Bagikan artikel ini :

Membangun Tubuh Kristus (Building Up the Body of Christ)

1 Korintus 12:1-7, 11

BAHAN CARE GROUP

Hal karunia rohani, ada jemaat yang sudah menyadari karunia yang diberikan Roh Kudus, sehingga mengembangkannya. Ada jemaat yang belum mengenali karunianya sehingga belum menggunakannya. Ada juga jemaat yang malah berpikir tidak memiliki karunia apapun, sehingga pasif saja. Pertanyaan buat kita saat ini di manakah kita dengan karunia yang diberikan kepada kita? Padahal kita punya PR bersama untuk membangun jemaat sebagaimana tubuh Kristus yang anggotanya beragam tapi tetap bersatu. Setiap orang percaya adalah penting dan berkarunia, sehingga hadir untuk berperan serta secara aktif dalam pelayanan.

EKSPLORASI FIRMAN

“Sekarang tentang karunia-karunia Roh” (1 Kor 12:1), demikian penulis mengawali pasal 12 dari suratnya. Ada indikasi bahwa Rasul Paulus sedang merespon satu lagi pertanyaan yang diajukan oleh jemaat Korintus dalam surat-surat mereka (bdk. 7:1; 8:1; 16:1). Kondisi jemaat di Korintus menyangkut hal karunia adalah masing-masing merasa paling hebat dengan karunianya. Suasana berjemaat akhirnya saling mengkritik, meremehkan dan membungkam karunia-karunia yang lain. Dampaknya jemaat malah berpotensi akan terpecah belah. Padahal tujuan utama karunia diberikan oleh Roh Kudus supaya untuk membangun jemaat. Itu sebabnya Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus, “Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya” (ay. 1).

  1. Karunia, pelayanan, dan perbuatan ajaib mencerminkan Allah Tritunggal
    Kita percaya kepada satu Allah yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi (Tritunggal): Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiganya yang esa terlibat dalam karya karunia, “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu…” (1 Kor 12:4-6). Ketiga Pribadi Ilahi disebut asal-usul segala karunia. Sungguh karya Allah Tritunggal nyata demi pembangunan jemaat, baik dalam pemberian rupa-rupa karunia, kesempatan rupa-rupa pelayanan, maupun dalam kesaksian berbagai perbuatan ajaib. Berlawanan dari berhala mati atau “bisu” (ay. 2) yang tidak dapat berbuat apapun, karunia rohani menyatakan bahwa Allah hidup, melimpah-ruah kasih-Nya, dan dalam kuasa yang luar biasa. Ia mewujudkan berbagai maksud kekal-Nya melalui operasional karunia, pelayanan dan perbuatan ajaib.
  2. Berbagai karunia dimaksudkan untuk kepentingan bersama
    Tujuan dari pemberian rupa-rupa karunia adalah untuk kepentingan bersama, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (ay. 7). Sebuah karunia “rohani” adalah suatu kecakapan yang diberikan melalui Roh Kudus untuk memungkinkan orang bisa melayani jemaat. Istilah aslinya (bahasa Yunani) menekankan bahwa karunia ini merupakan suatu karunia anugerah (a gift of grace). Berbagai karunia itu dianugerahkan buat pembangunan jemaat, sehingga tidak boleh menimbulkan rasa iri hati dan kompetisi yang tidak sehat. Orang-orang Korintus mengutamakan karunia-karunia yang paling menghebohkan, lalu digunakan dalam suasana yang tidak karuan, kekacauan dan tindakan berlebihan yang mengiringinya. Karunia diberikan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk membangun dan meneguhkan iman jemaat ataupun lebih lagi sebagai kesaksian untuk meyakinkan orang yang belum percaya.
  3. Karunia diberikan kepada tiap-tiap orang percaya secara khusus
    Roh Kudus berdasarkan kedaulatan-Nya berhak menentukan karunia mana bagi orang percaya yang mana. “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (ay. 11). Tiap-tiap orang percaya diberi karunia tertentu sebagai tanda bukti kelihatan dari kehadiran Roh Kudus. Pemahaman tentang nilai dan maksud beberapa karunia, rupanya kurang jelas sehingga jemaat Korintus mengajukan pertanyaan kepada Rasul Paulus. Apalagi andaikan setiap orang merasa dirinya lebih rohani dan berkuasa daripada yang lain. Karunia rohani bukan potensi pribadi, bukan hasil latihan atau program studi, tetapi pemberian Roh Kudus. Asal-usulnya supra-natural sehingga penerimaan karunia rohani pun tergantung kedaulatan Allah dan untuk rancangan Allah bagi jemaat-Nya. Manusia hanyalah alat yang Tuhan pakai.

Kita patut bersyukur sebab Allah berkenan memanggil kita dan memakai kita dalam pembangunan jemaat-Nya. Roh Kudus siap sedia memperlengkapi kita dengan rupa-rupa karunia, sehingga kita dimampukan untuk membangun jemaat melalui karunia yang diberikan. Kita perlu berhati-hati untuk tidak sombong atau malah menimbulkan perpecahan dalam jemaat. Rupa-rupa karunia bukan untuk disombongkan atau merendahkan orang lain. Kita juga perlu menolong jemaat yang belum menyadari karunia yang dianugerahkan oleh Allah, supaya mereka pun dapat mempersembahkannya bagi kepentingan bersama. Menjadi doa kita: Terima kasih Tuhan atas karunia yang Engkau berikan. Tolong aku agar menggunakan dan mengembangkan karuniaku demi membangun jemaat-Mu, bagi kemuliaan nama-Mu. Amin. (YM)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa kaitan antara karunia rohani dengan pembangunan tubuh Kristus?

Penerapan

Langkah konkrit apa yang Anda dapat lakukan untuk mengetahui karunia rohani apa yang Allah titipkan kepada Anda?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.