Bagikan artikel ini :

Sow In Tears (Menabur Dengan Air Mata)

Mazmur 126:1-6

EKSPRESI PRIBADI

Seorang pemuda yang sedang duduk di bawah pohon melihat sebuah kepompong yang menggantung di ranting pohon itu. Dari kepompong itu tampak ada sebuah lubang kecil dan seekor kupu-kupu berjuang untuk keluar. Karena merasa kasihan, pemuda itu mengambil pisau dan membuat lubang yang lebih besar agar kupu-kupu itu dengan mudah dapat keluar. Tetapi ketika keluar, kupu-kupu itu hanya bisa merayap di tanah dan tidak pernah bisa terbang. Mengapa? Karena kupu-kupu itu memerlukan perjuangan sendiri agar cairan dalam tubuhnya mengalir ke dalam sayap sehingga sayapnya menjadi kuat dan bisa terbang setelah keluar dari kepompongnya. Demikian juga Tuhan terkadang mengizinkan umat-Nya mengalami berbagai kesulitan, hambatan dan penderitaan sebagai ujian untuk menempa mereka supaya dapat bertumbuh lebih kuat dalam iman, pengharapan dan kasih. Ketika badai kesulitan melanda hidup Anda, apa respons Anda? Apakah Anda tetap percaya dan bersyukur kepada Tuhan atau meragukan dan mempertanyakan mengapa Tuhan tidak menolong Anda? Bagikan pengalaman Anda di dalam Care Group Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Para komentator, termasuk John Calvin setuju bahwa Mazmur 126 ini berlatar belakang kembalinya umat Israel dari pembuangan di Babel. Mazmur ziarah ini merujuk pada pemulihan Tuhan atas Israel setelah 70 tahun pembuangan di Babel sebagai bentuk hukuman atau disiplin Tuhan terhadap dosa-dosa mereka. Mereka telah lama menderita di negeri asing dan mungkin sudah kehilangan pengharapan. Namun sekarang tiba-tiba mereka diizinkan kembali ke tanah air mereka. Pemazmur merefleksikan pergumulan dan kesulitan yang dihadapi umat Allah yang kembali ke Yerusalem dan bagaimana mereka tetap hidup berpengharapan di dalam Tuhan. Apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan pengharapan di tengah keputusasaan, khususnya di tengah konteks saat ini dimana pandemi Covid-19 melanda kehidupan?

1. Bersyukur dan memuji Tuhan atas pemulihan yang sudah Dia lakukan dalam hidup kita. Hal menonjol dalam ayat 1-3 adalah ketika orang-orang Israel diizinkan pulang ke Yerusalem, mereka bersyukur dan memuji Tuhan. Mengapa? Karena mereka percaya bahwa Tuhan setia memelihara dan menggenapi janji-Nya. Setelah 70 tahun masa pembuangan, Dia akan memulihkan Israel (Lih. 2Taw. 36:17-21; Yer. 29:10-14). Nubuat tersebut di genapi pada tahun 538 SM, ketika raja Koresh (raja Persia yang menaklukkan Babel) mengumumkan bahwa orang-orang Yahudi boleh pulang ke tanah perjanjian (lihat Ezra 1:1-4). Mereka mengekspresikan sukacita di hati mereka dengan tertawa, bersorak-sorai memuji dan menyembah Tuhan. Oleh sebab Tuhan telah melakukan perkara-perkara yang besar (ayat 1-3). Ini adalah Mazmur yang kita butuhkan di masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini yang mengingatkan kita bahwa Tuhan sanggup membawa kita keluar dari air mata penderitaan kepada sukacita sejati. Jadi, obat penawar rasa putus asa adalah selalu mengingat karya Tuhan yang ajaib dalam hidup kita di masa-masa susah dan selalu bersyukur kepada-Nya.

2. Jangan menyerah tetaplah percaya kepada Tuhan dalam menghadapi setiap pergumulan kita saat ini (ayat 4-6). Setelah bangsa Israel kembali ke Yerusalem, ternyata masih banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan untuk membangun kembali wilayah yang telah hancur. Mereka harus membangun kembali tembok Yerusalem, membangun bait Allah dan rumah tinggal mereka. Mereka mengalami oposisi dari luar dan dalam, sehingga muncul rasa putus asa. Karena itu di ayat 4 mereka berdoa memohon agar Tuhan memulihkan kehidupan mereka secara total. Proses pemulihan itu di umpamakan dengan pemulihan batang air kering di tanah Negeb, sebuah padang pasir di selatan Yerusalem. Padang pasir itu tandus dan kering, tetapi pada musim hujan keadaan berubah menjadi padang rumput yang hijau. Dari batang air kering berubah menjadi aliran air yang indah. Tuhan sanggup mengubah krisis menjadi berkat dan tidak ada perkara yang mustahil bagi-Nya. Itulah keyakinan umat Israel akan pertolongan Tuhan. Keyakinan ini ditekankan dalam ayat 5-6, seperti para petani yang menabur dengan air mata akan menuai dengan sorak sorai. Menabur dengan air mata pertobatan, menuai sukacita pengampunan Tuhan. Sebab tidak ada kerja keras dan jerih lelah yang sia-sia bagi orang percaya yang selalu mengandalkan Tuhan. Pemulihan Tuhan membuat umat Israel mampu melangkah dengan iman untuk menyongsong hari depan yang cerah bersama Tuhan.

Saat ini kita sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang mendatangkan banyak kesulitan dan penderitaan. Namun saat kita menghadapi kesulitan dan penderitaan, Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Dia selalu beserta kita (Mat. 1:23; 28:20). Marilah kita terus percaya kepada Tuhan Yesus yang tidak pernah gagal menolong kita. Datanglah dan berserulah kepada-Nya. Dia sanggup menolong kita. Demikian pula ketika kita memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76, kita pun percaya bahwa ditengah pergumulan melawan pandemi ini, Tuhan berkuasa memulihkan bangsa dan negara kita. Mari kita bersyukur atas anugerah Tuhan bagi kemerdekaan Indonesia. Kita doakan para pemimpin negeri ini agar dianugerahkan hikmat dan hati yang takut akan Tuhan (1Tim. 2:1-2). Mari kita berkomitmen mengisi kemerdekaan ini dengan membangun kehidupan dan kesaksian kita di negeri ini. Antara lain: hidup dalam kebenaran, keadilan, menjauhi kejahatan, menaati hukum yang berlaku dan membayar pajak (Rm. 13:1-6). Mari kita bekerja keras sesuai dengan panggilan dan profesi kita masing-masing untuk membangun negeri ini bagi kemuliaan Tuhan. Jangan takut kesusahan, karena mereka yang berjuang dengan mencucurkan air mata akan menuai keberhasilan pada saatnya. Tuhan memberkati kita semua.[SL]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Jika Tuhan telah setia memegang janji-Nya membawa umat Israel kembali ke tanah perjanjian, maka percayakah Anda bahwa Tuhan juga setia dan mampu memulihkan kehidupan keluarga, usaha/ pekerjaan dan bangsa Anda? Apa alasan bagi Anda untuk terus hidup berpengharapan di tengah pandemi ini?

Penerapan

Hal-hal praktis apa saja yang bisa Anda lakukan supaya pemulihan atas kehidupan keluarga, usaha dan bangsa kita semakin cepat terealisasi?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.