Time For Mission (Waktu Untuk Bermisi)
Kisah Para Rasul 8:26-40
|EKSPRESI PRIBADI|
Memberitakan injil merupakan panggilan setiap murid Kristus. Tuhan Yesus memberitakan perintah kepada murid-muridNya, termasuk kita yang sudah percaya kepada Kristus untuk “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Nah, apakah Anda sudah memiliki pengalaman di dalam memberitakan Injil kepada orang lain? Silahkan membagikan kisah pengalaman Anda mengabarkan Injil di dalam CG Anda lalu diskusikanlah!
|EKSPLORASI FIRMAN|
Kisah Para Rasul 8:26-40 merupakan kisah Filipus, seorang diaken (6:5) yang dipakai Tuhan secara luar biasa di Samaria (8:4-8), yang terpanggil untuk melayani seorang sida-sida dari Etiopia. Dari kisah pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Filipus terhadap sida-sida dari Etiopia, kita bisa melihat bahwa Tuhan sedang berkarya bagi bangsa lain selain bangsa Yahudi dan kepada semua orang tanpa dibatasi oleh status dan kondisi orang-orang tersebut. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari pelayanan Filipus ini terutama bagaimana kita memberitakan Injil kepada orang lain.
Pertama, peka dan taat terhadap suara Tuhan (8:26, 29). Di dalam memberitakan Injil, kita harus peka mendengar suara Tuhan yang menuntun kita untuk memberitakan injil. Karena pekerjaan pemberitaan Injil adalah pekerjaan Roh Kudus yang dinyatakan melalui orang-orang yang dipakai-Nya. Filipus dapat memberitakan Injil kepada Sida-sida dari Etiopia ini karena ia dituntun oleh suara malaikat (26) dan suara Roh Kudus (29) yang memintanya untuk melayani sida-sida ini dan taat untuk melakukannya.
Di dalam kehidupan kita sebagai murid-murid Kristus, terkadang kita pun digerakkan oleh Tuhan untuk pergi melayani orang lain. Bisa melalui doa, pelayanan kasih seperti memberi bantuan terhadap orang yang membutuhkan, dan gerakan-gerakan lainnya yang Tuhan berikan kepada kita. Semua itu adalah cara Tuhan untuk kita bisa memberitakan Kristus Yesus dan kasihNya kepada banyak orang. Melalui semua itu, orang bisa mengenal Kristus melalui pelayanan yang kita berikan. Jika Tuhan menggerakkan kita untuk pergi, taatlah seperti Filipus yang tidak banyak bertanya dan mencari alasan untuk menghindar karena kita.
Kedua, memulai dari pergumulan hidup (8:30). Filipus memulai pemberitaan Injil melalui pergumulan yang sedang dihadapi oleh sida-sida Etiopia tersebut. Sida-sida Etiopia ini baru saja dari kota Yerusalem untuk beribadah. Kemungkinan dia tidak bisa masuk ke Bait Suci karena statusnya yang adalah sida-sida (Ul. 23:1) tetapi tampak sekali kerinduan untuk diselamatkan. Hal ini tampak dari kegelisahan setelah membaca kitab Nabi Yesaya (Yes. 53:7-8) tentang seorang yang rela berkorban dan menderita demi menebus dosa manusia. Selanjutnya, Filipus menjelaskan tentang Yesus Kristus kepada sida-sida Etiopia ini dari nas yang dibaca oleh sida-sida tersebut. Dan kita bisa melihat bagaimana Roh Kudus bekerja di dalam hati sida-sida ini sehingga ia pun menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dengan segenap hati (8:37) dan memberikan dirinya untuk dibaptiskan (8:38).
Di dalam kita memberitakan Injil, kita perlu memperhatikan situasi dan kondisi orang yang kita layani. Memberitakan Injil bukan hanya sekedar menyampaikan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, tetapi kita perlu membangun jembatan di mana orang yang kita layani siap dan menyambut berita tersebut. Karena itu, kita pun harus rela dan siap untuk berkorban melayani dan memberikan semaksimal mungkin bagi orang yang kita layani. Kristus hadir ke dalam dunia pun menjawab pergumulan manusia dan kita pun, sebagai alat-alatnya, melayani dengan cara Kristus melayani. Ketika orang sedang bergumul dengan makan sehari-hari, datanglah membawa makanan. Ketika orang sedang bergumul dengan masalah pekerjaan dan ekonomi keluarga, datanglah memberikan bantuan apa yang bisa kita kerjakan bagi mereka. Doakan dan kuatkan mereka. Dengan demikian, ketika mereka menyambut kita sebagai pemberita Injil, maka Injil itu sendiri akan disambut dengan sukacita oleh mereka yang membutuhkannya seperti yang dikatakan oleh Paulus di dalam Roma 10:15 “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Dan sisanya, kita serahkan kepada Roh Kudus, yang sanggup mengubah hati yang keras menjadi hati yang lembut untuk menerima berita Injil yang kita sampaikan. [SO]
|APLIKASI KEHIDUPAN|
Pendalaman
Mengapa bagi seorang murid Kristus, memberitakan Injil adalah sebuah keharusan dan bukan sebagai sebuah pilihan alternatif ?
Penerapan
Apa saja yang harus Anda lakukan untuk menjadikan hidup berarti?
|SALING MENDOAKAN|
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.