Bagikan artikel ini :

Maju tak gentar (ibadah kemerdekaan)

Nehemia 6:1-16

EKSPRESI PRIBADI

Lagu Maju Tak Gentar merupakan lagu perjuangan yang diciptakan oleh Cornel Simandjuntak untuk memotivasi rakyat Indonesia yang sedang berperang menghadapi penjajah Belanda yang memiliki perlengkapan perang yang lengkap dan modern. Karena itu, lagu ini diciptakan untuk memompa semangat rakyat Indonesia, walaupun dengan senjata yang sederhana, mereka tidak takut dan tetap maju demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Indonesia sudah menikmati kemerdekaan selama 73 tahun karena ada orang-orang yang tak pernah gentar dan mundur menghadapi para penjajah yang tampaknya lebih hebat dan luar biasa.

EKSPLORASI FIRMAN

Jika kita membaca dari Nehemia 1-5, maka kita tahu bahwa Nehemia sebenarnya melakukan sebuah pekerjaan yang tidak mudah bahkan bisa dikatakan mustahil. Terlebih lagi adanya ancaman serangan yang dilakukan oleh Sanbalat dan Tobia terhadap Nehemia dan orang Yahudi yang turut membangun tembok Yerusalem (Neh. 4:8). Walaupun demikian, pembangunan tembok tetap berjalan bahkan Nehemia sudah dapat menyelesaikannya dengan baik (Neh. 6:1). Ketika didengar oleh Sanbalat dan Tobia serta Gesyem, orang Arab, bahwa pembangunan sudah selesai, mereka pun gencar kembali berusaha untuk menggagalkan pembangunan tembok Yerusalem ini. Berbagai cara dilakukan oleh Sanbalat, Tobia dan Gesyem: membujuk, mengancam, melontarkan fitnah, bahkan memakai "nabi" untuk menyampaikan nubuat palsu. Tetapi yang luar biasa adalah Nehemia sanggup melewati semua tantangan itu bahkan dapat menyelesaikan pembangunan tembok Yerusalem itu dalam waktu yang sangat singkat yaitu lima puluh dua hari. Pembangunan yang sangat cepat dan tampaknya mustahil ini dapat terjadi karena ada tangan Allah yang menyertai dan melindungi.

Pertanyaannya yang kita renungkan adalah bagaimana Nehemia bisa melewati dan menghadapi semua tantangan tersebut? Pertama, sadar melakukan pekerjaan besar dari Allah (ay. 3). Nehemia membangun tembok tidak hanya sekedar membangun tembok saja. Dia tahu bahwa pembangunan tembok ini adalah pekerjaan Allah yang dipercayakan kepadanya. Dia tahu bahwa Allah berkenan dan berencana membangun tembok Yerusalem melalui dirinya. Ketika Sanbalat dan Gesyem mau menjebak Nehemia dengan mengadakan pertemuan di Kefirim, Nehemia tetap fokus pada pekerjaan dan tidak mau menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada pada dirinya. Karena itu, dia tidak mau meladeni ajakan Sanbalat dan Gesyem untuk mengadakan pertemuan ini. Karena dia tahu bahwa pertemuan itu bertujuan memperlambat pekerjaan Allah dan juga ada ancaman pembunuhan terhadap dirinya

Dari Nehemia ini, kita dapat belajar fokus bekerja dan melayani Tuhan kalau kita menyadari bahwa apa yang kita kerjakan adalah pekerjaan Allah yang kita lakukan demi kemuliaan Allah sendiri. Seperti Tuhan Yesus katakan: "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu" (Yoh. 14:12). Bersyukurlah kita, kalau kita mau dipilih dan dipakai oleh Allah untuk menjadi pelayan-pelayan-Nya untuk melakukan pekerjaan yang besar dan ajaib.

Kedua, tidak mudah goyah karena kabar bohong (ay. 8). Setelah empat kali gagal membujuk Nehemia untuk bertemu, Sanbalat kemudian mengangkat isu pemberontakan. Ia menyebarkan isu bahwa Nehemia akan mengadakan pemberontakan dan mau menjadi raja. Menarik sekali apa yang dikatakan oleh Nehemia. Nehemia dengan tegas dan jelas menyatakan bahwa dia memiliki hati yang murni dan tidak ada maksud lain di dalam membangun tembok Yerusalem selain tentu untuk melindungi orang-orang Yahudi yang masih tinggal di Yerusalem. Dia dengan tegas menyatakan: "Hal seperti yang kausebut itu tidak pernah ada. Itu isapan jempolmu belaka!" (Neh. 6:8). Justru dengan tekanan yang dilakukan musuh-musuhnya ini, Nehemia semakin berusaha sekuat tenaga.

Masa kini sudah biasa orang memfitnah satu dengan yang lainnya demi tujuan pribadinya. Hoax menjadi sebuah hal biasa. Walaupun demikian, kita dapat belajar, seperti Nehemia yang tetap memiliki hati yang tulus, maka kita pun harus demikian. Banyak godaan dalam dunia yang bisa membawa hati kita kepada yang lain: harta, kekuasaan, kehormatan, kebanggaan dan kesombongan. Tetapi kita harus sadar bahwa segala apa yang kita miliki adalah berkat dari Tuhan. Karena itu, kita kembalikan kepada Tuhan sebagai bukti rasa syukur kita kepadaNya.

Ketiga, tidak mementingkan diri sendiri (ay. 11). Ketika isu yang dilontarkan tidak mempan kepada Nehemia, Sanbalat dan Tobia menyuap Semaya bin Delaya untuk menyampaikan nubuat palsu dan meminta Nehemia untuk bersembunyi karena ada orang-orang yang mengancam nyawanya. Tetapi respons Nehemia berbeda. Dia justru melihat bahwa kalau Allah memintanya untuk membangun tembok Yerusalem, tidak mungkin Allah memintanya untuk bersembunyi. Karena itu, Nehemia tetap menyatakan bahwa dia akan menyelesaikan pembangunan tembok itu sampai selesai. Dia tidak takut karena ada Allah yang beserta dengannya.

Tantangan dalam membangun bangsa Indonesia adalah sudah membudayanya praktik korupsi. Korupsi sudah biasa dan kalau tidak korupsi, dianggap aneh. Tidak heran, di Indonesia, hampir semua pimpinan lembaga negara melakukan korupsi dan masuk ke penjara. Bahkan di dalam penjara pun, yang seharusnya menjadi tempat mereka merenungkan atas perbuatan mereka dan bertobat, mereka pun melakukan penyuapan terhadap para sipir demi mendapatkan kenyamanan. Karena itu, kita harus memiliki hati seperti Nehemia yang tetap fokus dan takut kepada Allah. Dia lebih senang taat kepada Allah daripada manusia. Tidak heran, karena ketaatan inilah, pembangunan tembok yang rasanya mustahil dapat menjadi kenyataan.

APLIKASI KEHIDUPAN

PENDALAMAN

Tantangan dan hambatan seperti apa yang dapat kita temui tatkala membangun bangsa ini (lingkungan, tempat kita bekerja)?

PENERAPAN

Bagaimana seharusnya kita bersikap di tengah situasi bangsa Indonesia ini?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain