat sorgawi menyertai. Carilah rekan seiman untuk berdoa bersama. Nantikanlah Tuhan Yesus dengan cara berdoa di sepinya kamar dan besok hari Minggu, datanglah ke rumah-Nya. Hanya itu.. jika kau tak ingin cari anak-anak-Nya maka mengobrollah dengan hamba-Nya.
Salam Sabtu ceria, Sabtu menanti.
Refleksi Diri:
- Pernahkah Anda berada dalam kondisi sangat lelah sampai ingin menyerah? Apa yang Anda lakukan saat itu?
- Sudahkah Anda berdoa bersama rekan seiman kepada Yesus atau minimal mengobrol dengan hamba Tuhan di gereja Anda?