Bagikan artikel ini :

In Weakness, God's Power Made Perfect (Dalam Kelemahan Kuasa Tuhan Sempurna)

2 Korintus 12:7-10

EKSPRESI PRIBADI

Argentina tersingkir lebih awal di Piala Dunia Rusia 2018. Kenyataan ini kembali mengangkat sebuah tanya: Ada apa dengan Lionel Messi? Lagi-lagi ia gagal menghantar negaranya berprestasi. Sebelumnya tiga kali berturut-turut – 2014, 2015, 2016 – ia hanya bisa membawa Argentina "hampir juara" alias runner-up. Padahal secara indvidual dan di tingkat klub, bisa dibilang ia sudah mencapai segalanya, bahkan hal-hal yang mustahil dicapai oleh pemain lain. Di tingkat negara ia benar-benar nihil. Tetapi mungkin memang itu salah satu cara Tuhan menyayangi Messi. Sebab kalau di semua area ia bisa berjaya dan sukses, jangan-jangan ia tidak lagi "berpijak di bumi". Bila demikian akan sangat rentan ia jatuh tersungkur. [Dikutip dari artikel - http://www.satuharapan.com/read-detail/read/duri-dalam-daging]

EKSPLORASI FIRMAN

Melalui perikop II Korintus 12:7-10, kita pun dapat melihat hal serupa terjadi atas hambaNya yang bernama rasul Paulus sehingga melaluinya kuasa Tuhan bekerja sempurna dan menjaganya agar ia tidak jatuh tersungkur. Hal apa yang membuat kuasa Tuhan bekerja secara sempurna atas diri Paulus?

  1. Adanya “duri dalam daging” (kelemahan diri)

Mengapa Paulus diberi Tuhan “duri dalam daging” dalam kehidupannya? Keberadaan “duri dalam daging” itu sendiri bukan suatu “kesalahan” ataupun suatu “kebetulan,” tapi suatu penentuan Ilahi atas diri Paulus agar dia tetap rendah hati. “Dan supaya aku jangan meninggikan diri…maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku” (I Kor 12:7a). Kuasa Tuhan tidak akan dapat bekerja secara sempurna atas diri orang yang sombong. Orang yang tinggi hati akan merasa dirinya sama seperti Allah, berpikir seperti Allah, bertindak seperti Allah. Bagaimana mungkin Allah berkenan memakai orang yang merasa dirinya hebat? Oleh karena itu, atas penentuan Ilahi, Paulus diberikan semacam suatu “duri dalam daging” (baca: kelemahan diri) supaya dia “jangan meninggikan diri” (I Kor 12:7b). Tatkala Paulus menyadari kelemahan dirinya, disitulah dia tidak merasa dirinya hebat. Dengan mengakui keterbatasan dirinya, dia menjadi tetap rendah hati, lebih siap bimbing dan dipakai oleh Tuhan seturut dengan rencana-Nya. Sebagaimana Mazmur 25:9 berkata, “Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan Ia mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati

  1. Adanya kasih karunia (anugerah Tuhan)

Walaupun Paulus “sudah tiga kali berseru kepada Tuhan” (I Kor 12:8) agar Tuhan mencabut “duri dalam daging” dari dirinya, tetapi Tuhan justru tidak mengabulkan permintaan Paulus. Sebaliknya, hal yang Tuhan lakukan adalah bukan ada sesuatu yang dicabut, tapi ada sesuatu yang ditambahkan. Apa yang ditambahkan Tuhan? Kasih karunia (anugerah Tuhan). Hal inilah yang membuat Paulus semakin nyata mengalami kuasa Tuhan mengisi seluruh dimensi kehidupannya apapun kondisinya “di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan” (I Kor 12:10). Hal inilah yang membuat Paulus tetap kuat melangkah walaupun di tengah kesukaran hidup. Sebagaimana dalam refrain lagu karangan Scott Wesley Brown yang berjudul “Grace alone” di tuliskan: Grace alone which God supplies. Strength unknown He will provide. Christ in us, our cornerstone. We will go forth in grace alone. (Terjemahan Indonesia: “Anug’rah, Dia berikan. Kekuatan, Dia sediakan. Kristus, Batu Penjuru. Dalam anug’rah, kita m’langkah”).[CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Ceritakan pengalaman pribadi Anda akan kuasa Tuhan yang bekerja sempurna melalui kelemahan diri Anda.

Penerapan

Sebutkan janji-janji Tuhan dalam Kitab Suci yang dapat Anda andalkan sebagai dasar kita tetap melangkah maju dalam anugerahNya?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.