Bagikan artikel ini :

He Raised Me Up (Dia Mengangkatku)

Yohanes 9:35-39

EKSPRESI PRIBADI

Bagi orang yang memiliki mata yang dapat melihat, tidak mudah menyelami kondisi dan perasaan orang yang buta. Membaca biografi dari Helen Keller, betapa frustrasi keadaan dia yang buta dan tuli sejak usia belum menginjak 2 tahun. Hanya kegelapan dan kesunyian yang dia jalani setiap waktu. Tidak bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya membuat dia menjadi anak yang pemarah dan sering mengamuk karena tidak bisa mengerti. Orang tuanya setengah mati berusaha membesarkan dia dan tidak sanggup melakukan apa-apa. Sampai kemudian ada seorang guru muda yang datang ke dalam hidupnya, dengan sabar, tekun dan kasih menolongnya bisa membaca dan menulis. Dari situlah muncul seorang Helen Keller yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam Yohanes 9 terdapat seorang yang dikatakan sudah buta sejak lahir (ay.1). Jika kita melihat konteks dari kisah ini, tidak mudah menyelami keadaan dan perasaannya. Orang-orang yang menderita seperti itu umumnya akan bereaksi dengan dua hal saja. Yang pertama menghina dan menghukum diri sebagai penyebab dari penderitaan itu, merasa diri tidak berarti dan tidak berharga, hanya menjadi sampah masyarakat. Menjadi peminta-minta, itulah satu-satunya yang bisa dia kerjakan suka atau tidak suka. Tetapi yang kedua, seringkali orang seperti ini mencari kambing hitam, menuduh orang lain atau situasi yang menjadi penyebab datangnya kesulitan dan penderitaan yang dia alami. Di tengah dua reaksi yang ada, mungkin ditambah dengan hal yang ketiga, telinganya mendengar orang mempercakapkan dirinya, melihat dengan iba dan kasihan, atau dengan sinis mempertanyakan dosa diakah atau dosa orang tuanya yang menyebabkan dia buta sejak lahir? Dan inilah hal yang dirasakan dan dialami orang buta ini selama hidupnya.

Reaksi sama yang sering kita lakukan pada saat kita mengalami pergumulan berat. Kita seringkali dengan mudah menyerah kepada keadaan dan merasa tidak mampu, seakan kita berjuang sendiri. Seringkali juga kita menyalahkan keadaan, mencari kambing hitam, dan tidak jarang menyalahkan Tuhan sebagai penyebab segala keburukan yang sedang kita alami. Namun, jika kita perhatikan bersama, Tuhan kita adalah Allah yang sangat tahu pergumulan yang kita hadapi. Dia adalah Tuhan yang selalu punya cara untuk mengangkat kita dari setiap keterpurukan, pergumulan kita saat ini. Pertanyaannya, bagaimana respon kita? Apakah kita tetap terus merasa tidak mampu dan selalu mempersalahkan keadaan ataukah kita mau percaya bahwa Tuhan sanggup mengangkat dan memulihkan keadaan kita? Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah ini.

Pertama, Percaya walaupun kita belum melihat. Pada saat Tuhan Yesus menghampiri orang yang ini, Ia mencampur ludah dengan tanah dan mengoleskan ke mata dan meminta orang buta ini untuk membasuhnya ke Kolam Siloam (ay.6-7). Kita melihat respon dari orang buta tersebut adalah hanya percaya saja, tidak ada perdebatan atau penolakan dalam dirinya. Dan kesembuhan itu terjadi, sehingga orang buta sejak lahir dapat melihat. Bukankah seharusnya iman seperti demikian? Pada saat kita mengalami kesulitan atau pergumulan kita harus tetap percaya bahwa Dia akan menolong dan memulihkan kita walaupun kita belum melihat pemulihan tersebut. Dia adalah Allah yang melihat (ay. 1) dan mendengar (ay. 35). Mata yang melihat bukan saja kepada hal-hal yang besar dan agung, tetapi mata itu melihat burung pipit yang kecil, melihat bunga rumput yang sederhana, bahkan segala hal yang paling hina dan remeh di mata manusia, tidak pernah dipandang hina olehNya. Mata itu adalah mata yang penuh dengan belas kasihan, mata yang melihat kesulitan dan persoalan orang, mata yang memandang dengan simpati dan penuh empati turut merasakan. Yang harus kita lakukan adalah tetap percaya walaupun kita belum bisa melihat dengan mata kita apa yang sedang Dia kerjakan dalam setiap pergumulan kita.

Kedua, Tidak menyerah dan tetap kerjakan bagian kita. Pada saat orang buta ini mendapatkan pemulihan, banyak orang terus berupaya menjatuhkan dan menghakimi dia. Tetapi, orang buta tetap melakukan bagiannya, menceritakan keajaiban yang dia dapatkan dari Tuhan Yesus. Orang buta yang sudah dipulihkan ini menceritakan dengan penuh sukacita dan tanpa keraguan menceritakan tentang kuasa Kristus dalam kehidupan dia. Bahkan sampai akhirnya orang buta yang disebuhkan ini diusir keluar dari desanya, karena terus memberitakan kuasa Kristus. Betapa indah Yohanes 9:35 mencatat, setelah Yesus mendengar kabar itu, Ia mencarinya. Yesus tidak meninggalkan orang ini sendirian. Yesus hadiri di sisinya dan memberinya keyakinan. Hal inipun yang akan terjadi pada kita, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendiri, disaat semua masalah terasa sulit, Dia hadir memberikan kita kekuatan. Pada saat banyak orang merendahkan kita, Dia hadir mengangkat kita dan memulihkan keadaan kita.[SA]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apakah artinya percaya kepada Allah di tengah keadaan tidak ideal menerpa Anda?

Penerapan

Bagaimana Anda tetap melihat penyertaan dan pertolongan Tuhan di dalam keadaan yang berat?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.