Bagikan artikel ini :

God's passion for mission (hati Tuhan untuk misi)

Yunus 1:116

EKSPRESI PRIBADI

Ke mana saja ‘ku telah sedia, pimpinan Tuhan tak pernah bersalah
Tolong ‘ku, Tuhan memikul salib-Mu. Tuhan pimpinan-Mu sempurna
Dalam kota besar atau dalam rimba. Jiwa sama berharga di mata-Mu
Ke mana saja ‘ku telah sedia. ‘Ku mau cinta yang dicintai Hu.

Lagu gubahan Rev. Stephen Tong ini menyatakan ketaatan kepada pimpinan Tuhan untuk mengabarkan Injil di mana saja, kerinduan untuk mengasihi jiwa-jiwa seperti Tuhan mengasihi mereka.

EKSPLORASI FIRMAN

Kitab Yunus berbicara tentang hati Tuhan untuk jiwa-jiwa yang terhilang, dimulai dari pasal 1 dengan Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe, namun direspon dengan ketidaktaatan Yunus. Penolakan Yunus bukan tanpa sebab, Niniwe adalah ibu kota Asyur. Bangsa Asyur adalah musuh dari Israel, juga orang-orang Niniwe terkenal sebagai orang-orang yang kejam. Kekejaman mereka itu sudah sangat terkenal, mereka menikmati melakukan penyiksaan dan memamerkannya, nyawa manusia sangat tidak berharga buat mereka. Banyak hidup yang dipermainkan oleh mereka, seolah-olah mereka berkuasa atas hidup orang lain dan berhak melakukan apa pun. Mereka sangat bangga dengan kekuatannya dan sangat senang merendahkan musuh-musuhnya. Banyak penafsir mengatakan bahwa Yunus dikenal sebagai orang yang mempunyai nasionalisme yang tinggi, patriot sejati, maka panggilan ini bertentangan dengan keyakinan pribadinya untuk mengasihi musuh Israel yang sangat jahat dan kejam. Kalau menengok sedikit di pasal 4:2, maka kita tahu isi hati Yunus, bahwa dia sebenarnya menginginkan orang-orang Niniwe itu dihukum oleh Tuhan.

Allah mencari orang berdosa

Ayat yang pertama mengatakan alasan Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe “karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku” Tuhan tahu betapa jahatnya orang-orang Niniwe, tetapi mereka perlu mendengarkan firman Tuhan. Seperti yang Tuhan Yesus katakan “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mrk.2:17) Orang-orang yang dianggap tidak punya harapan bertobat, justru Tuhan mencari mereka dan memberi kesempatan untuk bertobat. Inisiatifnya selalu dari Allah sendiri, saat orang-orang Niniwe belum memikirkan tentang Allah, ketika mereka menikmati dosa-dosanya, Allah sudah mengasihi mereka. Bukan kita yang berhak untuk menentukan apakah seseorang itu layak atau tidak untuk mendengarkan Injil. Karena orang yang sudah percaya pun dikasihi Allah ketika ada dalam keadaan terburuk yaitu dalam kondisi berdosa (Bdk Rm 5:8). Hati Allah untuk menyelamatkan manusia yang berdosa selalu mendahului pertobatan seseorang.

Mengasihi seperti Allah mengasihi

Orang percaya tahu Allah mengasihi orang yang berdosa, karena setiap orang percaya pun adalah orang berdosa yang dikasihi oleh-Nya juga. Tetapi orang percaya kadang sulit menerima ketika Allah mengasihi orang yang sudah menyakiti dirinya. Maka selanjutnya, kita bisa melihat bagaimana Allah mau anak-anak-Nya mengasihi sebagaimana Dia mengasihi. Yunus kabur dari panggilan Tuhan itu, tetapi Tuhan tidak membiarkan Yunus, Tuhan tidak membatalkan panggilannya kepada Yunus dan memilih orang lain. Tuhan ‘mengejar’ Yunus supaya dia taat kepada panggilannya. Tuhan mengintervensi pelarian Yunus dengan menurunkan angin ribut ke laut, itu membuat kapal tidak berjalan lancar seperti yang diharapkan, pelarian Yunus tidak berjalan mulus. Dalam kapal ini seharusnya Yunus bisa belajar bagaimana Tuhan mau dia taat kepada Tuhan. Pertama, Yunus yang sedang tidur dibangunkan oleh seorang yang tidak mengenal Allah, dengan kalimat yang serupa dengan panggilannya “Bangunlah, berserulah…” (Bdk. ayat 1. Bangunlah, pergilah…). Kedua, Yunus diingatkan untuk berdoa oleh orang yang tidak mengenal Tuhan “Berserulah kepada Allahmu”. Tetapi semuanya tidak dilakukan oleh Yunus. Dari berbagai peristiwa yang terjadi di kapal itu, ada hal luar biasa yang berubah di sana. Tuhan menunjukkan kepada Yunus untuk bisa melihat orang-orang yang tidak mengenal Allah, yang sebelumnya berdoa kepada dewanya masing-masing, mereka semua sampai berdoa kepada Allah yang Yunus sembah (Yun.1:14), padahal Yunus sama sekali tidak berkhotbah kepada mereka. Maksudnya adalah banyak cara untuk Yunus membuat orang-orang Niniwe mengenal Dia dan bertobat, tetapi Tuhan mau Yunus belajar dengan sungguh mengasihi mereka.

Kisah badai di kapal ini berakhir dengan Yunus yang secara sukarela untuk dilemparkan ke dalam laut yang bergelora itu dan Tuhan mengirimkan ikan besar untuk menelan Yunus. Badai itu berhenti, orang-orang di dalam kapal menjadi sangat takut kepada Tuhan, mempersembahkan korban dan bernazar kepada-Nya. Kesulitan bagi Yunus adalah pergi kepada musuhnya, dia sangat enggan untuk pergi berkhotbah bagi orang-orang Niniwe, orang-orang yang dianggapnya tidak layak untuk menerima kasih Tuhan. Namun Yunus mungkin tidak menyadarinya, melalui peristiwa di kapal itu dia belajar berkorban untuk orang-orang yang bukan sebangsanya, orang-orang yang tidak mengenal Allah, para penyembah berhala, supaya mereka mengenal dan menyembah Allah.[RR]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapa Tuhan tetap mau memakai Yunus untuk memberitakan firman Tuhan kepada orang Niniwe, sekalipun Yunus kabur dari panggilannya?

Penerapan

Apakah Anda mau taat kepada panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil bahkan kepada orang yang sudah menyakiti Anda? Apa langkah konkrit yang akan Anda lakukan?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.