Jika Terpaksa Binasa… (If I Perish, I Perish)
Ester 4:12-17
EKSPRESI PRIBADI
Pasti kita pernah atau sering mendengarkan, menyaksikan dan membaca berita-berita yang terjadi di negara kita; baik itu berita bencana alam, kriminal, isu-isu politik, hukum, dll. Bagaimana respon Anda pada saat Anda mendengarkan, menyaksikan dan membaca berita seperti demikian? Mungkin, Anda akan memberikan kritik dan penghakiman, tanpa melakukan tindakan apapun, kenapa seperti itu? Dengan alasan tidak mau ribet dan tidak mau mengambil resiko yang mungkin merugikan diri sendiri. Sehingga tidak heran ada meme untuk para penonton Indonesia yang mengatakan, “penonton Indonesia hanya jago memberi kritikan, tetapi tidak berani bertindak.” Apakah Anda juga seperti demikian?
EKSPLORASI FIRMAN
Seringkali di dalam kehidupan ini, kita menjumpai banyak sekali orang-orang yang melakukan hal yang tidak benar atau menyimpang. Namun, hal yang kita lakukan hanya seperti para penonton Indonesia. Tidak berani menegur, tidak berani bertindak, dan pura-pura tidak tahu. Padahal jelas, bahwa di dalam iman Kristen kita diajarkan untuk tidak hanya jago memberikan kritik, atau menjadi orang Kristen yang hanya menjadi penonton. Tetapi kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang berani dalam menghadapi tantangan, dan kesulitan apalagi ketika kita mendapatkan sesuatu yang memang tidak sesuai dengan kebenaran. Memang pasti ada resiko yang kita bisa terima ketika kita melakukan tindakan, tetapi disinilah Tuhan memanggil kita untuk berperan aktif untuk menyatakan kebenaran dimanapun kita saat ini di tempatkan.
Jika kita memperhatikan bersama kisah di dalam Kitab Ester, kita bisa melihat bagaimana seorang Ester di tengah kondisi sulit sekalipun, mampu untuk menentukan dan mengambil sikap, bahkan disaat nyawa yang menjadi ancamannya. Kita mengetahui bersama bahwa Ester adalah seorang Yahudi yang diizinkan Tuhan untuk menjadi seorang ratu di Persia. Dan dikisahkan pada saat itu ada seorang bernama Haman seorang dari Agag, mempunyai rencana untuk memusnahkan semua orang Yahudi yang ada di Persia. Haman bukanlah orang biasa tetapi orang yang cukup berpengaruh dan menjadi salah satu tangan kanan raja yang diberikan kekuasaan atas Kerajaan Persia (Pasal 3). Dan di pasal 4 kita bisa melihat, Mordekai yang adalah paman dari Ester tidak tinggal diam, Mordekai membuat strategi untuk menyelamatkan bangsa Israel dari rencana pemusnahan tersebut
Strategi yang dilakukan oleh Mordekai dan Ester adalah menghadap kepada raja dan memohon pembatalan pemusnahan yang terjadi. Resiko yang harus dihadapi adalah nyawa Ester sendiri. Ditengah pergumulan yang berat mempertaruhkan nyawa bangsanya, akhirnya Ester dengan keberanian dari Tuhan menghadap Raja Ahasyweros dan pada akhirnya Tuhan memakai Ester untuk menyelamatkan bangsa Yahudi. Apa yang membuat Ester berani menghadapi tantangan yang besar dalam hidupnya itu?
1. Mengerti Panggilan Tuhan dalam hidupnya
Pada saat Ester mengetahui kondisi tentang strategi pemusnahan bangsanya, dia sedih dan takut sehingga dia memilih untuk mengirimkan balasan kepada Mordekai. Ester menjelaskan kondisinya yang sulit juga sebagai seorang ratu, bahwa jika raja tidak berkenan bisa saja dia kehilangan nyawanya sebagaimana undang-undang yang berlaku (Est. 4:11). Perasaan cemas,
gelisah, kuatir dan takut dialami olehnya. Tetapi Ratu Ester mengerti benar panggilan Tuhan dalam hidupnya, bahwa Tuhan yang mengizinkan, dan membawa dirinya menduduki posisi sebagai ratu Persia ada maksud Ilahi. Sama halnya dengan kehidupan kita saat ini, ketika kita ada di posisi yang mungkin menyenangkan atau tidak menyenangkan kita harus percaya bahwa Tuhan yang memegang kendali hidup kita pasti memiliki maksud di dalam rencana-Nya sehingga kita tidak boleh mudah menyerah dan putus asa pada saat kita menghadapi berbagai macam pergumulan dan permasalahan.
Selain itu Ester yang mungkin penuh dengan rasa takut tidak memilih untuk diam atau lari dari masalah, namun dengan segala resiko yang ada dia berani untuk menghadapi permasalahan yang ada di hadapannya (“kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” ay. 16b)). Ini juga menjadi ingat-ingatan bagi setiap kita, bahwa kita pun belajar untuk berani menyelesaikan masalah bukan menjadi orang yang selalu lari dari permasalahan.
2. Berserah dan Mengandalkan Tuhan
Setelah dia memahami dan mengerti panggilan yang diberikan Tuhan sebagai ratu. Hal berikutnya yang dia lakukan adalah, meminta petunjuk pimpinan Tuhan. Ester meminta agar setiap orang Yahudi berpuasa dan berdoa kepada Tuhan. Penyerahan total kepada Tuhan ditunjukan oleh Ester, karena dia sadar bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi yang dia percaya bahwa Tuhan akan menjaga dia dan bertindak menolongnya dan seluruh bangsa Yahudi. Berpuasa dan berdoa merupakan salah satu sikap yang harus kita lakukan pada saat kita menghadapi berbagai macam ujian ataupun pencobaan. Karena dengan kita berdoa dan berpuasa ini menunjukkan sikap rendah hati kita kepada Tuhan dan memohon pimpan-Nya. Kita lihat bersama bahwa keajaiban-keajaiban dan pertolongan Tuhan nampak di dalam kitab Ester ini. Raja Ahasyweros yang berkenan mau mengulurkan tongkat emasnya, sehingga Ester luput dari hukuman mati, Haman yang berencana jahat untuk membunuh Mordekai, akhirnya mati di tiang gantungan yang dia dirikan sendiri untuk Mordekai, orang-orang Yahudi diluputkan dari pembantaian massal dan berakhir dengan sukacita, Mordekai diangkat menjadi tangan kanannya raja. Di tengah kondisi yang sulit yakinilah bahwa God still in control.[SA]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Bagaimana Anda meyakini bahwa keadaan, peran, dan bahkan posisi yang Anda sandang saat ini bukanlah kebetulan, tetapi ada rencana dan panggilan Allah dibaliknya?
Penerapan
Apa tantangan terbesar Anda dalam menjalani hidup bergantung pada pimpinan Allah?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.