Bagikan artikel ini :

The Salt Of The Earth (Garam Dunia)

Matius 5:13

EKSPRESI PRIBADI

John Stott dalam bukunya (Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani) menyoroti salah satu sikap orang Kristen di dalam dunia, yang tidak seharusnya adalah pasifisme Kristen. Secara sederhana adalah sikap pasif terhadap apa yang terjadi di dalam dunia ini, tidak mau ikut memperjuangkan kebenaran, mengusahakan keadilan, malah lebih banyak tenggelam dalam arus dunia. Sehingga akibatnya nilai-nilai kekristenan tidak begitu dirasakan di banyak sisi kehidupan. Coba diskusikan alasan apa yang membuat orang Kristen tidak berani menghidupi imannya di dalam praktek kehidupannya sehari-hari?

EKSPLORASI FIRMAN

Garam di dunia kuno adalah komoditi yang sangat berharga, untuk mengawetkan (karena tidak ada lemari es) dan untuk memberikan rasa. Di masa itu orang Romawi punya pernyataan “Tidak ada yang lebih berguna daripada matahari dan garam”. Tuhan Yesus berkhotbah juga dengan mengatakan kepada murid-murid-Nya sebagai garam dunia. Dua hal yang bisa kita pelajari tentang garam dunia ini.

Identitas Murid Kristus

Ketika Tuhan Yesus mengatakan “kamu adalah garam dunia” ini ditujukan kepada murid-murid-Nya, yang berarti menyatakan bahwa identitas murid-murid adalah garam dunia. Bentuk penulisannya pun ditulis dalam bentuk kekinian yang terus menerus (present), artinya identitas ini tetap melekat seumur hidup. Seringkali pemahaman yang tidak tepat adalah orang percaya harus menjadi garam dunia, padahal esensinya sudah garam dunia. Bagaimana mungkin garam harus menjadi garam? Identitas sebagai garam dunia dialamatkan begitu spesifik bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, ini adalah identitas yang diberikan oleh Tuhan bukan sesuatu yang dicari dan diusahakan. Identitas ini berarti menunjukkan perbedaan yang hakiki antara orang percaya dan dunia yang telah rusak. Permasalahannya adalah orang percaya sering melupakan identitas sebagai garam dunia ini.

Identitas sebagai garam dunia ini mengingatkan bahwa setiap orang percaya berbeda dengan dunia ini, tetapi tetap harus hadir di dunia untuk mentransformasikan lingkungannya. Jati diri orang percaya sebagai garam dunia ini adalah sesuatu yang harus dihidupi di dalam kehidupan sehari-hari. Identitas garam dunia menunjukkan dunia ini yang sudah busuk karena dosa, sehingga dunia membutuhkan garam dunia. Seperti para murid, mereka dipanggil bukan untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk jangkauan yang terbentang ke seluruh dunia.

Jika dunia ini baik-baik saja, maka tidak dibutuhkan garam dunia. Murid sejati adalah murid yang pasti ‘asin’, murid yang menjalani kehidupannya menurut identitasnya di dalam Kristus.

Misi Murid Kristus

Tuhan Yesus tidak berhenti dengan menyatakan identitas murid Kristus sebagai garam dunia, tetapi menyatakan garam itu harus melaksanakan fungsinya. Tuhan Yesus berkata “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?” Garam itu pada esensinya asin dan harus mengasinkan, memberi rasa, mengawetkan agar tidak busuk. Di dunia kuno, ada garam yang tidak murni dan keasinannya sementara, sehingga tidak bisa berguna untuk berbagai hal yang semestinya seperti manfaat garam asli. Tetapi garam asli tidak akan menjadi hambar. Maka jika garam itu tidak bisa menjalankan fungsinya dikatakan “Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” Garam yang tidak asin, yang tidak menjalankan fungsinya, akan menjadi sia-sia, tidak ada gunanya sama sekali.

Misi murid Kristus jelas sekali di dalam dunia ini, untuk menyatakan kerajaan Allah, bukan menarik diri dalam dunia ini atau malah terbawa arus. Murid sejati tidak akan kehilangan ‘asinnya’ dia akan memberikan ‘cita rasa sorgawi’ dalam lingkungannya. Murid Kristus harus memberikan pengaruh yang nyata untuk lingkungan di mana dia berada. Artinya orang-orang Kristen tidak boleh bersikap acuh tak acuh dengan apa yang terjadi di dunia ini. Jiwanya akan senantiasa rindu orang-orang di lingkungannya mengenal Kristus. Cara hidupnya dijalani bukan kompromi dengan cara-cara dunia, tetapi penuh integritas. Tujuan hidupnya jelas untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Tuhan Yesus waktu masuk ke dalam dunia, tidak pernah kehilangan identitas-Nya, justru menyatakan dengan jelas siapa diri-Nya, dan memberikan diri-Nya untuk mengubahkan dunia yang sudah rusak ini, sehingga orang yang percaya kepada-Nya juga dapat memberikan perubahan di dunia ini.[RR]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapa orang percaya disebut sebagai garam dunia?

Penerapan

Apa sikap konkrit yang mau Anda lakukan untuk hidup sebagai garam dunia?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.