Bagikan artikel ini :

Yang Terenak, Terbaik, Ter....

Wahyu 21:1-5

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
- Wahyu 21:1

Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dunia berubah. Dunia yang tadinya indah, baik, bahkan sempurna, menjadi rusak. Bencana alam, sakit-penyakit, permusuhan menjadi bagian dari keseharian kehidupan manusia. Semakin peradaban manusia berkembang, dunia justru semakin rusak. Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa dunia ini jauh dari sempurna.

Jika Anda ingin menjadikan sesuatu sebagai tujuan atau target, pasti hal itu adalah sesuatu yang terbaik yang Anda bayangkan. Misalnya, jika Anda ingin makan bakmi paling enak sedunia, tentulah bukan mie instan yang Anda beli di minimarket. Namun, jika Anda ingin kehidupan yang terbaik, apakah dunia ini dan segala isinya adalah yang terbaik sehingga layak menjadi tujuan dari segala jerih-lelah Anda? Kita pasti akan menyadari bahwa dunia ini jauh dari sempurna maka jangan menjadikannya sebagai tujuan hidup kita. Kita pasti akan kecewa karena ternyata hasil yang kita capai tidak sesuai dengan harapan dan jerih lelah kita. Kalau begitu bagaimana kita harus bersikap dalam kehidupan ini? Nikmati dan syukuri kehidupan ini. Sama seperti Anda bisa nikmati mie instan di pagi yang dingin. Bukan mie paling enak tetapi Anda bersyukur masih bisa makan. Sambil makan, Anda berharap suatu hari bisa menikmati mie terenak di dunia yang ada dalam bayangan Anda. Demikian juga dengan keadaan kita sekarang ini. Dunia yang kita tempati sekarang bukan yang terbaik tetapi kita bisa menikmati dan mensyukurinya sambil mengingat bahwa dunia yang terbaik itu adalah yang akan Tuhan sediakan nanti bagi setiap orang yang berharap kepada-Nya (Why 21:1-5).

Mari saudaraku, janganlah menjadikan dunia ini target atau tujuan kehidupan Anda. Jangan menghabiskan seluruh energi kehidupan Anda demi dan untuk tujuan yang fana. Apa yang ditawarkan dunia ini tidak ada yang sempurna dan bersifat tidak kekal. Sisihkan energi Anda untuk melakukan perkara-perkara yang mulia dan kekal. Mari pakai waktu yang ada untuk menikmati berkat dan kasih karunia yang Tuhan Yesus sudah berikan.

Refleksi diri:

  • Apa tujuan/target hidup yang ingin Anda capai saat ini? Apakah itu sesuatu yang berasal dari dunia atau dari Bapa di Sorga?
  • Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengisi hari-hari dengan perkara yang mulia dan kekal?