Bagikan artikel ini :

Yowes Rapopo

Amos 9:1-6

Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
- Mazmur 51:19

Anda mungkin sudah bosan. Kok setiap hari bacaannya tentang penghukuman terus? Mana anugerahnya? Kan jargon Reformed “Grace Alone” (Hanya Anugerah)? Tunggu sebentar. Sejak kapan penghukuman harus dipertentangkan dengan anugerah? Ketika Tuhan menghukum berat umat-Nya, Tuhan ingin mereka kembali kepada-Nya. Tidakkah ini anugerah? Sementara di masa kini kita sering mendengar perkataan, “Jangan bertobat/menjadi orang percaya/ikut Tuhan/taat karena takut dihukum! Perbuatan kita harus didasari kasih,” Tuhan di bagian ini seolah mengatakan, “Aku tahu kamu baru bisa bertobat kalau kamu dihajar dulu. Aku tahu kamu harus dibuat jera dulu baru bisa bertobat.

Yowes rapopo (ya sudahlah, tidak apa-apa), asal kamu kembali.” Oleh karena itulah, sesudah kengerian hukuman diberitakan, bagian ini ditutup dengan Amos kembali memperkenalkan Tuhan (ay. 5-6). Melalui perantaraan nabi-Nya, Tuhan mengingatkan orang Israel kembali pada saat mereka dibebaskan dari Mesir dengan kedahsyatan dan kekuatan-Nya. Di balik hukuman yang kelihatan kejam, Tuhan ingin Israel berbalik kepada-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tahu orang Israel tidak bisa bertobat dengan alasan kasih. Di dalam level kerohanian mereka, mereka hanya bisa bertobat karena jera dan takut dihukum. Yowes rapopo.

Sepertinya justru Tuhan yang bersedia menerima umat bobrok seperti ini jauh lebih penuh anugerah daripada mereka yang mengatakan bahwa Tuhan hanya mau menerima ketaatan berlandaskan kasih.

Tentu saja, seiring perjalanan iman, Tuhan menghendaki motivasi kita bertumbuh dari takut hukuman menjadi kasih. Namun, kalaupun seseorang hanya sanggup mempersembahkan hati yang hancur dan datang hanya karena ingin memohon pertolongan Tuhan di tengah musibah yang dialaminya, bukan karena kasih, siapa kita berhak menghakimi orang tersebut, lebih-lebih main tuhan-tuhanan kepadanya? Inilah Tuhan kita. Tuhan yang meskipun menghukum, selalu ada anugerah di baliknya. Dan Tuhan tahu banyak orang hanya bisa jera dan bertobat kalau sudah dihukum. Yowes rapopo. Ini pun anugerah. Syukurilah bahwa kita memiliki Tuhan yang penuh kasih dan sabar, yang bahkan rela memberikan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, sebagai anugerah bagi siapa pun yang ingin datang menyesali dosa-dosanya.

Refleksi diri:

  • Bagaimana selama ini kita memandang hal-hal buruk yang terjadi, baik pada kita maupun orang lain?
  • Apakah hal-hal buruk, khususnya hukuman, berarti Tuhan tidak memberikan anugerah-Nya?