Bagikan artikel ini :

The Role Of Faith in Hard Times (Peran Iman di Masa Sukar)

1 Korintus 16:13-14; Matius 17:20

BAHAN CARE GROUP

Banyak bahaya yang mengancam iman percaya, seperti perselisihan, iri hati, dan kepentingan diri sendiri, belum lagi kesulitan hidup karena sakit penyakit serta derita berkepanjangan. Apakah peran iman Anda dalam segala situasi yang tidak kondusif dan cenderung sukar ini? Bagaimana Anda dapat bertahan menghadapi cobaan dan tantangan?

Sebagai anggota komunitas orang percaya, kita pun perlu selalu merawat hidup bersama yang damai dan sentosa. Belajar dari pengalaman hidup pribadi dan berjemaat di Korintus yang penuh persoalan dan tantangan, kita kiranya dapat memerankan iman kita di tengah segala gejolak kehidupan yang tidak gampang.

EKSPLORASI FIRMAN

Ayat 13 dari surat 1 Korintus 16 ini merupakan nasihat penutup. Dengan memakai istilah militer, Rasul Paulus memberikan perintah: “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” Setiap perintah di dalam ayat ini dan satu perintah dalam ayat berikutnya, “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!” (ay. 14)  memakai bentuk waktu sekarang (present imperative), sehingga mengungkapkan serangkaian tindakan yang sifatnya berkesinambungan. Sesungguhnya seruan “berlakulah seperti laki-laki” dan “berperanglah” mengingatkan orang pada bakar semangat bangsa Filistin untuk bertempur melawan orang Israel sampai terpukul kalah dan bahkan “amat besar kekalahan itu” (bdk. 1 Sam. 4:9-10). Dasar lima perintah di dalam bagian kesimpulan atau penutup surat 1 Korintus ini, ialah: maraknya pengaruh buruk dan jahat yang sangat membahayakan kesatuan umat, dan juga mengancam pemberitaan Injil, serta berpotensi menggoyahkan keteguhan iman percaya. Demikianlah peringatan dan perintah ini seiring dengan tema kita, “peran iman di masa sukar” yakni: waspada mengantisipasi bahaya, bertahan di dasar yang benar, dan tetap kuat walau situasi gawat.

  1. Waspada mengantisipasi bahaya
    “Berjaga-jagalah” arti dasarnya adalah untuk tetap terjaga, digunakan dalam arti "waspada." Paulus mengingatkan jemaat untuk berjaga sekaligus waspada terhadap semangat pemecah-belah, pengajaran sesat, pesta pora, dan perilaku kesombongan. Waspadalah di sini terkait erat dengan hal-hal buruk yang berpotensi membahayakan dan melemahkan iman orang percaya. Kita perlu selalu berjaga-jaga dari para pengajar sesat, juga terlebih kita wajib berjaga-jaga dari serangan Iblis. Sebagaimana dalam situasi perang, berjaga-jaga bisa berarti mengantisipasi bahaya. Jemaat Korintus saat itu memang sedang menghadapi beragam persoalan dan dosa, misalnya perpecahan dan perselisihan (1:10-3:23), percabulan (6:12-20), penyembahan berhala (8:1-10:33), serta permasalahan diskriminasi sosial (11:17-34). Semua ini dapat melemahkan mereka. Karena itu, beriman bisa bermakna waspadalah ada bahaya mengancam.
  2. Bertahan di dasar yang benar
    “Berdirilah teguh” adalah istilah militer untuk memegang posisi seseorang dalam konteks peperangan. Sikap sempurna menunjukkan ketahanan untuk mempertahankan posisi di depan musuh. Maju tak gentar terhadap musuh. Pantang mundur, apalagi lari meninggalkan medan tempur. Dasarnya bukan perasaan yakin dalam diri sendiri, namun dalam ajaran Kekristenan yang dianutnya. Dalam konteks 1 Korintus, ajaran dan tradisi tersebut terutama merujuk pada Injil Yesus Kristus: kematian dan kebangkitan-Nya (15:3-4). Rasul Paulus sedang mendorong jemaat untuk tetap kokoh di atas dasar yang teguh, yakni kebenaran Injil Kristus. Beragam ajaran sesat dan pandangan duniawi akan terus datang menyerang, tetapi mereka harus kokoh berpondasi iman yang benar. Dan syukur lagi bila iman jemaat pun “besar,” sampai bisa “memindahkan gunung” (bdk. Mat 17:20). Beriman berarti bertahan dalam kebenaran, apa pun datang menyerang.
  3. Tetap kuat walau situasi gawat
    “Bersikaplah sebagai laki-laki” dan “tetap kuat“ merupakan kesatuan. “Bersikap sebagai laki-laki” belum tentu harus dilawankan “bersikap seperti perempuan”. Yang dimaksud bisa jadi bukan “laki-laki vs. perempuan,” melainkan “laki-laki dewasa vs. anak kecil.” Dorongan berlaku untuk seluruh gereja agar bertindak pantas sebagai orang percaya dewasa. Ada unsur keberanian untuk menghadapi tantangan besar yang ada di depan. Bagi jemaat Korintus, nasihat untuk menjadi berani dan kuat sangat relevan. Mereka Nampak kurang berani melawan pandangan dan cara duniawi yang mulai merajalela di dalam lingkungan jemaat sendiri. Dalam menghadapi godaan, setiap orang Kristen harus "tetap kuat." Ketika dihadapkan dengan ajaran yang menantang iman, kita harus "tetap kuat." Ketika kesenangan dosa mulai dirasakan oleh tubuh jasmani kita, saat genting untuk segera berpaling dari kenikmatan sesaat dan "tetap kuat."

“Peran iman di masa sukar” mengacu kepada kesadaran, keteguhan, dan kekuatan. Kita perlu selalu waspada, terus bertahan dan tetap kuat menghadapi arus kehidupan yang deras dan melawan perjalanan iman kita. Pada akhirnya sama seperti mereka harus berdiri teguh di dalam iman, mereka juga harus melakukan semuanya di dalam kasih. Dengan kata-kata ini, “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih” maka surat 1 Korintus berakhir dengan sebuah nasihat kembali ke kasih seperti pada pembuka suratnya. Dalam 1 Korintus 1:10 rasul Paulus telah mengajak para pembacanya untuk "seia sekata" dan “jangan ada perpecahan," tetapi "sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir." Kasih menjadi pengikat yang mempersatukan dan pengungkapan iman secara nyata, apapun yang terjadi meski di luar kendali. Segalanya harus diurus dalam suasana kasih, baik kasih kepada Allah maupun kasih kepada sesama. (YM)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa peran iman dalam memberikan kekuatan dan keteguhan dalam menghadapi badai kehidupan?

Penerapan

Bagaimana Anda memupuk iman agar terus bertumbuh dan makin dewasa? Sikap dan tindakan apa yang Anda akan lakukan?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.