Bagikan artikel ini :

No Time For Waiting (Tak Ada Waktu Untuk Menunggu)

Matius 25:14-30

EKSPRESI PRIBADI

Sense of crisis harus dimiliki oleh setiap manusia. Dimana melalui sense of crisis ini, manusia dimampukan untuk memiliki kepekaan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan setiap waktu dan di dalam kondisi apapun, harus sebaik mungkin; pada saat menghadapi krisis.  Yang banyak kali datangnya mendadak dan tidak terduga sama sekali. Ketidaksiapan seringkali terjadi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan banyak kesulitan, penderitaan bahkan kerugian yang dialami. Yang selalu perlu dilakukan adalah tidak boleh menunggu, tetapi bertindak cepat untuk melakukan antisipasi sejak dini.

Di dalam kehidupan yang tidak pasti dan tidak ada jaminan yang mutlak, semua yang dikerjakan dan diusahakan oleh manusia menjadi relatif. Dalam pengertian semua keberhasilan, kesuksesan dan kelancaran hanyalah ada didalam pemahaman “mudah-mudahan.” Tidak ada kekuatan apapun yang dimiliki oleh manusia untuk dapat mencapai yang diinginkan dan diharapkan. Yang bisa dilakukan hanyalah berusaha dan berjuang semaksimal mungkin tanpa merasa lelah. Namun demikian, semua yang manusia usahakan dan perjuangkan, tidaklah dapat memberikan kebaikan apapun yang bisa membuat semuanya menjadi lancar dan terkendali. Tetapi sebaliknya bisa terkendala oleh datangnya persoalan dan kesulitan yang tiba-tiba menimpa; yang menimbulkan krisis di dalam kehidupan ini.

Coba sharingkan pengalaman hidup yang dijalani sampai saat ini, pada saat menghadapi krisis. Sebuatkan apa saja yang menjadi kendalanya. Pembelajaran yang bagaimana yang bisa didapatkan, untuk menjadikan hidup lebih bijak didalam merespon apapun yang terjadi?

EKSPLORASI FIRMAN

Penekanan kebenaran utama dari perumpamaan talenta ini adalah tentang Kerajaan Allah (ay. 14). Kebenaran yang sangat bernilai dan berharga yang Tuhan sudah karuniakan dan titipkan di dalam kehidupan manusia. Tidak boleh disia-siakan, dianggap remeh, apalagi kalau sampai dibiarkan – tidak dikelola dengan baik, sehingga tidak memberikan keuntungan. Maka jelas ini berdosa! Berdosa, karena tidak menghargai sama sekali pemberian Tuhan yang bernilai dan berharga. Kalau diperhatikan, talenta ini sebetulnya berkenaan dengan kemampuan, kehebatan dan kapasitas yang Tuhan berikan kepada manusia.

Yang menarik, ternyata talenta ini, Tuhan berikan kepada setiap manusia berbeda-beda. Ada yang diberi 5, 2 dan 1. Dengan catatan sesuai kemampuan masing-masing pribadi, yang Tuhan sudah tetapkan. Artinya ada tuntutan masing-masing, sesuai dengan kapasitas yang memang Tuhan sudah berikan. Inilah keindahan dan kehebatan yang Tuhan karuniakan. Tuhan tidak pernah menuntut lebih! Dia pasti melihat dan menilai sesuai yang dimiliki. Namun demikian, di dalam realitanya; biarpun Tuhan sudah memberikan talenta yang bernilai dan berharga ini; ternyata ada 2 respon yang manusia berikan yang bertolak belakang satu dengan yang lainnya. 2 respon ini adalah:

Pertama, diwakili oleh yang menerima 5 dan 2 talenta. Sama-sama Tuhan katakan sebagai hamba yang baik dan setia (ay. 21, 23). Dimana baik dan setia ini merupakan bentuk dari sikap hidup yang penuh tangung jawab. Hal ini dibuktikan dengan menghasilkan keuntungan 100%. 5 jadi 10 dan 2 jadi 4. Ini membuktikan bahwa ke-2 penerima talenta ini, pekerja keras, mau banting tulang, tidak malas-malasan, tidak asal-asalan dan tidak pernah menunggu dan membuang waktu. Langsung kerja dan kerja. Fokus hidupnya jelas, yaitu bagaimana memberikan keuntungan sebanyak-banyaknya bagi tuannya – Tuhan, yang sudah memberikan talenta yang berasal dari Kerjaan Allah. Perhatikan dengan seksama! Hidup, tubuh, pemikiran, hati, kesempatan, kekuatan, kesehatan, kepandaian, keuangan, keluarga, dan pekerjaan termasuk keselamatan; semuanya adalah “talenta-talenta” yang sangat berharga dan bernilai yang sudah Tuhan berikan. Akankah yang berharga dan bernilai ini dipakai sebagai “alat” kejahatan? Jawabannya Tidak! Harus dipakai sebagai “alat” kebenaran, yang dapat menghasilkan keuntungan bagi Tuhan.

Kedua, diwakili oleh yang menerima 1 talenta. Dikatakan Tuhan sebagai hamba yang jahat dan malas. Jahat dan malas, menjadi bukti konkrit tentang sikap hidup yang tidak berguna (ay. 26 bdk. ay. 30). Ini artinya menyia-nyiakan semua yang bernilai dan berharga. Buktinya talenta ini disembunyikan di dalam tanah. Tidak dikerjakan, dikelola, tetapi dibiarkan begitu saja. Hal ini dapat terjadi, karena penerima 1 talenta ini malas – semangatnya patah, tidak ada gairah hidup – tidak mau berusaha dan berjuang. Inginnya instan. Tidak mau susah, menderita bahkan berkorban. Tidak mau yang kecil – sedikit. Inginnya yang banyak. Yang 1 saja tidak dikerjakan bagaimana kalau diberi banyak? Pasti hancur-hancuran. Inilah salah satu strategi dari iblis dan dunia, yaitu memberikan sikap hidup yang tidak mau melakukan apapun untuk Tuhan. Kalau untuk Tuhan, pasti mendatangkan kerugian bagi diri sendiri. Tidak bisa bebas dan sesuka hati. Kalau tidak untuk Tuhan dan memberikan keuntungan bagi Tuhan, pasti bagi dunia, dosa dan iblis. Inilah yang sangat mengerikan, yang tidak disadari oleh banyak orang.

Memang 2 sikap ini adalah pilihan yang harus diputuskan oleh siapapun. Tidak ada waktu untuk menunggu, tetapi harus bergerak cepat untuk segera memutuskan, yaitu: Menyerahkan hidup – tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah! Inilah Ibadah sejati: Persembahan seluruh hidup bagi Tuhan (baca Roma 12:1). Kesadaran yang demikian ini hanya bisa terjadi kalau “sense of crisis” di dalam iman itu dimiliki. Dalam pengertian, karena pekerjaan Iblis dan dunia makin hebat didalam menyesatkan banyak orang, sekaranglah waktunya untuk lebih serius menjalani iman dan bersaksi sebagai orang percaya. Harus selalu diperjuangkan dan diusahakan. Mulailah dari diri sendiri.[LHP]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa yang dimaksud dengan talenta disini? Talenta-talenta apa yang Tuhan sudah anugerahkan kepada Anda?

Penerapan

Masihkah sebagai orang percaya, Anda memiliki sense of crisis di dalam iman? Bagimana caranya untuk memelihara dan memperjuangkannya?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.