Bagikan artikel ini :

A Mother's Beautiful Life (Kehidupan Indah Seorang Ibu)

Amsal 31:1-9

EKSPRESI PRIBADI

“The father is the head of the home; the mother is the heart of the home; the children are the reward, the joy and the life of the home.” Adalah sebuah kutipan dari sebuah film ber’tema’kan keluarga based on true story berjudul “Faith Likes Potatoes.” Menarik sekali ketika kita menyorot peran Jill, sebagai seorang istri dan ibu yang telah menjadi “the heart” bagi keluarganya. Keindahan dari kehidupannya yang diungkapkan melalui sikapnya yang teguh, sabar dan handal telah memberikan dampak yang lembut dan skaligus kuat bagi keluarganya. Ketika suaminya frustasi karena persoalan yang dihadapinya, ia hadir memberikan penghiburan dan dukungan baginya agar menaruh harap kepada Tuhan.

Kecantikan yang sesungguhnya dari seorang ibu tampak dari keindahan dari kehidupannya! Bukan sekadar soal polesan “make up” lahiriah. Tapi kualitas batiniah yang terpancar dari kehidupannya yang berdampak dan menjadi inspirasi bagi keluarganya. Berikan beberapa contoh lain, sebagai ungkapan kehidupan yang indah dan inspiratif dari seorang ibu! Bagikan dalam CG Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Amsal 31 ditulis oleh seorang raja yang bernama Lemuel. Identitas Lemuel adalah misteri. Sebab tidak ada keterangan lengkap, siapakah sosok bernama raja Lemuel yang dimaksudkan disini. Namanya disebutkan hanya dua kali dalam Alkitab. Dan kedua kali itu ada di dalam kitab Amsal pasal 31. Tidak sedikit yang mempercayai bahwa dia adalah Salomo. Tetapi siapapun dia, melalui bagian ini, sang penulis sedang memuji pengaruh ibunya dalam hidupnya. Ia tidak bisa melupakan apa yang diajarkan oleh ibunya yang mendidik dirinya bagaimana hidup sebagai seorang raja yang bijaksana (ay. 1).

Setidaknya ada beberapa hal penting dalam nasihat yang diajarkan seorang ibu yang saleh dan berhikmat kepada anaknya sebagaimana yang diperlihatkan dalam untaian ke-9 ayat dari bagian ini:

Pertama, nasihat disampaikan bermotifkan kasih dan komitmen. Dalam ayat yang ke-2, dengan menggunakan gaya bahasa paralelisme tangga, sang ibu tiga kali menyebut “anakku” dengan penambahan penekanan yang berbeda (kandungku, nazarku) yang tidak lain sedang menegaskan adanya sebuah hubungan yang dekat di antara mereka. Maka jelas bahwa motif ia memberikan nasihat, dilatarbelakangi oleh adanya kasih sayang yang tulus. Ia rindu anaknya memiliki kehidupan yang terbaik dan tidak salah dalam melangkah. Itulah denyut hatinya, yang diungkapkan dalam setiap nasihat yang diajarkan dengan penuh keseriusan dan komitmen.

Kedua, nasihat berupa peringatan akan bahaya yang menjatuhkan. Seorang ibu yang baik akan selalu mewaspadai dan memperingatkan anak-anaknya akan godaan dan bahaya yang dapat menjatuhkan dan menghancurkan hidupnya dalamketidakkudusan. Sebagaimana yang ia tegaskan dalam nasihatnya yang bersifat praktis dan relevan di sepanjang ayat 3-5. Sebagai seorang pria dengan kedudukan strategis dan prestisius, tentunya sangat rentan jatuh ke dalam dosa favorit tertentu. Seperti yang disebutkan disini, yaitu dosa seksual dan gagal dalam mengendalikan diri. Maka, tanpa ragu ia mengingatkan dan memperingati anaknya agar jangan sampai dijerat olehnya dengan berkata, “Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan…” (ay, 3). “Tidaklah pantas bagi raja meminum anggur… jangan sampai karena minum…” (ay. 4-5). Kata “jangan” disini menyiratkan adanya penegasan agar tidak bersikap kompromi sedikitpun terhadap celah godaan tersebut. Sebab jika tidak, resikonya akan fatal (bdk Ams 5:22-23; Yak 1:15-16). Dengan kata lain, hidup dalam kemurnian menjadi sorotan perhatian dari seorang ibu yang saleh untuk kehidupan anaknya.

Ketiga, nasihat untuk hidup mencerminkan denyut hati Allah. Sang ibu menasihati anaknya, agar ia bijak dalam menggunakan kekuasaannya. Bukan untuk kepentingan dirinya sendiri ataupun memuaskan ambisinya pribadi. Tetapi memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya, khususnya melindungi dan membela hak mereka yang tertindas dan miskin. Seperti yang Tuhan perbuat. Ia menjunjung keadilan dan berkomitmen untuk melindungi mereka yang lemah dan tidak berdaya sebagai Hakim yang Adil (Mzm 9:5; 9; 50:6; 72). Seorang yang takut akan Tuhan, hidupnya pasti mencerminkan denyut hati-Tuhan, sarat belas kasihan kepada orang lain.

Seorang ibu yang saleh dan bijak akan berjuang, yang tentunya berkolaborasi dengan ayah, untuk mendidik anak-anaknya hidup takut akan Allah (Ams 1:8). Komitmen demikian tentu saja harus dibarengi dengan keteladanan hidupnya. Sehingga anggota keluarganya menyaksikan kehidupan yang indah dan inspiratif. Seorang pengkotbah terkenal, yang dipakai Tuhan secara luar biasa bernama D. L. Moody, pernah mengatakan perihal pengaruh ibunya terhadap kehidupannya, "Semua yang pernah saya capai dalam hidup, saya berutang kepada ibu saya." Ibu Moody sama seperti ibu lainnya yang tidak sempurna, tetapi ia berkomitmen untuk mendidik anaknya hidup melayani Tuhan. Selamat Hari Ibu 2020.[DA]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa yang terutama, yang harus diajarkan seorang ibu kepada anak-anaknya?

Penerapan

Tantangan apa saja yang menghambat seorang ibu dapat memiliki kehidupan yang indah dan inspiratif bagi keluarganya?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.