Bagikan artikel ini :

All Glory To God (Segala Kemuliaan Bagi Tuhan)

2 Korintus 10:12-17

EKSPRESI PRIBADI

Pernahkah Anda membayangkan jika sebuah pertandingan sepak bola tanpa ada perlengkapan gawangnya? Dua regu yang bertanding akan bermain tanpa tujuan yang jelas. Permainan sepak bola akan menjadi menarik jika kedua tim memiliki tujuan yakni memasukkan bola ke gawang lawan. Tanpa itu, maka pertandingan tidak akan menarik bahkan terarah. Jika hidup kita diibaratkan sebuah pertandingan, maka tentunya akan menjadi menarik bahkan terarah jika memiliki tujuan. Tetapi sebaliknya, jika hidup tanpa tujuan maka hidup kita akan terasa hambar dan tidak terarah. Jika demikian, apakah Anda pernah memikirkan tujuan hidup Anda secara berkala? Apakah tujuan hidup Anda sudah seturut dengan kehendak Tuhan?

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam bacaan ini, kita mendapati bahwa Rasul Paulus menyingkapkan 3 hal mendasar untuk diketahui oleh setiap orang percaya dalam menilai atau mengukur keberhasilan hidup – termasuk pelayanan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

  1. Seturut dengan apa yang Tuhan mau.

Paulus sudah ditempatkan oleh Tuhan untuk melayani secara khusus. Hal ini jelas di dalam catatan Kisah Para Rasul 22:21, ‘Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.’ Dalam konteks bacaan ini, Paulus juga menyatakan bahwa dia sudah ditempatkan juga oleh Tuhan untuk melayani orang-orang di Korintus.

Dalam kesadaran inilah Paulus kemudian mengatakan bahwa dia tidak ingin dan akan memegahkan diri atas pelayanan yang Tuhan tidak percayakan kepadanya. Perhatikan ayat 13-14: ‘Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga. Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.’ Kesadaran ini jugalah yang membuat Paulus sama sekali tidak memiliki niatan berkompetisi dengan orang lain dalam melayani Tuhan. Paulus sadar bahwa Tuhan akan mengukur pelayanannya berdasarkan apa yang sudah Tuhan percayakan kepadanya.

Dari hal ini kita menemukan bahwa Tuhan sesungguhnya memanggil setiap pribadi di dalam melayani seturut dengan batas-batas yang Tuhan telah berikan kepada pribadi tersebut. Oleh sebab itu, di dalam melayani kita tidak perlu saling berkompetisi, karena Tuhan tidak akan menuntut pertanggungjawaban kepada kita menurut apa yang dipercayakan kepada orang lain. Yang Tuhan kehendaki ialah kesetiaan di dalam apa yang dipercayakan. Paulus mengungkapkan hal ini dalam 1 Korintus 4:2 ‘Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.’

  1. Semata-mata hanya untuk kemuliaan Tuhan.

Paulus sadar bahwa tidak ada hal yang dapat dimegahkan atau dibanggakan dari keberhasilan sebuah pelayanan. Semua itu hanya karena anugerah Tuhan. Itulah sebabnya, Paulus mengatakan bahwa: ‘Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.’ (ay. 17).

Pemahaman ini tertuang jelas juga dalam kitab para nabi terutama kitab Yeremia 9:23-24 ‘Beginilah firman Tuhan: janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan.’

Sejatinya, bermegah di dalam Tuhan itu berarti bermegah di dalam Kristus. Mengapa? Karena sesungguhnya kasih setia dan keadilan Allah terlihat nyata di dalam pribadi Kristus. Seorang penafsir mengatakan: ‘Jesus Christ gave himself up for us all – that is God’s loving kindness. Jesus Christ satisfied the justice of God by paying the price for our sins – that is God’s justice.’

Dari hal ini, kita sadar bahwa ketika kita berada di luar Kristus maka sesungguhnya tujuan hidup kita semata-mata hanya untuk diri sendiri alias self-centered. Tetapi ketika kita sudah percaya dan menerima anugerah dari Allah melalui Kristus maka kita dimampukan untuk menghidupi tujuan yang dikehendaki oleh Allah yakni semata-mata hanya demi kemuliaan-Nya.

  1. Selalu siap untuk diuji oleh Tuhan pada akhirnya.

Paulus sadar bahwa mereka yang suka memuji diri sendiri atas keberhasilan dalam sesuatu tidak akan tahan dalam ujian. Mengapa demikian? Karena seringkali seseorang menaruh nilai diri mereka pada pencapaian dan pujian orang lain. Sayangnya, hal ini tidak akan selalu didapatkan. Itulah sebabnya, di dalam hidup ini termasuk melayani Tuhan kita harus mengingat bahwa yang terpenting ialah pujian dari Tuhan. Paulus menegaskan dalam ay. 18 bahwa ‘Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.’

Adapun, kedua hal sebelumnya yakni: mengetahui apa yang Tuhan kehendaki dan mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan ialah fondasi utama dari kesiapan kita di dalam menghadapi ujian akhir dari Tuhan. Jangan takut dalam menghadapi penilaian yang dari Tuhan jika kita sudah mengerjakan 2 hal di atas dengan setia. Juga kita tidak perlu kuatir dan takut dengan penilaian dari orang lain atas apa yang kita kerjakan, jika semua itu kita kerjakan di dalam koridor yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita dan tujuannya hanya bagi Tuhan.[NT]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa yang harus Anda lakukan agar dapat mengetahui apa yang Tuhan kehendaki untuk dikerjakan di dalam hidup ini? Lalu, bagaimana Anda dapat membedakan bahwa segala sesuatu yang Anda kerjakan itu untuk kemuliaan Tuhan atau semata-mata hanya untuk kesenangan dan kemuliaan diri?

Penerapan

Bagaimana cara Anda untuk mengelola hidup yang selalu berkenan dan berpusat pada Kristus sehingga orang lain dapat mengenal Kristus melalui hidup Anda?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.