Bagikan artikel ini :

No Part Time Christian (Bukan Kristen Paruh Waktu)

Wahyu 3:14-19

EKSPRESI PRIBADI

John Stott dalam bukunya The Radical Disciple (Murid yang Radikal), menjelaskan tentang definisi murid yang radikal yaitu murid yang pandangan-pandangannya sangat mengakar kuat dan sempurna dalam komitmen mereka. Jadi di dalam kehidupan orang Kristen ada tingkat-tingkat komitmen yang berbeda dalam komunitas Kristen. Tingkat komitmen yang tidak penuh (atau kita menyebutnya orang Kristen paruh waktu) itu bisa terlihat ketika hanya memilih area-area yang dianggap cocok dengan kita dan menjauh dari area-area di mana harus membayar harga yang mahal. Secara singkat tidak semua orang Kristen mempunyai komitmen yang sungguh dalam mengikut Tuhan dalam semua area kehidupannya. Diskusikan mengapa tidak semua orang Kristen mempunyai komitmen sepenuh hati untuk mengikut Tuhan?

EKSPLORASI FIRMAN

Secara kasat mata jemaat Laodikia bisa dikatakan jemaat yang tanpa masalah, dan bahkan dapat disebut sebagai gereja yang maju. Banyak orang Kristen pun seperti demikian. Tampak dari luar baik-baik saja, tetapi belum tentu di dalamnya. Seperti permasalahan yang terdapat pada jemaat Laodikia sangatlah serius di hadapan Tuhan, dan Tuhan menginginkan mereka untuk bertobat dan menjadi pengikut Kristus yang sepenuh hati. Dari perikop ini kita bisa menemukan 2 ciri orang Kristen yang tidak memiliki komitmen penuh mengikut Tuhan, seperti yang terjadi pada jemaat Laodikia.

Hidup Penuh Kompromi

Teguran pertama Tuhan Yesus, mengatakan bahwa mereka ini suam-suam kuku. Salah satu masalah besar buat kota Laodikia adalah tidak ada sumber air yang baik. Berbeda dengan kota tetangganya, di Kolose yang memiliki air minum yang dingin dan menyegarkan, sedangkan di Hieropolis (letaknya 8-9 km dari Laodikia) ada sumber air panas alami untuk membantu pengobatan. Maka Laodikia membangun saluran dari batu untuk mengalirkan air dari Hieropolis itu ke Laodikia. Namun ketika air itu sampai di Laodikia air itu menjadi suam-suam kuku, tidak panas dan tidak dingin juga, dan ketika diminum rasanya menjijikkan, membuat sakit perut. Itulah teguran Tuhan Yesus tentang kondisi jemaat Laodikia “Aku tahu segala pekerjaanmu:engkau tidak dingin dan tidak panas.Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” [ay. 15-16]. Tuhan Yesus tahu betul apa yang diperbuat oleh mereka, sampai mengatakan hidup mereka seperti rasa air yang suam-suam kuku. Jadi, betapa parahnya keadaan mereka di hadapan Tuhan. Kehidupan mereka sebagai orang percaya tidak memiliki artinya sama sekali. Kekristenan suam-suam kuku menunjukkan tidak adanya komitmen untuk mengikuti Tuhan, dimana mereka berkompromi dengan dunia ini, sehingga hidupnya penuh dengan kemunafikan, tidak jelas berdiri di sisi Tuhan atau dunia. Komitmen mengikuti Tuhan seharusnya lahir dari orang yang sudah mengalami kasih Tuhan yang menyelamatkannya. Orang percaya tidak dipanggil untuk setengah-setengah, yaitu setengah ikut Tuhan dan setengah ikut dunia. Tetapi seharusnya dengan sepenuh hati memberikan yang terbaik dari hidupnya untuk Tuhan. Semua orang percaya harus menghidupi imannya di semua area kehidupannya dan tidak mengkompromikan imannya.

Keberpusatan pada Diri Sendiri

Teguran kedua adalah jemaat ini hanya berpusat pada diri sendiri. Jemaat Laodikia ada di kota Laodikia yang terkenal makmur, kaya raya. Kota ini adalah penghasil kain wol hitam yang langka, “merek” tekstil Laodikia sangat populer di masa itu. Ketenaran lainnya adalah di kota ini terdapat sekolah kedokteran yang memproduksi salep mata. Masih ada lagi kehebatan kota ini mereka berada di persimpangan dua rute perdagangan utama, sehingga mereka juga disebut sebagai pusat perbankan.

Banyak penafsir mengatakan ini adalah jemaat yang sudah mapan secara ekonomi, mereka juga tidak mengalami penganiayaan, fasilitas lengkap, mereka merasa semuanya baik-baik saja. Tetapi saat semua berjalan baik-baik saja, bukan berarti itu juga pasti baik di mata Tuhan, “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa,dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,” [ay. 17] Pusat hidupnya bukan Kristus, tetapi pada dirinya sendiri, perhatikan ayat ini betapa jemaat Laodikia hanya tentang aku dan kebanggaanku sendiri.

Hidup mereka seperti di dunia mimpi menganggap bahwa mereka kaya, makmur, tidak perlu Tuhan, tetapi kenyataannya di hadapan Tuhan mereka tidak berdaya sama sekali, melarat, malang, miskin, buta, telanjang. Saat orang Kristen merasa dirinya pusat segalanya, menunjukkan betapa miskin dan memalukannya di hadapan Tuhan. Ketidakberdayaan kita semuanya terangkum ketika ada di luar Tuhan Yesus, kita adalah orang berdosa yang sangat sengsara, tetapi Tuhan Yesus memberikan diri-Nya, supaya hidup kita memiliki jaminan keselamatan kekal. Jadi orang percaya seharusnya meletakkan pusat hidupnya pada Tuhan Yesus bukan pada yang lainnya, sekalipun itu berarti mereka harus keluar dari zona nyaman mereka dan membayar harga.

Respon: Bertobat dan Berubah

Tuhan Yesus tidak hanya menegor, tetapi dengan kasih memanggil mereka untuk bertobat. Tuhan Yesus mengatakan “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” [19] Jemaat Kolose ini perlu ada perubahan yang sangat radikal (mengakar), jemaat yang merasa kaya tetapi sebenarnya miskin itu perlu membeli emas yang murni dari Tuhan, penghasil kain wol hitam terbaik itu perlu pakaian putih dari Tuhan, pembuat salep mata itu perlu minyak dari Tuhan untuk mengobati kebutaan mereka [ay. 18]. Ada perubahan arah yang terjadi, dari keberpusatan diri menjadi berpusat pada Tuhan Yesus, mengandalkan dan mengikuti kehendak-Nya. Tuhan menunggu mereka untuk bertobat. Tuhan sedang mengetuk pintu mereka, menunggu mereka membukakan pintu untuk makan bersama-sama [ay. 20]. Selama ini mereka hidup sebagai orang Kristen tetapi tidak mempunyai relasi yang baik dengan Tuhan. Bagi mereka Tuhan adalah tamu bukan tuan di dalam hidup mereka. Pertobatan membawa kembali relasi yang benar dengan Tuhan dan komitmen untuk berpusat dan hidup bagi Tuhan.

Kehidupan jemaat Laodikia menjadi pelajaran dan peringatan buat setiap orang Kristen, agar serius dalam berkomitmen mengikut Tuhan dan bersikap tidak kompromi selain hanya berpusat kepada Tuhan saja. Setiap tegoran dari Tuhan melalui firman-Nya jangan diabaikan, tetapi segeralah koreksi diri dan bertobatlah. Jangan ukur kerohanian kita dengan segala pencapaian kita, tetapi ukurlah berdasarkan firman-Nya apakah semuanya sesuai dengan kehendak Tuhan atau kehendak diri. Lalu hiduplah sebagai orang Kristen sepenuh waktu dengan memberikan seluruh hidup hanya untuk memuliakan Tuhan.[RR]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapa Tuhan menghendaki setiap orang percaya sungguh-sungguh menjadi pengikut-Nya?

Penerapan

Komitmen apakah yang mau Anda ambil sebagai pengikut Kristus yang sejati?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.