Bagikan artikel ini :

Behold, Your King (Lihatlah, Rajamu)

Yohanes 12:12-19

EKSPRESI PRIBADI

Salah satu lagu karangan Graham Kendrick yang diciptakan pada tahun 1983, berjudul The Servant King memberikan edukasi yang sangat utuh dan solid tentang keberadaan siapa sesungguhnya pribadi Yesus yang telah turun ke dunia ini. Memang betul, Yesus adalah Raja mulia yang perlu dan layak disambut, “dielu-elukan” (bdk. Yoh. 12:13), disembah oleh umat manusia. Tetapi, di satu sisi, Yesus adalah The Servant King, Raja yang mau menghamba, “mengosongkan diriNya” – “kenosis” (bdk. Filipi 2:7) demi melayani umat manusia yang berdosa. [https://www.youtube.com/watch?v=C4FtZ9XzZag]

Dalam rangka merayakan Minggu Palem pada hari Minggu ini (Palm Sunday), kita diajak untuk kembali melihat siapa sesungguhnya Sang Raja yang telah datang itu (Behold, your King!) secara lebih utuh dan solid, dimana Yesus adalah The Servant King yang telah membawa kemenangan melalui memberikan Diri dan yang telah membawa kegenapan melalui menundukkan Diri.

Melalui Care Group ini, mari kita berdiskusi lebih jauh akan kedua makna dari “memberikan diri” dan “menundukan diri” yang telah dilakukan oleh Yesus sebagai The Servant King dan implikasinya dalam hidup pelayanan kita kepada-Nya.

EKSPLORASI FIRMAN

  1. The Servant King: Membawa KEMENANGAN melalui memberikan diri.
    Tatkala Yesus “sedang di tengah jalan menuju Yerusalem” (Yoh. 12:12b), sesungguhnya Yesus sedang memberikan diriNya “untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45). Perayaan minggu palem memang dirayakan 1 minggu sebelum perayaan paskah, dimana biasanya menggunakan daun-daun palem disertai dengan seruan “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yoh. 12:13). Ini adalah sebuah sambutan sorak kegirangan dan kesukaan karena menyambut kemenangan yang mereka harapkan akan terjadi melalui kedatangan Yesus Kristus sebagai Raja mereka. Hal ini benar, Tuhan Allah memang datang dan akan membawa kemenangan bagi umat manusia, tetapi bukan kemenangan secara territorial-lahiriah, tetapi secara spiritual-batiniah. Kemenangan yang bukan diperoleh melalui kekerasaan fisik, tetapi sebaliknya, melalui memberikan diri.
    Hal inilah yang tidak dapat dimengerti oleh dunia, bagaimana bisa “salib” yang adalah lambang hukuman yang begitu hina bagi dunia, berbalik menjadi titik kemenangan bagi orang percaya. Tapi itulah cara Allah, bukan cara dunia. Allah memakai cara-Nya, sebagaimana I Korintus 1:28 berkata, “dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.” Jadi, salib bukan lambang kebodohan, tetapi lambang kemenangan (baca: kekuatan Allah – I Kor. 1:18). Dan hal ini hanya dapat terjadi melalui The Servant King yang telah memberikan diri!
  2. The Servant King: Membawa KEGENAPAN melalui penundukan diri.
    Tatkala Yesus “sedang di tengah jalan menuju Yerusalem” (Yoh. 12:12b), sesungguhnya Yesus sedang menundukkan diri-Nya pada kehendak Bapa-Nya. “Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!” (Mat. 26:42). Apa yang telah dinubuatkan melalui para nabi di PL, dan terlebih lagi apa yang telah direncanakan Allah dalam kekekalan (the Great plan of salvation), akhirnya tergenapi melalui sikap penundukan diri The Servant King yang siap meminum “cawan” tersebut (baca: Jadilah KehendakMu, bukan kehendakku! Thy Will be done! – Mat. 26:42). Satu demi satu, kita melihat bagaimana semua kegenapan pun terjadi. Dimulai dari kegenapan tentang ketersediaan “seekor keledai muda” yang akan membawa Yesus masuk ke kota suci Yerusalem (Zak. 9:9) bahkan sampai puncak kegenapannya: mati disalibkan (Mzm. 22:15-18; Yes 53). Sikap penundukkan ini didasarkan pada semangat kerendahan hati Yesus yang rela mengosongkan diri-Nya (bahasa Yunani:kenosis”), dimana Ia rela “tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan…Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:6-8). Puji Tuhan, kegenapan akan rencana agung keselamatan bagi dunia akhirnya terjadi karena ada The Servant King yang rela menundukkan diri-Nya tanpa pamrih, total sampai mati.[CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Seberapa level / tingkat penyerahan diri dan penundukan diri Anda kepada Tuhan dalam hal melayaniNya? Diskusikan bagaimana caranya semakin ditingkatkan, to the next level.

Penerapan

Memasuki peringatan Jumat Agung dan Paskah, sejauh mana Anda menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat pada teladan diri The Servant King dalam hal “mengosongkan diri”?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.