Bagikan artikel ini :

Yang Penting Manfaatnya?

1 Samuel 13:1-14

maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.”
- 1 Samuel 13:12

Saya yakin Anda pasti kenal Robin Hood. Robin Hood dianggap maling yang baik bahkan pahlawan karena berjuang melawan kaum bangsawan yang menindas rakyat. Pola pikir Robin Hood sederhana saja, yaitu apa yang benar harus bermanfaat nyata. Inilah yang disebut pragmatisme. Pragmatisme menganggap bahwa kebenaran bukan hanya di pikiran dan ucapan, tetapi dapat diwujudkan dan mendatangkan manfaat yang nyata atau langsung dirasakan. Seorang pragmatis akan menangani masalah dengan berfokus pada pendekatan dan solusi praktis. Bagi Robin Hood, mencuri dari orang kaya dan membagikannya kepada orang miskin adalah solusi praktis atas persoalan ketidakadilan. Dia tidak mau ambil pusing apakah itu benar secara moral atau tidak.

Raja Saul adalah seorang pragmatis. Saat itu, ia memang menghadapi situasi kritis. Tentaranya terkepung dan ketakutan. Nabi Samuel yang berjanji menemuinya tak datang-datang juga setelah ditunggu selama tujuh hari. Cukup lama. Ia harus mengambil keputusan sebelum keadaan semakin gawat. Ia tahu solusinya, yaitu memberi korban persembahan kepada Tuhan dengan maksud meminta perlindungan dan penyertaan Tuhan dalam peperangan tersebut. Niat yang baik, bukan? Lagipula, persembahannya diberikan kepada Tuhan Allah, bukan kepada berhala. Dari segi pragmatisme, tidak ada yang salah.

Tanggapan Samuel singkat dan jelas, seolah ia berkata, “Engkau bodoh dan tidak taat, Saul!” Ketaatan adalah prinsip dasar dalam hubungan dengan Tuhan yang tidak bisa diubah. Jawaban Saul tidak menunjukkan kerendahan hati. Tertulis “sebab itu aku memberanikan diri…” Dalam terjemahan bahasa Inggris NIV menggunakan kalimat: So I felt compelled (aku merasa wajib atau mewajibkan diri). Saul merasa dirinya wajib memberi korban persembahan. Dengan kata lain, Saul berpikir bahwa ia juga bisa berperan menggantikan Samuel dalam keadaan darurat. Siapa yang mewajibkannya? Siapa yang memberinya hak tersebut?

Atas alasan keuntungan dan manfaat praktis, orang bisa menjadi pragmatis dan melakukan apa saja. Dengan mudah mereka mengatakan, “Udah, jangan terlalu idealis. Kita masih hidup di bumi. Realistislah!” Apakah alasan manfaat bisa mengesahkan segala cara sehingga yang salah pun dibenarkan?

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda setuju atau tidak dengan perbuatan Robin Hood? Mengapa?
  • Apa yang seharusnya menjadi pedoman orang Kristen dalam menilai suatu perbuatan?