Bagikan artikel ini :

Turkish Delight

Yohanes 21:15-19

“Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: ”Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
- Yohanes 21:15b

Dalam seri buku Narnia, berjudul The Lion, the Witch and the Wardrobe, karangan C. S. Lewis, dikisahkan salah satu karakter bernama Edmund berhasil dibujuk oleh penyihir untuk mengkhianati ketiga saudaranya. Caranya sederhana, penyihir mengetahui kelemahan Edmund, yaitu kesukaannya yang sangat terhadap permen Turkish Delight. Penyihir menjanjikan Edmund bisa memakan Turkish Delight sesuka hatinya asalkan ia mau mengikuti keinginannya untuk mengkhianati saudara-saudaranya.

Seperti Edmund, kita juga seringkali gagal untuk mengasihi Tuhan. Kita acapkali lebih mengikuti keinginan daging dan mengasihi kesenangan diri daripada Tuhan. Kita terlena dengan kesenangan duniawi, yang membuat kasih kita kepada Tuhan semakin luntur hari demi hari. Tanpa disadari, kita akhirnya telah mengkhianati Tuhan demi kesenangan diri.

Rasul Petrus memiliki kisah yang sama. Demi menyelamatkan diri dari amukan orang-orang Yahudi, Petrus menyangkal Tuhan. Petrus gagal untuk mengasihi Tuhan Yesus di saat ia seharusnya sungguh-sungguh mengasihi-Nya. Namun, Tuhan Yesus tidak membiarkan Petrus tenggelam dalam kegagalan dan keterpurukannya. Setelah bangkit dari kematian, Yesus secara pribadi menampakkan diri kepada Petrus dan memberi kesempatan baginya untuk memperbarui komitmen kasihnya kepada Tuhan. Pertanyaan Tuhan Yesus tentang apakah Petrus mengasihi-Nya, terkait dengan penyangkalan Petrus. Tuhan mengulang pertanyaan “Apakah engkau mengasihi Aku?” sampai tiga kali untuk memberi kesempatan kepada Petrus menebus penyangkalannya yang juga sebanyak tiga kali dengan respons kasih kepada Tuhan.

Jika Tuhan bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” apa yang akan menjadi jawaban kita? Apakah kita dapat dengan lantang menjawab, “Sungguh aku mengasihi-Mu, Tuhan”? Apakah kita rela mengorbankan segala kesenangan diri kita demi Tuhan? Seandainya pertanyaan ini belum bisa kita jawab sekarang, Tuhan tetap memberi kita kesempatan untuk memperbaiki kegagalan kita untuk mengasihi-Nya. Seperti Petrus, Tuhan Yesus akan memampukan kita untuk mengasihi-Nya lebih daripada sebelumnya. Tuhan akan menolong kita untuk mengerti seperti apa seharusnya kita mengasihi-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apakah ada kesenangan-kesenangan tertentu yang membuat Anda gagal untuk mengasihi Tuhan?
  • Apa komitmen yang ingin Anda ambil agar dapat lebih lagi mengasihi Tuhan Yesus?