Bagikan artikel ini :

The Immitators Of The Lord (Menjadi Imitator Tuhan)

1 Tesalonika 1:1-10

|EKSPRESI PRIBADI|

Ketika kita melihat seorang bayi yang dilahirkan ke dalam dunia ini, maka secara otomatis sang bayi itu akan merefleksikan kedua orang tuanya. Baik dalam hal mata, hidung, mulut dan keseluruhan fisik dari sang bayi itu akan dilihat sebagai “imitator” dari kedua orang tuanya. Dan ketika bayi itu mulai beranjak dewasa, maka kita akan melihat bagaimana setiap kebiasaan dan perilaku dari kedua orang tuanya yang secara cepat dapat dipelajari dan akhirnya ditiru olehnya.

Demikian pula, ketika Kristus menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai anakNya, maka Kristus menginginkan kita menjadi “imitator” dari Tuhan baik dalam hal berpikir, dalam hal bertindak, dalam hal berbicara dan dalam segala aspek kehidupan kita.

Sharingkan apakah Anda sudah menjadi imitator dari Allah yang tampak dari seluruh kehidupan yang dijalaninya?

|EKSPLORASI FIRMAN|

Kepada jemaat di Tesalonika, Paulus memberikan sebuah doa dan salam ucapan syukur kepada Tuhan karena jemaat ini adalah jemaat yang bertumbuh dalam imannya kepada Tuhan meskipun mereka berada dalam keadaan yang tidak ideal. Dalam suratnya, Paulus memuji pekerjaan iman jemaat Tesalonika yang terus bertumbuh dari hari ke hari meskipun ketika mereka mengalami segala penderitaan dan penganiayaan pada waktu itu (1 Tes. 1:3). Tidak hanya itu, Paulus juga memuji usaha kasih yang jemaat Tesalonika lakukan dan ketekunan pengharapan mereka di dalam Tuhan Yesus Kristus (1 Tes. 1:3). Paulus juga dengan yakin menyebutkan bahwa jemaat Tesalonika adalah orang-orang pilihan Allah karena segala perbuatan dan hidup mereka yang menjadi kesaksian bagi dunia (1 Tes. 1:4).

Latar belakang dari surat ini adalah jemaat di Tesalonika mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh kekaisaran Romawi yang tidak mengizinkan mereka menyembah allah lain selain raja Romawi pada waktu itu. Akibatnya, jemaat Tesalonika yang tetap menyembah Yesus, dikucilkan dan dijauhi oleh orang-orang sekitar pada waktu itu. Dalam kondisi yang sangat menderita, justru iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan semakin bertambah dan bertumbuh dari hari ke hari. Paulus sebagai tokoh yang sangat mengasihi jemaat Tesalonika kemudian memberikan surat Tesalonika untuk menguatkan mereka dan memuji jemaat Tesalonika karena mereka telah menjadi “imitator” dari Allah dan menjadi kesaksian hidup bagaimana mengikut Tuhan baik dalam suka maupun duka. (1 Tes. 1:6) yang ditunjukkan dari iman mereka yang semakin bertambah dalam ketabahan menghadapi segala penderitaan dan kasih mereka seorang akan yang lain semakin kuat. Iman yang ditunjukkan oleh jemaat Tesalonika adalah iman yang tidak mudah goyah dan terguncang karena intimidasi dari kondisi yang dialaminya. Iman mereka kepada Tuhan adalah iman yang teguh berharap kepada Tuhan dan mereka percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka dalam kondisi apapun yang mereka alami. Tidak hanya itu, Paulus menuliskan bahwa mereka juga saling memberikan kasih seorang akan yang lain dalam jemaat Tuhan. Tentu tidak mudah dalam kondisi pada waktu itu yang penuh penderitaan namun tetap bisa memberikan tindakan kasih kepada sesama. Jemaat Tesalonika mampu melakukannya karena mereka benar-benar menyadari bahwa iman mereka kepada Tuhan harus dipraktekkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tidak hanya sekadar beriman kepada Tuhan namun iman mereka kepada Tuhan justru dipraktekkan dan dilakukan dalam kehidupan mereka meskipun berada di tengah badai penderitaan.

Inilah yang bisa kita pelajari dari kehidupan jemaat Tesalonika, bahwa dalam kondisi yang tidak ideal sekalipun mereka tetap beriman kepada Tuhan dan bahkan mereka tampil sebagai “imitator” Allah dimanapun mereka berada dan kepada siapapun yang mereka jumpai. Mereka menjadi perpanjangan tangan Allah untuk terus mempraktekkan kasih Allah yang telah mereka alami dan menjadi kesaksian bagi banyak orang dalam dunia ini. Bagaimana dengan Anda? Tuhan menginginkan setiap orang percaya yang telah mengecap kasih karunia Allah menjadi “imitator”-Nya. Baik ketika kita beriman kepada Tuhan dan ketika kita mempraktekkan kasih Tuhan, dimana pikiran Tuhan, menjadi pikiran kita, perkataan Tuhan menjadi perkataan kita, perasaan Tuhan menjadi perasaan kita, kerindaun Tuhan menjad kerinduan kita, kehendak Tuhan menjadi kehendak kita, sehingga hidup kita seutuhnya benar-benar merefleksikan Tuhan dan dunia menyaksikan kehidupan yang berbeda dari kehidupan yang kita tampilkan.[HH]

|APLIKASI KEHIDUPAN|

Pendalaman

Apa artinya menjadi imitator Allah sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasul Paulus?

Penerapan

Langkah konkrit apa yang Anda dapat lakukan agar kehidupan Anda semakin hari semakin menyerupai Allah seperti yang dikehendaki-Nya?

|SALING MENDOAKAN|

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.