Bagikan artikel ini :

The Richness Of God’s Grace (Kekayaan Anugrah Allah)

Efesus 2:4-10

BAHAN CARE GROUP

Kehidupan ada naik dan turun, dan sering masalah datang tanpa diduga. Saya cukup dekat dengan ayah saya, bagi saya dia adalah seorang guru dan sahabat. Banyak hal yang saya tidak mengerti baik dalam kehidupan maupun pelajaran sekolah dapat saya tanyakan kepadanya. Namun saya kehilangan ayah saya pada saat usia saya masih sangat muda. Saya juga tidak begitu dekat dengan ibu saya, bahkan sering terjadi konflik diantara kami. Di sekolah saya bukan anak berprestasi, dan tidak memiliki banyak teman. Keadaan ini membawa saya kepada putus asa yang mendalam hingga pernah terfikir dalam benak saya untuk mengakhiri kehidupan ini. Di titik terendah inilah saya pertama kali merasakan anugrah Allah. Dalam sebuah ibadah Allah menyatakan kasih yang besar bagi saya, bahwa Ia punya rencana yang indah dalam hidup saya, dan bahwa Ia yang akan menuntun kehidupan saya. Sejak hari itu saya menyadari, sekalipun ada kesulitan Allah selalu menuntun hidup saya dan tidak meninggalkan saya. Bagikan dalam kelompok Andapengalaman anugrah Allah yang nyata dalam kehidupan Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Tentu kita sering mendengar dan diajarkan akan besar dan kayanya anugrah Allah dalam hidup kita. Dimulai dari keselamatan yang Tuhan berikan hingga pemeliharaan dan pertolongan-Nya dalam kehidupan kita melalui ragam cara yang melampaui ekspektasi kita. Dalam perikop yang kita baca, kita kembali diingatkan betapa besar dan luar biasanya anugrah Allah dalam hidup kita. Dasar dari anugrah Allah yang begitu kaya datang dari kasih-Nya yang besar kepada kita. Karena kasih-Nya kepada kita, sekalipun kita manusia sepatutnya menerima hukuman dan murka Allah atas pelanggaran dan dosa-dosa kita, kita diampuni dan diselamatkan bahkan menerima janji hidup kekal. Sekalipun kita sudah menjauhi Allah bahkan memusuhi-Nya dengan mengikut jalan dunia dan taat pada penguasa angkasa, kita tidak dihukum. Inilah dasar dari anugrah Allah bagi kita, yakni kasih-Nya kepada kita.

Anugrah yang kaya itu nampak dalam keselamatan. Kita yang sudah berdosa sesungguhnya sudah mati karena pelanggaran dan dosa-dosa kita. Kematian ini bukan sekadar kematian fisik, melainkan juga kematian secara spiritual dimana kita merasakan kehidupan yang tanpa arti dan penuh dengan penderitaan di dalam jiwa kita. Allah memberikan Kristus untuk mati bagi kita, supaya kita yang percaya kepada-Nya memperoleh kebangkitan bersama Kristus. Kebangkitan ini sudah dapat kita rasakan sejak kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat hidup kita. Jiwa kita yang mati dihidupkan kembali, kita yang tadinya hidup dalam kehampaan diberikan kesempatan baru memiliki hidup yang penuh arti dan tujuan. Jika dahulu dalam dosa kita dihimpit oleh ketakutan, kecemasan, rasa bersalah, rasa jijik pada diri sendiri, kini semua diubah menjadi sukacita, damai sejahtera, pengharapan, dan kasih.

Kita yang sudah menerima anugrah ini merasakan kehidupan yang berarti karena kita dikembalikan kepada tujuan awal kita diciptakan, yakni melakukan pekerjaan baik. Dalam dosa kita menuruti hawa nafsu dan kedagingan yang tidak berujung, hal ini membawa kita menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang dan kosong dalam diri kita, karena kita tidak menghidupi tujuan mula-mula kita diciptakan. Allah adalah arsitek dari diri kita, Ia yang paling tahu tujuan kita diciptakan. Gagal mencapai tujuan ini akan membuat kita merasakan kehampaan dan tiada berarti. Sebaliknya anugrah Allah, bukan cuma menghapus dosa kita dan memberi kita jalan kepada keselamatan, anugrah Allah menuntun kita kembali kepada tujuan kita diciptakan, mengerjakan pekerjaan baik. Ini semua diberikan Allah kepada kita karena kasih-Nya kepada kita. (DK)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apakah makna kekayaan kasih karunia Allah seperti yang diungkapkan oleh Paulus?

Penerapan

Kehidupan seperti apa yang dikatakan sesuai dengan rencana dan rancangan Allah itu?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.