Bagikan artikel ini :

The impacting people of God (umat Tuhan yang berdampak)

1 Tesalonika 1:1-10

EKSPRESI PRIBADI

Ada sebuah istilah yang diungkapkan, yang menggelitik sekaligus menohok orang Kristen "banyak orang Kristen yang bukan lagi 'penjala manusia' tetapi 'penjaga akuarium' karena orang Kristen hanya memusatkan banyak hal pada dirinya sendiri, persekutuannya sendiri, pengajarannya sendiri, dan mengabaikan interaksi dengan dunia." (Paul Borthwick – Stop Witnessing and Start Loving). Bahaya yang serius ketika orang Kristen tidak lagi berminat untuk menceritakan tentang Injil dan hidup yang berdampak bagi orang lain. Coba diskusikan, apa saja yang dapat menghambat seorang Kristen untuk dapat memberikan dampak yang nyata pada lingkungan sekitarnya?

EKSPLORASI FIRMAN

Jemaat di Tesalonika adalah jemaat yang hidup bukan dalam kenyamanan, mereka ada di dalam tekanan karena iman mereka (1Tes.1:6; 3:1-4, 7-8). Tesalonika adalah daerah yang dipenuhi dengan para penyembah berhala, adanya orang-orang yang meninggalkan praktek penyembahan berhala dan mengikuti Kristus adalah suatu ancaman bagi masyarakat lainnya. Maka jemaat di Tesalonika ini mengalami banyak penganiayaan, dikucilkan dari masyarakat, mereka menderita secara fisik, emosi, juga finansial, dll. Tetapi ajaibnya adalah jemaat Tesalonika bukannya semakin meredup imannya, tetapi malah mereka semakin bersinar menjadi berkat dan perbincangan untuk jemaat-jemaat di daerah-daerah lainnya. Apa yang membuat jemaat Tesalonika ini menjadi jemaat yang terus bersinar dan memikat orang-orang lain? 1 Tesalonika 1:3 menjadi pokok pembahasannya "Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita."

Pertama, menghidupi imannya. Rasul Paulus menyebut mereka dikenal karena "pekerjaan iman" mereka menghidupi iman itu di dalam kehidupan mereka. Mereka menghidupi imannya bukan untuk mendapatkan keselamatan, tetapi karena telah menerima keselamatan itu, maka apa pun yang mereka lakukan berdasarkan iman di dalam Tuhan Yesus. Iman mereka tampak dari perubahan hidup yang nyata, seperti dicatat di ayat 9 mereka berbalik arah dari menyembah berhala jadi melayani Allah yang hidup dan benar. Kemudian mereka giat memberitakan Injil, di ayat 8 dikatakan dari jemaat Tesalonika tersiar tentang firman Tuhan yaitu Injil ke daerah-daerah lainnya. Kehidupan keseharian mereka itu menyatu dengan iman mereka.

Kedua, mempraktekkan kasih. Jemaat Tesalonika diingat oleh Paulus karena "usaha kasih" mereka, yang di dalam bahasa aslinya kata "usaha" itu identik dengan kerja keras, kesulitan, benar-benar menguras tenaga. Dan kata "kasih" itu adalah agape, kasih yang tulus, tanpa pamrih, rela berkorban. Jadi ini adalah kombinasi yang luar biasa, suatu usaha yang serius sekalipun banyak penderitaan dan perjuangan untuk itu,

tetapi mereka tetap mengasihi. Kasih mereka bukan hanya diperbincangkan, tetapi dirasakan juga. Usaha kasih ini, pasti mengacu pada kasih Kristus yang sudah mereka rasakan sendiri. Mereka adalah orang-orang yang berjuang di dalam kasih, sekalipun keadaan mereka bertolak belakang dengan itu, mereka ditolak, dikucilkan, dianiaya, tetapi mereka tetap mempraktekkan kasih itu.

Ketiga, bertekun dalam pengharapan. Mereka selalu percaya pengharapan di dalam Tuhan Yesus, akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Bertekun dalam pengharapan bukan sikap yang pasrah saja, tetapi sikap yang penuh tekad yang rela menghadapi berbagai kesulitan. Mereka sungguh-sungguh berharap penuh pada janji Tuhan, mereka percaya bukan pada harapan yang kosong, tetapi harapan yang pasti, bahwa Tuhan pasti menggenapi janji-Nya. Mereka tidak tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali, tetapi mereka percaya itu pasti akan terjadi (ay. 10). Rasul Paulus pernah berkata 'kita lebih dari pada orang-orang yang menang' (Rm.8:37) yaitu orang-orang yang percaya di akhir hidup pasti menerima kemenangan, sekalipun belum sampai garis akhir. Semangat yang sama mengalir di dalam kehidupan jemaat Tesalonika, sekalipun harus menderita bahkan menghadapi kematian, mereka tetap tidak putus pengharapan kepada Tuhan. Keadaan yang sulit dan buruk tidak akan mengalahkan orang-orang yang selalu berpengharapan kepada Tuhan Yesus.

Kehidupan jemaat Tesalonika ini tidak terlepas dari teladan yang mereka saksikan (ay. 6-7) Mereka mengikuti jejak Tuhan Yesus juga Rasul Paulus yang tetap setia sekalipun harus menderita, dan kemudian kehidupan mereka juga diikuti oleh orang percaya lainnya. Ini dampak yang terus berkesinambungan, orang-orang percaya selalu memberikan dampak untuk yang lainnya. Di tengah segala keterbatasan dan kesulitan jemaat Tesalonika, tidak menghalangi mereka untuk memberikan hidup yang terfokus kepada Tuhan dan yang terbaik bagi-Nya, sehingga berdampak buat banyak orang juga. Panggilan yang sama juga berlaku bagi setiap orang percaya untuk memberikan dampak yang nyata, apa pun situasi hidup yang dihadapi. Supaya lebih banyak orang mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus. [RR]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Mengapa jemaat di Tesalonika bisa menjadi jemaat yang memikat dan berdampak luar biasa?

Penerapan

Komitmen konkrit apa yang Anda mau lakukan untuk memberikan hidup yang memberikan dampak buat orang di sekitar Anda?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.