Bagikan artikel ini :

Tuhan Menuntut Perubahan

Hosea 1:1-11

Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal ...
- Hosea 1:2

Hubungan Allah dengan Israel sering kali disamakan dengan ikatan pernikahan (mis. Yes. 54:5; Yer. 3:14; bdk. Ef. 5:22-32). Tindakan Israel “membelakangi Tuhan” dengan menyembah dewa-dewa dianggap oleh Allah sebagai ketidaksetiaan atau perzinahan rohani. Hosea kemudian diperintahkan Tuhan menikahi perempuan sundal untuk menggambarkan bahwa umat Israel sebenarnya sama sekali tidak layak untuk dinikahi tetapi atas karunia Tuhan mereka mendapatkan status tersebut.

Gomer perempuan yang dinikahi Hosea kemudian melakukan perzinahan dan kebejatan jasmaniah (Hosea 3:1-4), kemungkinan sebagai pelacur di kuil Baal. Ini menggambarkan bagaimana umat yang sudah dikasihi Tuhan tetapi hidupnya sama sekali tidak ada perubahan. Mereka meninggalkan Tuhan bukan hanya dengan melakukan penyembahan palsu tetapi juga membangun norma kesusilaan yang semakin rendah, semakin picik dalam memandang uang dan kekuasaan sehingga semena-mena dalam menggunakannya, tanpa memikirkan dampak buruknya bagi orang lain. Tuhan menuntut perubahan.

Umat Tuhan memutuskan hubungan mereka dengan Tuhan dan menghancurkan struktur sosial yang adil dari hukum Tuhan, yang secara langsung mengarah pada korupsi dan menghancurkan ekonomi. Bahkan para imam atau pemimpin gerejawi memutuskan segala sesuatu tanpa meminta petunjuk Tuhan sehingga mereka menyebabkan umat mengalami kemerosotan di berbagai bidang, keluarga berantakan, dan terutama kerohanian kering.

Mungkinkah Tuhan dengan sengaja menempatkan orang-orang di tempat kerja Anda yang korup dan sulit? Sementara kita mungkin mencari pekerjaan yang nyaman dengan majikan yang bereputasi baik dalam profesi yang terhormat, padahal kita dapat mencapai jauh lebih banyak untuk kerajaan Allah dengan bekerja di tempat-tempat yang secara moral dikompromikan. Jika Anda membenci korupsi, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan perzinahan, dapatkah Anda berbuat lebih banyak untuk melawannya dan membuat perubahan?

Tidak ada jawaban yang mudah, tetapi panggilan Tuhan Yesus untuk membuat perbedaan di dunia lebih penting bagi Tuhan daripada menjaga tangan kita tetap bersih. Seperti yang dikatakan Dietrich Bonhoeffer di tengah-tengah kendali Nazi atas Jerman, “Pertanyaan pamungkas yang harus ditanyakan oleh orang yang bertanggung jawab, bukanlah bagaimana melepaskan dirinya secara heroik dari kejahatan di sekitar, tetapi bagaimana generasi mendatang akan hidup lebih baik dari hari ini.” Mulailah perubahan dari diri sendiri.

Salam perubahan hidup.

Refleksi diri:

  • Sebagai umat Tuhan yang telah mendapatkan kasih karunia keselamatan, apakah Anda sudah berubah dan melakukan perubahan sesuai yang Yesus inginkan?
  • Apa perubahan yang bisa Anda lakukan di tengah lingkungan yang mungkin moralnya sudah rusak?