Bagikan artikel ini :

Ucapan Bahagia (6) ‒ Hati yang Suci

Matius 5:1-12

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Matius 5:8

Ucapan bahagia keenam dari Yesus adalah mengenai kesucian hati. Ucapan ini menyinggung kehidupan orang-orang di dunia ini yang lebih mementingkan penampilan luar tetapi mengabaikan apa yang ada di dalam. Penampilan luar mereka dipoles dengan kepura-puraan. Nampak baik dan bernilai positif, tetapi di dalamnya sebetulnya busuk.

Suci (katharos) dapat diartikan murni atau bersih. Hati yang suci adalah hati yang murni. Tidak ada kepalsuan dan kemunafikan, memancarkan ketulusan dari dalam hati. Apa yang terpancar dari dalam akan terpancar ke luar.
Orang-orang seperti ini dikatakan akan mendapat kebahagiaan karena akan melihat Allah. Mereka akan mengalami sorga di bumi. Sekalipun fisiknya di bumi tapi dapat melihat Allah di Sorga bertakhta di dalam imannya.

Keempat Kitab Injil memberikan banyak contoh kisah kemunafikan manusia. Yesus banyak mengkritik kehidupan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Bagi mereka, kesucian berkutat pada persoalan bagaimana memenuhi begitu banyak peraturan. Seperti peraturan Sabat, makan makanan najis, larangan makan bersama orang-orang najis, yaitu orang non Yahudi, dan berbagai peraturan lainnya. Mereka terjebak ke dalam legalisme, kesucian tampak dari penampilan. Peraturan yang diterapkan mereka begitu baku dan memberi beban yang berat kepada orang lain. Ironisnya, mereka sendiri tidak bisa melakukannya. Mereka tidak mengerti kesucian itu berawal dari dalam hati yang suci. Usaha untuk menampilkan kesucian dari luar akan membuat mereka lelah sendiri. Yesus berkata bahwa mereka bekerja terlalu keras untuk membersihkan “sebelah luarnya”, padahal “sebelah dalamnya” penuh dengan kotoran (bdk. Mat. 23:27).

Betapa banyak dari kita yang mungkin bersikap mirip seperti para ahli Taurat atau orang Farisi yang sangat menjaga penampilan saja. Marilah kita peka terhadap ajaran firman Tuhan hari ini, yang mengarahkan kita agar tetap menjaga hati tetap suci di hadapan Tuhan Yesus. Di dalam hati yang suci, kita akan memancarkan penampilan luar tanpa kemunafikan. Inilah yang dikehendaki Yesus. Sadarlah bahwa saat kita melakukannya, Tuhan Yesus akan dipermuliakan melalui hidup kita.

HATI YANG SUCI MENGUTAMAKAN KETULUSAN DI DALAM HATI TIDAK ADA KEMUNAFIKAN YANG MEMENTINGKAN PENAMPILAN LUAR SAJA.