Bagikan artikel ini :

When The Foundations Are Shaken (Ketika Dasar-Dasar Diguncangkan)

Mazmur 11:1-7

EKSPRESI PRIBADI

Michael Sandel adalah seorang filusuf Amerika, kelahiran tahun 1953. Beliau adalah seorang professor yang mengajar di Harvard university law school, dimana kuliahnya tentang keadilan (justice) secara luar biasa telah sangat mengemparkan dunia, dan telah diakses lebih dari 10 juta orang dari berbagai penjuru dunia. Apabila kita berkesempatan untuk mengakses apa yang terjadi dalam ruang kuliahnya tersebut melalui website https://justiceharvard.org/, maka kita akan menyadari bahwa membahas tema yang namanya keadilan hidup itu banyak dimensinya dan tidak mudah. Berbagai teori tentang keadilan masih belum sanggup menuntaskan apa itu definisi sebuah keadilan. Walaupun ada yang berusaha mendefinisikan keadilan (justice) adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, tapi tetap akan mengundang perdebatan: siapa yang menempatkan, tempatnya dimana, sudut pandangan menurut siapa, dan seterusnya dan seterusnya. Sampai-sampai, ada sebagian orang yang menyimpulkan secara sinis, bahwa kita tidak akan pernah menemukan keadilan di dunia ini, sebab pada kenyataannya hidup kita sendiri ada di dalam container dunia yang tidak adil.

Jadi, adakah keadilan di dunia ini? Dimana Tuhan dalam konteks ini? Adakah tempat perlindungan bagi orang benar yang hidup di tengah ketidakadilan dunia fasik, yang absurb dalam hal definisi keadilan ini sendiri? Puji Tuhan, melalui perikop Mazmur 11 hari ini, kita akan mengumulkan tema ini dan belajar dari sikap pemazmur bagaimana dia berjuang sebagai orang benar yang hidup di tengah dunia yang penuh kefasikan dan ketidakadilan.

EKSPLORASI FIRMAN

Mazmur 11 adalah salah satu Mazmur yang dikategorikan sebagai Mazmur keyakinan iman (Psalm of Confidence), yaitu sebuah mazmur yang mengekspresikan keyakinan iman Pemazmur akan Tuhan sebagai Sang Pelindungnya (The Hiding Place) dan sebagai Hakim yang adil, dimana Dia akan menghancurkan orang-orang yang jahat. Hal ini adalah sebagaimana mengutip apa yang Allan Ross (teolog PL) katakan, “The psalmist expresses his confidence in the Lord and his conviction that God would destroy the wicked.”

Ada 3 fakta yang kita dapat pelajari dari Mazmur 11,

  1. Fakta pertama: di dunia ini, ada orang benar, ada orang fasik.

Kita belum hidup di surga, kita masih hidup di dunia. Jangan hidup dalam halusinasi bahwa tidak ada orang jahat di dunia ini. Kitab Mazmur saja memulainya dari pasal 1 dengan membahas keberadaaan jalan orang benar dan jalan orang fasik. Bukankah kita terkadang tidak bisa terima ada perbuatan kejam dari orang fasik yang terjadi dalam kehidupan? Bukankah seringkali kita frustasi dan bertanya dimanakah Tuhan kala ketidakadilan itu terjadi, dimana pembelaan Tuhan atas orang benar? Tapi pergumulan ini hanya mungkin diselesaikan dengan memulainya pada satu titik kesadaran, dimana kita harus berdamai dengan kenyataan atau fakta, atas seijin Tuhan memang ada 2 golongan manusia di dunia ini, yaitu ada orang benar, ada orang fasik. Jadi, marilah kita tidak lebay, tidak hidup dalam halusinasi atau frustasi yang berlebihan. Namun, terimalah fakta selama kita hidup di dunia ini, memang akan selalu ada orang benar, yaitu “orang yang tulus” (ayat 7), dan juga ada orang fasik, yaitu “orang yang mencintai kekerasan” (ayat 5)

  1. Fakta kedua: Tuhan tidak pandang bulu.

Melalui Mazmur 11, kita tidak hanya dapati fakta, bahwa ada orang fasik dan ada orang benar, tetapi fakta yang kedua adalah, Tuhan tidak pandang bulu. Dituliskan di ayat 4b dan 5a, “…sorot mataNya menguji anak-anak manusia. Tuhan menguji orang benar dan orang fasik…”. Disini, jelas dikatakan, Tuhan tidak hanya menguji orang benar, tetapi juga orang fasik. Ujian hidup bukan hanya miliknya orang benar, tetapi semua orang, baik orang benar maupun orang fasik, semuanya mendapat soroton dari mata Allah, Sang Hakim yang adil itu. Bukankah hal ini sungguh terjadi di masa pandemi Covid-19 ini, dimana Tuhan yang Maha Adil itu mengijinkan kehadiran virus corona ini sebagai ujian hidup bagi semua anak manusia, tanpa pandang bulu. “Virus Corona memang benar-benar tak pandang bulu, siapa saja bisa terkena selama ketahanan tubuh lemah. Miskin dan kaya, tua dan muda, dari rakyat jelata, atlet dan aktor ternama, hingga pemimpin negara dan keluarga kerajaan tidak ada yang luput dari COVID-19.” (https://rsupsoeradji.id/corona-tak-pandang-bulu/)

  1. Fakta ketiga: Immanuel, God with us

Dalam ayat 4a dengan jelas dinyatakan bahwa kedaulatanNya dan kerajaanNya ada, di bumi seperti di surga: “Tuhan ada di dalam baitNya yang kudus (di bumi); “Tuhan, tahtaNya di sorga” (His presence and His kingdom – in Heaven and on earth.). Tuhan yang berdaulat penuh itu, ternyata bukanlah hanya Tuhan yang tahtaNya di surga, tetapi juga yang tahtaNya telah hadir di tengah umatNya, sebagai Immanuel. Marilah kita tidak hanya berhenti pada fakta yang pertama dan kedua dari Mazmur 11, tapi juga fakta ketiga, yaitu ada Immanuel, God with us, sebagai tempat kita berlindung dan Hakim yang adil, baik di dunia yang sekarang ini, maupun di dunia yang akan datang.[CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa artinya Tuhan menjadi tempat perlindungan (the hiding place) di tengah dunia penuh dengan kefasikan dan ketidakadilan?

Penerapan

Dalam rangka menyongsong Hari Natal (minggu advent I), bagaimanakah seharusnya sikap hati kita menyambut fakta: adanya Sang Immanuel, God with us, Anak Allah yang telah turun ke dalam dunia ini? (baca: Yesaya 9:5-6)

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.