Bagikan artikel ini :

Faith On Trial (Iman Yang Diuji)

Yakobus 1:1-8

EKSPRESI PRIBADI

Pepatah Chinese mengatakan, “Semua manusia ada kesusahan masing-masing”. Sesuatu yang berat dan menyusahkan hidupnya, bahkan memaksanya menitikkan air mata. Ya, hidup memang seperti itu. Ada yang susah hati karena kehilangan, kematian, relasi yang sakit, ekonomi terpuruk, penyakit menahun, dan lainnya. Sejak lahirnya, bayi manusia itu sudah mengawali hari dengan tangis. Alkitab berkata kesusahan hidup manusia, “Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram” (Pkh. 2:23; 5:17). Tidak sedikit, matinya tanpa arti. Ia hanya sekelebat “bayangan” dalam kontainer waktu ini (Pkh. 6:12), yang sebentar ada, lalu hilang.

Bukan kebetulan Anda dilahirkan dalam dunia ini. Prinsip Alkitab membukakan sejelas-jelasnya bahwa Allah berkarya, meski dalam hal yang menyakitkan sekalipun. Semua tokoh Alkitab pun mengalami hal yang sama dalam kepahitan hidup ini. Iman yang diuji dengan kesulitan dan tekanan. Tujuan dari semua ini adalah kemurnian iman. Adakah masih setia kepada Allah meski semua gelap dan menyakitkan? Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Daud, Elia, semua nabi yang berurai air mata (bnd. Ibr. 11), para rasul, dan bahkan jika dilanjutkan dengan orang kudus sepanjang sejarah kekristenan, maka kita menemukan jejak yang sama, yaitu Allah mengerjakan kemurnian dan kesetian iman.

EKSPLORASI FIRMAN

Yakobus pun memberikan prinsip yang sama kepada pembacanya yang mengalami konteks hidup yang sulit. Nilai yang diberikan adalah nilai Kerajaan Allah, memandang setiap kesulitan dari kacamata Allah dan akhirnya menghadirkan transformasi yang sempurna. Ada tiga prinsip ‘iman yang diuji’ yang disampaikan Yakobus di sini:

  1. Memandang penderitaan sebagai kebahagiaan (Yak. 1:2)
    Yakobus berbicara tentang mindset. Cara pandang. Banyak orang Kristen yang marah-marah waktu menderita. Sama sekali tidak ada bahagia sebagaimana yang dikatakan Yakobus di sini. Tentu saja orang Kristen bukan ‘psikopat’ yang cinta penderitaan. Yakobus sedang bicara tentang mindset Kristen atas penderitaan. Ini adalah sikap atau respons iman. Sebagaimana Yesus berkata, ‘Jangan takut’ (Mat. 24:27; dsb), demikian Yakobus berkata, ‘Anggap/consider/think sebagai joy’ saat menghadapi penderitaan. Tidak ada kegentaran, karena orang Kristen tahu apa yang sesungguhnya sedang dikerjakan Allah melalui penderitaan.
    Bahagia karena kedaulatan Allah atas penderitaan. Seperti kisah Paulus, menderita di penjara tetapi menulis surat Filipi, letter of joy. Paulus bahagia/joy karena menyadari Allah sedang bekerja melalui penderitaan/penjaranya. Demikian Yakobus mengerti prinsip ini dan membagikannya bagi pembacanya.
    Sebagaimana orang sekolah, ada ujian. Dan ujian itu tidak mudah. Dan di saat lulus, ia official naik kelas. Demikian juga kehidupan iman, Allah memandang hati: Murni dan setiakah iman itu? Bagaimana Anda tahu iman Anda murni dan setia? Iman Anda harus diuji, dengan penderitaan. Mengapa penderitaan? Karena penderitaan adalah alat efektif untuk menyingkap kesejatian iman. Dalam kurun waktu tertentu, dan takaran penderitaan yang disanggupi (1Kor. 10:13), Allah tidak pernah membiarkan orang Kristen berjalan sendiri. Ia menyertai dan hadir di sana. Di dalam waktuNya, segala sesuatu dibuatNya indah (Pengkhot. 3:11). Kedaulatan Allah atas penderitaan membuat Yakobus ‘menganggap kebahagiaan’ ujian iman itu.
  2. Ujian iman menghadirkan ketekunan/kesabaran (Yak, 1:3)
    Iman yang diuji akan menghasilkan ketekunan, KJV menggunakan istilah ‘patience’ atau kesabaran (atau dapat diterjemahkan juga steadfastness, constancy, endurance). Poin terakhir dari ‘Lima pokok Calvin’ adalah ‘perseverance of the Saints’ atau ketekunan orang-orang kudus. Penderitaan adalah salah satu instrument yang dipakai Allah untuk mendatangkan ketekunan. Ketekunan muncul karena iman ditekan. Salah satu bentuk ketekunan adalah ‘firm’ dalam iman (steadfastness), mantap, kokoh tak tergoyahkan, dan sabar. Dan sabar ini adalah salah satu buah Roh. Penderitaan yang Anda alami sedang mentransformasi Anda memiliki buah Roh (bnd. Gal. 5:22). Penderitaan yang Anda alami memaksa dalam diri Anda melahirkan yang sebelumnya tidak Anda sadari memilikinya secara nyata dalam perjalanan iman, yaitu buah Roh ketekunan/kesabaran. Ujian iman itu memunculkan ketekunan/kesabaran ke permukaan.
    Iman yang setia dan kokoh bukanlah produk sehari. Ini adalah hasil dari proses panjang tekanan/stressing of suffering bagi iman. Inilah transformasi yang Allah kerjakan dalam hidup Anda di saat Anda merasa menderita dan berurai air mata. Air mata Anda sedang memproses sesuatu yang besar dalam diri Anda. Tetaplah diam di sana dalam iman, dan nantikanlah waktu Tuhan. Ia akan bersegera, tidak terlambat. Nikmati proses iman itu.
  3. Ujian iman menjadikan Anda sempurna dalam iman (completeness) (Yak. 1:4)
    Inilah goal transformasi. Sesuatu yang sempurna dan tak kekurangan apapun. Dalam bahasa Yunaninya, ‘sempurna’ menggunakan kata ‘teleios’ yang berarti ‘finished, completeness, full grown.’ Tentu saja, hanya Allah yang sempurna. Tetapi teks ini mempunyai pengertian bahwa di mata Tuhan dan penilaianNya, Anda mencapai tujuan akhir transformasi iman. Anda sudah dewasa/mature. Done. Anda sudah selesai (finished). Anda akan mengalami titik di mana Tuhan memakai Anda maksimal untuk menjadi berkat bagi seluas mungkin orang karena pembentukan Allah atas iman Anda sudah melewati berbagai ujian yang berat. Lihatlah bagaimana Allah memakai Paulus, Petrus, Yakobus dan semua rasulNya menjadi berkat besar, karena mereka murni dan setia meski diterpa badai besar penderitaan. Mereka sudah komplit. Mereka officially done dalam iman. Penderitaan tidak lagi ditakuti mereka. Nyawa mereka pun diserahkan sebagai martir karena kemurnian iman itu. Karena itu, jangan sekali-kali kita menghina mereka yang sedang diproses Allah dalam penderitaan hari ini, karena kita tidak pernah tahu Allah sedang mempersiapkan mereka bagi pekerjaanNya yang besar di depan, jauh melampaui yg pernah kita kerjakan.

Adakah iman Anda murni? Adakah Anda setia? Selama nafas masih di dada, pergumulan ujian iman akan terus berlangsung, sampai akhirnya kesetiaan iman dinyatakan dalam kemurnian. Yakobus menjelaskan bahwa pentingnya ‘hikmat’ untuk memahami semua yang Allah sedang kerjakan dalam ujian iman itu (Yak. 1:5-8). Hikmat akan menenangkan Anda. Hikmat akan membuat pandangan clear dan langkah kuat. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan yang berlimpah bagi transformasi iman yang berlangsung melalui ujian iman.[RP]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapakah iman perlu diuji? Bukankah Allah sudah mengetahui takaran setiap orang percaya?

Penerapan

Bagaimanakah kuat menghadapi penderitaan yang datang bertubi-tubi?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.