Bagikan artikel ini :

Tuhan Yang Tak Pernah Gagal

Yehezkiel 12:21-28

Oleh karena itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak satu pun dari firman-Ku akan ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
- Yehezkiel 12:28.

Fenomena orang nyinyir bukanlah sesuatu yang langka dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menemukan orang nyinyir terhadap publik figur di media sosial atau mereka yang mengajak kita nyinyir terhadap rekan kita. Ini bukanlah perilaku yang baik, terlebih jika nyinyirannya didengar oleh orang yang dimaksud secara langsung. Orang Israel tampaknya juga nyinyir terhadap Tuhan! Perilaku ini tidak Tuhan sukai dan menjadi berita utama dari nubuatan Nabi Yehezkiel terhadap orang Israel yang berada dalam pembuangan.

Bangsa Israel merendahkan peringatan yang diberikan Tuhan melalui Yehezkiel. Mereka nyinyir terhadap nubuatan penghakiman yang belum terjadi (ay. 22). Yehezkiel memang mengatakan bahwa berbagai nubuatan penghakiman atas Israel dan penggenapannya baru akan terjadi beberapa tahun kemudian. Namun, sindiran orang Israel menunjukkan hati yang sudah tidak hormat kepada Tuhan dan nabi-Nya. Sikap nyinyir membuka jalan kepada masuknya nubuatan dan penglihatan palsu di tengah mereka (ay. 24; bdk. Rat. 2:14).

Allah adalah Tuhan yang setia dan setiap firman-Nya akan terjadi. Kebenaran ini hendak Dia sampaikan kepada orang Israel yang sudah begitu merendahkan Tuhan dengan mengingatkan kembali perjanjian-Nya dengan mereka (ay. 25, 28). Penghakiman atas Israel benar terjadi pada masa kehidupan mereka yang menyindir Tuhan. Meskipun tidak terjadi secara langsung, tetapi tetap terjadi. Sembilan tahun lamanya nubuatan tersebut terjadi, terlihat dari masa Yehezkiel yang termasuk rombongan pertama orang buangan di zaman raja Yoyakhin, sampai pada masa rombongan orang Israel yang tersisa di Yerusalem sembilan
tahun setelahnya (lih. 2Raj. 25:1-2). Tuhan membuktikan kesetiaan-Nya dan tidak akan ada firman-Nya yang gagal.

Sikap merendahkan Tuhan yang orang Israel lakukan memiliki berbagai wujud di dunia yang kita hidupi sekarang. Merendahkan Tuhan adalah salah satu sumber dosa serta masalah dalam kehidupan kita. Seorang suami bisa tidak menghormati Tuhan dengan menghidupi perannya secara sembarangan di keluarga sehingga menimbulkan masalah bagi istri dan anak-anaknya. Atau seorang pekerja tidak menghormati Tuhan dengan mempermainkan integritasnya sehingga muncul masalah bagi diri dan tempat kerjanya. Mari belajar menghormati Tuhan dengan hidup seturut dengan firman-Nya.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah menghormati Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
  • Apa wujud sikap hidup yang menghormati Tuhan dalam keseharian Anda di keluarga atau pekerjaan?