Bagikan artikel ini :

Out Of Your Prison (Keluar Dari Penjara Diri)

Keluaran 3:11-13; 4:10-15

BAHAN CARE GROUP

Dalam kehidupan kekristenan tidak sedikit orang yang berusaha menolak panggilan Tuhan untuk melayani. Padahal ini adalah sebuah hak istimewa (privillage) dan kesempatan emas untuk menjadi rekan kerja Tuhan dalam membangun komunitas yang bersinar (the shining community). Tuhan memanggil kita untuk berkarya nyata melayani Dia dan sesama.Namun ada berbagai alasan orang Kristen menolak panggilan Tuhan, karena takut membayar harga, takut berkorban, takut menderita dan takut menghadapi tantangan baik dari orang lain maupun dari diri sendiri, yaitu merasa tidak mampu untuk melayani. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi rintangan dalam merespons panggilan Tuhan untuk melayani? Bagikan pendapat Anda di dalam Care Group Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Konteks Keluaran pasal 2-4 adalah panggilan Tuhan kepada Musa untuk menolong umat Israel yang sedang menderita perbudakan di Mesir dan membawa mereka keluar dari sana. Namun Musa menolak panggilan Tuhan dengan menyodorkan berbagai macam alasan. Sebenarnya Musa pada waktu 40 tahun sebelumnya sudah menyadari dirinya yang adalah seorang Ibrani dan pangeran Mesir merupakan alat pilihan Tuhan untuk melayani dan menolong umat Israel. Akan tetapi setelah 40 tahun pasca pelariannya dari Mesir karena membunuh seorang Mesir ketika ia hendak membela sesama orang Ibrani, Musa kini menjadi seorang yang menggembalakan kambing domba milik mertuanya, Yitro di Midian.

Musa sekarang tidak lagi memiliki rasa percaya diri sama seperti sebelumnya. Rasa tidak percaya diri menjadi semacam “penjara ciptaan sendiri” dan gagal move on. Karena itu, ketika Tuhan memanggil Musa, dia justru bertanya “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (Kel. 3:11). Alasan Musa menolak panggilan Tuhan adalah karena ia merasa dirinya kurang mampu (lack of ability) dan tidak pandai berbicara (Kel. 4:11). Selain itu, karena dia merasa kurang berotoritas (lack of authority) untuk meyakinkan raja Firaun dan umat Israel bahwa Allah yang mengutus dirinya untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir (Kel. 3:12-13). Hal ini terjadi mungkin karena ia dahulu ia pernah ditolak oleh umat Israel, “Siapakah yang mengangkat engkau (Musa) menjadi pemimpin dan hakim atas kami?” (Kel. 2:14). Sebenarnya alasan-alasan di atas merupakan bentuk “penjara diri” pada Musa, karena trauma masa lalu yang melihat dirinya lemah dan tak berdaya. Namun Musa akhirnya berhasil keluar dari penjara diri dan berhasil membawa umat Israel keluar dari Mesir. Apa rahasia Musa berhasil keluar dari penjara diri dalam merespons panggilan Tuhan untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir?

Pertama, ia percaya akan janji penyertaan dan kuasa Tuhan. Tuhan memanggil Musa ketika sudah lanjut usianya. Secara fisik, usia Musa sudah 80 tahun. Maka wajarlah jika ia merasa sudah tua, lemah dan tidak mampu, sehingga ia menolak panggilan Tuhan dengan bertanya, “Siapakah aku ini…” (Kel. 3:11). Namun Tuhan menjawab bahwa Dia akan menyertai Musa (Kel. 3:12). Ketika dia ragu akan otoritas dan kapasitasnya untuk menghadap raja Firaun dan umat Israel, Tuhan menjawab di ayat 14, “Aku adalah Aku” (I am who I am). Artinya Allah yang maha ada (self existence) yang berelasi dengan umat-Nya, menebus umat-Nya (Kel. 5:6), yang setia dengan umat-Nya (Kel. 34:5-7) dan yang membuat perjanjian dengan mereka (Kej. 15:18). Ketika Musa takut akan penolakan dari umat Israel dan raja Firaun, Tuhan menjawab bahwa kuasa-Nya menyertai dia untuk melakukan berbagai mukjizat (Kel. 4:1-9). Ketika dia beralasan tidak pandai bicara, maka Tuhan menjawab bahwa Dia yang menciptakan lidah manusia (Kel. 4:10-11). Semua jawaban firman Tuhan di atas membuktikan bahwa Tuhan tidak mau Musa gagal move on karena mengandalkan hikmat dan kekuatannya sendiri. Sebaliknya Tuhan menghendaki dia sungguh-sungguh percaya dan mengandalkan hikmat dan kuasa-Nya dalam melaksanakan tugas-Nya.

Firman Tuhan ini juga sangat relevan bagi kita hari ini. Tuhan tahu segala tantangan dan rintangan yang akan kita hadapi ketika kita merespon panggilan-Nya untuk melayani di tengah masyarakat yang berdosa dan bengkok ini. Karena itu, Dia pasti memperlengkapi kita dengan hikmat, kuasa dan kemampuan dari-Nya. Jadi untuk merespon panggilan Tuhan, kita pun harus memiliki keyakinan iman yang teguh bahwa Tuhan yang memanggil kita, maka Dia pasti akan selalu menyertai kita dan memperlengkapi kita dengan kuasa Roh Kudus sebagai sarana dan kesanggupan yang kita butuhkan untuk melaksanakan tugas penginjilan dan pelayanan (Kis. 1:8; 2Kor 3:5-6).

Kedua, ia bersedia taat melakukan perintah Tuhan. Setelah Musa diyakinkan oleh Tuhan akan tugas yang harus dilakukannya serta janji kuasa dan penyertaan-Nya, maka Dia berkata, “Oleh karena itu pergilah…” (Kel. 4:12). Musa merespons panggilan Tuhan dengan ketaatan yang konkrit. Dia bersama keluarganya segera berpamitan dengan Yitro, mertuanya, lalu meninggalkan Midian dan kembali ke Mesir untuk menemui tua-tua Israel, raja Firaun dan menemui umat Israel (Kel. 4:18-30). Musa mengandalkan kuasa dan pertolongan Tuhan, akhirnya berhasil membawa umat Israel keluar dari Mesir. Jadi, untuk merespons panggilan Tuhan, maka sangat penting bagi kita untuk keluar dari penjara diri, yang melihat diri sendiri kecil, lemah dan tak mampu memenuhi tugas yang Tuhan percayakan. Kita harus mengarahkan fokus pandangan kita dari diri sendiri yang lemah, terbatas dan tak berdaya kepada Allah dan janji penyertaan-Nya, maka kita akan beroleh keberanian dan kemampuan untuk melaksanakan semua tugas yang Dia percayakan.

Kita sudah ditebus dan selamatkan bukan dengan barang yang fana, tetapi oleh karena kasih karunia melalui karya pengorbanan Kristus. Karena itu apa balasan kita kepada-Nya? Jadilah orang Kristen yang bersinar, yang tidak banyak beralasan menolak panggilan Tuhan untuk melayani-Nya. Persembahkanlah tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Tuhan. Jangan biarkan kerajinan kita kendor, biarlah roh kita menyala-nyala dan melayani Tuhan (Rm. 12:1,11). Selagi masih ada kesempatan, ada banyak hal yang dapat kita lakukan bagi Tuhan dan sesama, agar hidup kita tidak menjadi sia-sia, melainkan hidup yang bermakna, bernilai dan berdampak kekal bagi sesama dan bagi kemuliaan Tuhan. Biarlah suatu hari kelak dalam penghakiman Tuhan Yesus, setiap kita boleh mendengar pujian dari-Nya, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia… Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21). Oleh karena itu, ketika Tuhan memanggil Anda, jawablah, “saya mau Tuhan, utuslah saya,” maka Dia akan menyertai dan memampukan Anda untuk hidup makin berbuah bagi kerajaan-Nya.[SL]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa alasan Musa menolak panggilan Tuhan dan bagaimana dia diyakinkan oleh Tuhan dan akhirnya ia pergi melaksanakan panggilan Tuhan membawa umat Israel keluar dari Mesir?

Penerapan

Hal-hal praktis apa saja yang dapat Anda teladani dari Musa untuk meresponi panggilan Tuhan melayani Dia dan umat-Nya?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.