Bagikan artikel ini :

The Love Manifesto (Manifesto Kasih)

Roma 8:31; Yohanes 15:13

EKSPRESI PRIBADI

Banyak orang bicara tentang ‘cinta’, tapi tanpa memahami maknanya. Begitu mudah mengucapkan cinta, tapi esoknya selingkuh. Hari ini cinta menggebu, tapi sedikit badai langsung ditinggal. Tahun lalu mengasihi, tapi hari ini saling membenci. Inilah gambaran cinta di dunia di mana kita hidup.

Kasih yang gampangan, rancu dan penuh kebingungan adalah gambaran kasih yang dapat ditemukan dengan mudah di dunia sekitar kita hari ini. Sebuah lagu sederhana ‘In the bleak midwinter’ yang liriknya ditulis oleh Christina Rossetti, menggambarkan dunia yang dingin akan kasih dan penuh kekerasan, tapi kepada dunia seperti inilah Allah hadir dan menyatakan kasih sejati. Allah menyatakan bahwa kasih itu agape. Ia tanpa syarat. Kasih itu bukan karena jasa atau kepantasan. Allah, yang sedari mula adalah kasih (1Yoh. 4:8), kini membuktikan kasihNya tersebut dengan mengirimkan PutraNya yang tunggal untuk sebuah misi kasih yang sejati, yaitu penebusan. Kasih itu dinyatakan, bukan dibicarakan. Kasih itu dimanifestokan. Ia dapat dilihat dan dirasakan. Ia dapat dicerna oleh indera manusiawi yang mencari perhentian dalam kasih yang murni dan sejati.

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam kesempatan ini, kita hendak belajar dari dua nas firman Tuhan yang dengan jelas memanifestokan kasih Allah tersebut. Ada tiga prinsip yang akan direnungkan bersama:

  1. Allah menjamin kita (Rm. 8:31)
    Kasih itu bukan teori. Bukan janji semata, tapi dipenuhi. Sejak kejatuhan, Allah telah berjanji akan sebuah penebusan. Penebusan itu membutuhkan kasih agape untuk merealisasikannya. Dan Allah adalah kasih itu sendiri. Itulah yang dikenal sebagai proto-evangelism sejak kejatuhan manusia. Allah yang berjanji, Allah yang menepati pada waktuNya. Ia memberikan AnakNya sendiri. Ia menjamin janji kasihNya.
    Paulus menuliskan “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rm. 8:32). Paulus menyatakan dengan tegas dan jelas (manifesto) bahwa kasih Allah itu nyata dan tidak ada ruang bagi keraguan. Allah sungguh-sungguh membuktikan betapa kasihNya bagi manusia yang berdosa. Ia ada bersama dengan umatNya dalam keberdosaan dan kelemahan. Ia ada di sana, Imanuel di pihak kita. Ia menjamin kasihNya, di saat justru manusia berdosa memberontak padaNya. Oleh karena itu, Paulus menyatakan ‘bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?’ Ini bukanlah pertanyaan bagi Paulus, tapi pernyataan. Pertanyaan retorik ini hendak menyatakan jawaban manifesto yang jelas bahwa Allah sungguh ada bersama dengan kita. Tidak ada ruang bagi keraguan mengenai hal ini. Kasih Allah telah terbukti saat Ia mengirimkan AnakNya.
  1. Allah memberi diriNya (Yoh. 15:13)
    Yoh. 15:13 menyatakan bahwa Yesus memberikan nyawanya. Dan tentu saja di dalam Alkitab banyak sekali ayat yang menyatakan hal serupa. Manifesto kasih Allah ini adalah dengan cara ini, memberikan diriNya. Makna terdalam kasih adalah berkorban. Tidak ada kasih tanpa berkorban. John Stott menegaskan bahwa ‘Christ's love (issued) in self-sacrifice’.
    Dunia hari ini bukan hanya miskin akan kasih, tapi memang tidak ada kasih seperti yang dinyatakan Allah ini. Kasih yang agape dan self-sacrifice. Dunia mengenal kasih yang transaksional. Kasih yang hitung-hitungan dan untung-rugi. Dunia menawarkan kasih yang memandang muka, dan sebagainya. Hal ini tidak pernah ada di dalam diri Allah pada saat Ia membuktikan kasihNya dengan memberikan nyawaNya bagi manusia berdosa. Ia mengasihi tanpa syarat dan memilih umatNya bukan karena kebaikan mereka. Bahkan, Allah menyebut orang-orang berdosa itu sebagai sahabat-sahabatnya, meski di kala mereka masih memberontak padaNya dan akan meninggalkanNya di saat Ia disalibkan. Kasih Kristus itu menerima orang berdosa bahkan sebelum mereka menyadari keberdosaannya. Betapa besarnya kasih Allah yang dimanifestokan itu saat Ia hadir di dalam dunia. Ia memberikan nyawaNya adalah sebuah manifesto tegas akan ketuntasan misi penebusan itu, yang didasarkan atas kasihNya.
  1. Tidak ada kasih yang lebih besar (Yoh. 15:13)
    Kemudian Allah menegaskan bahwa ‘tidak ada kasih yang lebih besar’. ‘Besar’ dalam bahasa aslinya di sini adalah tidak ada yang ‘greater, larger, elder, stronger’. Rasul Yohanes hendak menegaskan bahwa kasih Kristus ini adalah yang tertinggi, ini adalah puncak tertinggi kasih. Salib Kristus adalah bukti otentik manifesto kebesaran kasih Allah akan dunia ini dalam sejarah waktu. Sebagaimana sebuah pujian Kristen yang terkenal ‘Above the Hills of time’ the cross is gleaming. yang diterjemahkan ‘Menjulang nyata atas bukit kala/waktu’ terang benderang salibMu Tuhanku.’  Salib itu bukti otentik yang menembus batas ruang dan waktu sejarah umat manusia untuk menyatakan/memanifestokan kasih Allah yang kekal. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada yang dinyatakan di atas salib. Salib adalah manifestasi terjelas dan terterang akan siapa Allah dan kasihNya. Tidak ada yang lebih besar dari ini.

Bagi beberapa orang Kristen yang sedang melangkah berat di tengah peliknya arus pergumulan hidup, kasih Allah bukanlah hal yang mudah untuk dicerna di masa berat pergumulan yang membutuhkan solusi cepat. Tapi langkah iman untuk terus percaya kasih Allah yang tidak berubah merupakan modal kekuatan besar untuk melangkah menuju kemenangan iman. Ia di pihak kita. Bukan berarti kita dapat mengklaim hal-hal yang tidak seharusnya menjadi bagian kita. Hal ini berarti bahwa selayaknyalah orang Kristen melangkah tanpa keraguan, Allah ada di setiap langkah. Allah turut melangkah bersama langkah Anda. Beriman meski jalan berkabut. KasihNya sudah dinyatakan di atas salib seturut janjiNya, dan penyertaan imanuel dijanjikan bagi tiap anak-anakNya. Allah sudah memanifestokan kasihNya. Sekarang, bagian kita memanifestokan iman kita padanya selama melangkah di dunia yang sementara ini, dalam iringan langkah bersamaNya meski tidak mudah.[RP]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Kasih seperti apa yang telah Tuhan manifestokan sebagai kasih teragung ?

Penerapan

Bagaimana menerapkan iman dalam tindak sehari-hari di tengah perjalanan hidup yang sedang dirudung oleh kabut persoalan ? Bentuk konkrit iman seperti apa yang mengekspresikan keyakinan bahwa Allah beserta kita ?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.