Bagikan artikel ini :

Act to impact

PANGGILAN KESELAMATAN

Pemikiran Kristiani yang perlu dimiliki oleh setiap orang percaya adalah Allah didalam Kristus Yesus tidak hanya sekedar menyelamatkan orang berdosa untuk mendapatkan jaminan kehidupan yang kekal saja, tetapi ada "yang lebih", pada saat keselamatan itu dikaruniakan secara gratis atau cuma-cuma, yang hanya tinggal beriman kepada karya yang sudah Kristus Yesus lakukan diatas kayu salib.

Pemikiran "Yang lebih" dari keselamatan ini, perlu diungkapkan untuk dapat menemukan makna yang seutuhnya dari konsep teologia keselamatan itu sendiri. Harus diakui dimensi keselamatan tidak hanya "tunggal", yaitu membawa orang percaya mengalami jaminan hidup yang kekal, tetapi ada "yang lebih", yang berkenaan dengan adanya perubahan kehidupan dari orang berdosa itu sendiri yang sudah diselamatkan.

Perubahan kehidupan ini, didalam pengajaran teologia keselamatan berkenaan dengan 2 hal yang dilakukan oleh Roh Kudus sendiri, yaitu: (1). Kelahiran baru dan (2). Pertobatan. Dalam pengertian sederhana kelahiran baru menjadi titik awal, dimana orang orang berdosa dibawa oleh Roh Kudus , masuk didalam mengalami "pengalaman baru" hidup ada didalam pengenalan Allah dan kebenaranNya, sedangkan pertobatan adalah perubahan kehidupan yang memampukan orang percaya berani menolak dosa untuk tidak dilakukan lagi. Kelahiran baru dan pertobatan menjadi "titik awal dan lanjut" yang menghadirkan perubahan dahsyat yang terjadi dalam kehidupan orang berdosa yang sudah menerima anugrah keselamat dari Kristus Yesus.

Titik balik perubahan dahsyat ini, menunjukkan bahwa keselamatan yang sesungguh-sungguhnya memiliki kekuatan ilahi yang mampu mereformasi kehidupan orang berdosa dan yang sudah sudah terjual dibawah kuasa dosa, berbalik kepada Allah dan menjadi milik Allah (baca Kolose 1:13). Tidaklah mengherankan  reformasi didalam keselamatan menempatkan setiap orang percaya memiliki panggilan keselamatan yang Rasul Petrus katakan dan jelaskan di 1 Petrus 2:9, yaitu: "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangnya yang ajaib".

Didalam panggilan keselamatan yang diungkapkan oleh Rasul Petrus, ada 2 perubahan dashyat yang terjadi didalam kehidupan orang berdosa yang sudah menerima keselamatan. Dua perubahan dahsyat ini adalah: (1). Status yang baru, sebagai bangsa pilihan, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Allah. (2). Panggilan Allah agar orang berdosa keluar dari kegelapan yaitu kehidupan berdosa kepada terang yang ajaib yang adalah menunjuk kepada kebenaran Allah. Yang pasti perubahan dahsyat ini, tidak pernah dapat dikerjakan dan dilakukan oleh siapapun dan apapun, hanya, sekali lagi hanya oleh Allah sendiri yang dapat melakukan dan mengerjakan, karena Dia Maha Kuasa, sehingga Dia dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan ajaib ini. "Yang lebih" lagi selain diatas, Rasul Paulus juga mengungkapkan bahwa panggilan keselamatan  menempatkan setiap orang percaya didalam komitmen total untuk tidak lagi menyerahkan anggota-anggota tubuhnya kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi diserahkan (dipersembahkan) kepada Allah untuk dipakai menjadi senjata-senjata kebenaranNya (baca Roma 6:13). Inilah act to impact yang pertama, sebagai fondasinya.

PENEMPATAN YANG UNIK

Penempatan yang unik ini, bukan di surga tetapi ditengah-tengah dunia. Pemikiran sederhanya, kalau keselamatan itu hanya fokus utamanya untuk ke surga, pada hal didalam realitasnya masih ada di didalam dunia, ini jelas bukanlah yang Allah kehendaki, melainkan ada yang lebih lagi.

Ungkapan: "dipanggil keluar dari kegelapan", janganlah dipahami tinggal "terpisah" dari dunia, jelas bukan demikian! Namun harus dipahami setelah dipanggil keluar untuk mendapatkan keselamatan, kemudian dikembalikan lagi ke dalam dunia, sambil menantikan penggenapan yang sempurna dari keselamatan yaitu mengalami kehidupan kekal di surga bersama Allah dan orang percaya yang lain.

Penempatan yang unik orang percaya ditengah-tengah dunia ini, jelas Tuhan Yesus ungkapkan sendiri didalam pengajaran yang diberikanNya divatas Bukit, yang dicatat dalam Injil Matius. Dalam Matius 5:13-16, Tuhan Yesus mengungkapkan bahwa penempatan yang unik ini berkenaan dengan: Menjadi Terang dan Garam dunia. Ini artinya orang percaya harus punya "fungsi" terang dan garam dunia yang memberikan pengaruh. Jadi bukan sekedar hidup untuk menikmati keselamatan saja, tapi hidup yang memberikan makna dan buah tidak hanya bagi diri sendiri, keluarga, gereja, Allah tapi juga bagi orang lain. Inilah act to impact yang kedua.

Di manapun seorang Kristen berada: di rumah, dikantor, di gereja, di restoran, di jalan, dalam bis, dalam kereta, ditengah-tengah masyarakat, ia dipanggil  untuk menjadi "saksi hidup" Allah. "Saksi hidup" ini memiliki fungsi: (1). "Mencegah" dan "mengurangi" kejahatan, yaitu menjadi garam dan (2). "Membuka" dan "menelanjangi" dosa, yaitu menjadi terang. Tujuan akhir dari menjadi garam dan terang dunia adalah menuntun dan membawa orang lain yang berdosa berjumpa dan mengalami panggilan keselamatan dari Allah. Inilah act to impact ketiga.

Ini bukan perkara yang mudah semudah membalikkan telapak tangan! Karena hidup tidak seperti dan menurut cara dunia, tetapi sebagai anak-anak Allah, yang lebih memberikan pada bobot penekanan: Hidup sudah berubah dan pasti berbeda! Berbeda, karena anak-anak Allah dapat menjadi saluran berkat. Inilah act to impact yang keempat.

Jalan dan cara yang harus ditempuh adalah "stop" dari mencuri, berbohong, pornografi, berzinah, narkoba, korupsi, menipu, kekerasan, kesombongan, iri, kemarahan, materialisme, dugem, suap-menyuap, mencari muka, memfitnah dan segala macam kejahatan yang lain. Sebaliknya kembangkanlah sikap hidup yang benar, yaitu: Apapun yang dilakukan dan dikerjakan adalah "seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (Kolose 3:23). Inilah act to impact yang terakhir. Soli Deo Gloria. [LHP]