Bagikan artikel ini :

Tujuh Perkataan Salib (4)

Markus 15:33-41

"Eloi, Eloi, lama sabakhtani." Markus 15:34

Perkataan keempat Yesus di atas kayu salib adalah puncak dari penderitaan yang dialami-Nya. Darah segar mengalir dari tangan dan kakinya, daging-Nya terkoyak paku dan bekas cambukan. Yesus mengalami kesakitan yang luar biasa. Siang hari hingga jam tiga sore, langit di bukit Golgota berubah menjadi sangat gelap, melambangkan betapa pekatnya dosa manusia yang mendatangkan hukuman Allah.

Di tengah situasi demikian terucap satu kalimat paling menyengsarakan selama hidup-Nya. “Eloi, Eloi, lama sabakhtani” atau “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Di atas kayu salib, Yesus mengantikan posisi manusia yang seharusnya dihukum Allah. Dia yang tidak berdosa dibuat menjadi berdosa (2Kor. 5:21). Allah yang Kudus menolak Yesus karena menanggung dosa manusia. Ini sangat menyakitkan batin Yesus karena Dia ada di dalam kekekalan, selalu bersama-sama dengan Allah Bapa. Namun karena kasih-Nya, Yesus rela dipisahkan persekutuan-Nya dengan Allah, demi menebus dosa manusia yang percaya kepada-Nya.

Seorang pemuda meresponi panggilan Tuhan untuk menjadi hamba-Nya secara penuh waktu. Ia lalu masuk seminari dan memberikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Namun, ia mendapati pergumulan datang silih berganti seakan tiada henti sehingga kehilangan fokus dalam belajar. Ia bertanya di dalam hati, mengapa setelah ikut Yesus sungguh-sungguh, kok ia malah menghadapi pergumulan yang sedemikian hebat? Suatu kali ia membagikan pergumulannya dengan seorang pendeta. Pendeta itu mengatakan satu kalimat, kira-kira demikian bunyinya, “Penderitaan yang kamu alami saat ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan Tuhan Yesus di atas salib.”
Akhirnya, ia disadarkan bahwa pergumulan (penderitaan) yang dihadapinya belum seberapa dibandingkan penderitaan Yesus. Ini adalah bagian dari proses mengikut Yesus, memikul salib-Nya dan menyangkal diri.

Sebagai pengikut Yesus, saat ini Anda mungkin sedang mengalami pergumulan demi pergumulan, seakan persoalan tiada hentinya. Janganlah meng-anggap diri Anda sebagai orang yang paling menderita, tapi ingatlah akan kasih Yesus di atas kayu salib menebus dosa-dosa Anda. Dia rela benar-benar menderita agar Anda jadi umat kepunyaan-Nya, dan Dia menjadi Allah Anda. Berterima kasihlah kepada Yesus.

PENDERITAAN ANDA BELUM SEBANDING DENGAN PENDERITAAN YANG DIALAMI YESUS DI ATAS KAYU SALIB.