Bagikan artikel ini :

Tujuh nilai sorgawi: adil

Amos 5:21-27

"Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."
Amos 5:24

Seorang hakim diharapkan memutus perkara dengan adil. Adil artinya tidak berat sebelah atau tidak memihak. Contoh keadilan (dan hikmat) dalam Alkitab yang sangat terkenal adalah kisah Raja Salomo memutus perkara dua perempuan yang memperebutkan bayi (1Raj. 3:16-28).

Nabi Amos mempersoalkan kemunafikan bangsa Israel. Mereka mengadakan perayaan agama yang meriah. Bangsa Israel juga mempersembahkan korban bakaran, korban sajian, dan korban keselamatan yang terbaik. Namun dalam kehidupan sehari-hari, mereka menindas yang lemah, memeras orang yang tidak berdaya. Para hakim menerima suap dan menyingkirkan orang miskin yang mencari keadilan (Am. 5:1-13). Jadi secara lahiriah mereka tampak saleh tetapi hati mereka penuh kebusukan. Allah membenci kehidupan seperti itu. Nabi Amos menyerukan mereka untuk mengutamakan keadilan sebagai hakikat ibadah yang sejati.

Seringkali orang Kristen menganggap keadilan sebagai konsep yang jauh dan tidak relevan. Keadilan dianggap wilayah penguasa, pemerintah atau penegak hukum. Sesungguhnya tidaklah demikian. Dalam keseharian pun kita bersentuhan dengan keadilan. Berlaku adil adalah manifestasi seorang beriman yang sudah menerima dan menghidupi kebenaran Allah.

Allah mengharapkan setiap orang Kristen berlaku adil. Keadilan itu harus ditunjukkan dalam segala segi kehidupan. Pertama, dalam keluarga.
Bagaimana kita memperlakukan orangtua, pasangan, anak kita? Apakah kita menyatakan kasih yang tulus dan tanpa pembedaan kepada mereka? Kedua, dalam dunia kerja. Sebagai pemilik usaha, bagaimana kita memperlakukan para pekerja kita? Apakah kita memperlakukan mereka dengan manusiawi ?Apakah kita menggaji mereka sepadan dengan jerih lelah mereka? Sebagai pekerja, apakah kita sudah menunjukkan kesungguhan dan kesetiaan dalam bekerja? Ketiga, dalam kehidupan bermasyarakat. Apakah kontribusi kita sebagai warga negara dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat?
Apakah kita menjadi silent majority yang tidak peduli pada keadaan bangsa dan negara? Keempat, dalam kehidupan bergereja, apakah kita menjadi jemaat yang turut ambil bagian dalam pembangunan tubuh Kristus? Atau kita hanya menjadi pengunjung gereja setiap minggu? Berlakulah adil karena itu merupakan cerminan iman kita.

UNTUK BERSIKAP ADIL ANDA PERLU HIKMAT. UNTUK BISA BERHIKMAT ANDA PERLU YESUS.