Bagikan artikel ini :

The Message Of Joy (Berita Sukacita)

Lukas 2:10, 17-18; 1 Petrus 1:8

BAHAN CARE GROUP

Manusia sangat membutuhkan cermin. Dengan cermin ini, siapapun bisa mendapatkan gambaran dari pantulan dirinya sendiri. Bagaimana wajah, penampilan diri, dan penataan serta kondisi luar - tubuh diekspresikan. Tentunya semua pantulan gambar yang datang dari cermin adalah apa adanya. Tidak bisa ditutupi, dikurangi dan ditambahi. Biarpun ada cermin khusus yang dapat memantulkan yang berbeda, tetapi pada umumnya cermin memantulkan gambar yang jujur.

Cermin sebenarnya dapat menolong siapapun untuk melihat kondisi luarnya. Kadang rambut menjadi putih, ada bercak dan kerutan di wajah, kotor dan lusuh pakaian yang dikenakan. Semua pantulan ini, sebetulnya bisa menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung suasana kehidupan seseorang. Cermin bisa membuat kesedihan, bahkan sebaliknya kesukacitaan pada saat pantulan kejujuran terhadap diri sendiri diterima apa adanya. Tidak perlu disangkali dan ditolak

Manusia butuh “cermin hidup”, yang dapat mengungkapkan “isi” yang ada di dalam hidup manusia, khususnya berkenaan dengan hati manusia. Tuhan Yesus pernah berkata: “Karena dari hati timbul segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Tentunya “cermin hidup” ini berhubungan dengan Firman Tuhan. Dimana Firman Tuhan ini, dapat menunjuk kepada: Firman yang tertulis, yaitu Alkitab dan Firman yang hidup, yaitu Tuhan Yesus. Jelas berita sukacita
didalam Natal adalah berita tentang kedatangan Firman yang hidup, yaitu: Tuhan Yesus (Yoh. 1:14). Coba renungkan sejenak apakah berita sukacita Natal ini adalah berita special bagi Anda?

EKSPLORASI FIRMAN

Pertanyaan yang perlu diajukan adalah mengapa berita pertama dari Natal ini disampaikan kepada para gembala? Apakah ini memang kesengajaan yang Allah lakukan? Kenapa tidak kepada kelompok yang lain, yang lebih sedikit terpandang? Jawaban pastinya, tidak ditemukan. Namun demikian, secara tersirat para gembala ini, dapat menggambarkan kondisi riil manusia, yang “terpinggirkan” hidupnya oleh dosa. Dimana esensi dari dosa adalah “gelap”, yang membuat hidup jauh dari terang. Nabi Yesaya berfirman: “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu” (Yes.59:2).

Inilah realita hidup dari manusia, yaitu jauh dari Allah, karena ada dosa dan kesalahan yang dilakukan dan mengikat. Kegelapan yang terjadi, karena dosa dan kesalahan yang memposisikan kondisi manusia dan Allah saling menjauh, karena ada permusuhan. Inilah yang membuat hidup manusia “terpinggirkan”- jauh dari Allah. Tidak ada ada lagi terang – berkat Allah, yang ada hanyalah kegelapan-ketakutan, didalam menghadapi segala macam ancaman kematian. Kuasa kegelapan, yaitu dosa yang membawa “upah” maut atau kebinasaan (Rm. 6:23a). Kondisi yang demikian inilah, yang membuat para gembala dan juga setiap orang mulai kehilangan damai sejahtera, yang terjadi justru diliputi dan dikuasi oleh bayang-bayang kegelapan –ketakutan. Api unggun, yang dibuat oleh para gembala menjadi “simbol” adanya kebutuhan terang yang dapat menghangatkan dan memberikan pencahayaan, untuk mengusir udara dingin dan gelap. Biarpun hanya bersifat sementara saja.

Apakah ada pengharapan, yang dapat menghadirkan kebahagian di dalam hidup manusia yang dkuasai oleh kegelapan ini? Puji Tuhan, melalui berita yang disampaikan oleh malaikat Tuhan, pengharapan yang diwartakan seperti “oase” di padang gurun yang kering dan gersang; yang memberikan air segar yang dapat meredakan dahaga. Dengan sangat jelas, malaikat Tuhan berkata: “Jangan takut, sebab sesunguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” Pertanyaannya: Kesukaan besar yang bagaimana yang dapat membuat tidak takut lagi dan juga untuk seluruh bangsa? Jawabannya: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu KristusTuhan di kota Daud.”

Ada penekanan jawaban yang diberikan, yaitu: lahir-datangnya Juruselamat. Dimana Juruselamat ini adalah disebut: (1). Kristus, yang artinya orang yang sudah dipilih dan ditetapkan oleh Allah sendiri untuk menjadi Juruselamat. (2). Tuhan, menunjuk kepada keberadaan yang Ilahi, yaitu pribadi Allah sendiri yang datang dalam wujud manusia. Dengan demikian dapat menjadi Juruselamat. Tentunya berita yang seperti ini, jelas membawa kesukacitaan dan kebahagian bagi siapapun yang mendengar. Kenapa? Jawabannya karena ada Allah sendiri yang datang ke dalam dunia untuk menjadi manusia. Ini berbicara tentang kebenaran yang sangat luar biasa, yaitu tentang konsep: “Imanensian” – keterdekatan Allah. Allah berinisiatif di dalam mendekatkan diri-Nya kepada manusia.

Dia mendekatkan diri – datang untuk mencari manusia dan menyelamatkan manusia dari segala dosa, yang membawa kebinasaan. Dengan demikian, damai sejahtera dialami, dan ketakutan di dalam kegelapan tersingkirkan. Tersingkirkan, karena ada Allah Imanuel yang sudah datang ke dalam dunia (Mat. 1:23). Butuh sukacita? Jawabannya hanya ada pada Tuhan Yesus saja. Jangan cari pada tempat dan pribadi yang lain. Pasti tidak memberikan apapun.(LHP)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa alasan dan dasar Anda bersukacita saat menyambut kelahiran Kristus?

Penerapan

Coba jujur dengan diri sendiri, apakah sukacita dalam Kristus masih Anda miliki di dalam kehidupan ini? Sharingkanlah dalam CG Anda!

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.