Bagikan artikel ini :

Anugerah Tuhan Dalam Keluarga

“Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah Para Rasul 16:31).

MEMAKNAI ANUGERAH TUHAN

Tuhan itu menjadi sumber dan pemberi anugerah yang terbaik. Anugerah dalam pengertian diberikan secara gratis --cuma-cuma, karena Dialah yang menjadi awal pertama anugerah itu berasal. Pada saat dunia dan segala isinya belum diciptakan oleh Tuhan, maka semuanya belum ada. Belum ada, karena memang Tuhan belum menciptakannya, sehingga tidak ada keberadaannya. Namun demikian, di dalam segala kebaikan, kemurahan dan kasih setia-Nya, Tuhan menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Bahkan yang sangat luar biasa, ternyata Tuhan itu bisa menetapkan, membuat serta menghadirkan kehidupan apapun dan siapapun di dalam dunia ini, khususnya keberadaan manusia. Kehadiran dari kehidupan inilah, yang disebut dengan anugerah.

Disebut anugerah karena Tuhan mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Ada keistimewaan yang Tuhan berikan dalam pengertian, kalau sampai Tuhan membuat serta kemudian menjadikan ada dan berwujud, itu jelas bukan berasal dari keinginan atau kehendak ciptaan tetapi dari Sang Pencipta. Kebenarannya sangatlah jelas, seperti yang Firman Tuhan katakan, yaitu: “Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: Mengapa engkau membentuk aku demikian? Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu bentuk untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (baca Roma 9:20-21)

Penekanan pada Pencipta menciptakan – membentuk serta membuat apapun yang dikehendaki-Nya. Tujuannya jelas yaitu bisa dipakai dengan tujuan mulia dan yang biasa. Untuk dapat memaknai anugerah Tuhan, maka menemukan tujuan dari penciptaan perlu didapatkan. Tanpa menemukan tujuan awalnya, maka kita tidak dapat memaknai anugerah Tuhan. Kalau pun coba dicarikan dan dicocok-cocokkan tujuannya di luar Tuhan, maka tidak akan sinkronn. Tuhan Yesus dengan tepat berkata melalui pertanyaan yang diajukan: “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?” Jelas jawabannya tidak bisa! Tidak bisa, karena tidak sesuai dengan tujuan awal dan dari mana buah itu berasal. Buah anggur ya berasal dari pohon anggur. Demikian juga buah ara, ya dari pohon ara.

ANUGERAH KESELAMATAN

Anugerah keselamatan adalah pemberian keselamatan yang Tuhan karuniakan. Keselamatan tidak perlu manusia kerjakan dan usahakan, karena di dalam realitanya manusia berdosa tidak mampu memeroleh melalui kekuatannya diri sendiri. Kenapa? Alasannya, karena Alkitab menyatakan bahwa: “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Namun bersyukur Tuhan di dalam kasih-Nya yang sempurna: “Telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal” (baca Yohanes 3:16). Ada anugerah keselamatan yang Tuhan karuniakan kepada manusia berdosa yang tujuannya adalah manusia tidak binasa, tetapi memperoleh hidup kekal. Inilah memaknai anugerah keselamatan dari Allah.

Yang perlu diperhatikan, didalam konteks keselamatan untuk semua orang, ini artinya juga untuk setiap anggota keluarga yang dimiliki. Setiap orang di dalam anggota keluarga ini, bisa menunjuk kepada orang tua, suami, istri, anak-anak, mantu, mertua, cucu, kakak, adik bahkan termasuk keluarga jauh. Semua orang-orang ini, seharusnya mengalami terlebih dahulu anugerah keselamatan. Dengan demikian tujuan tidak mengalami kebinasaan dan memperoleh hidup yang kekal ini dapat dialami oleh setiap orang-orang yang menjadi anggota keluarga. Seperti Tuhan mengasihi, maka setiap orang percaya yang sudah mengalami anugerah keselamatan, seharusnya seperti Tuhan di dalam mengasihi anggota-anggota keluarga yang belum percaya.

Anugerah keselamatan, tidak hanya bersifar individu, tetapi juga kolektif. Maksudnya, bukan hanya sedikit orang yang mengalami dan menerima keselamatan, tetapi banyak orang. Tidak hanya banyak tetapi sebanyak-banyaknya, khususnya banyak untuk anggota-anggota keluarga. Semakin banyak anggota-anggota keluarga yang mengalami anugerah keselamatan, maka semakin sedikit, bahkan kalau bisa tidak ada yang binasa. Semuanya mendapatkan hidup yang kekal. Pertanyaannya adalah: Siapakah yang paling harus bertanggung jawab di dalam keselamatan anggota-anggota keluarga? Hal ini tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain, tetapi harus diambil oleh setiap anggota yang sudah diselamatkan.

Kalau dipikirkan lebih mendalam: ini bukan perkara yang mudah membawa keselamatan di dalam keluarga. Tidak mudah, karena penolakannya seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus, dikatakan: “Sesungguhnya tidak ada nabi - (pahami: orang percaya) yang dihargai di tempat asalnya - (pahami: di keluarganya)”. Ada banyak alasan penolakan anggota keluarga terhadap anugerah keselamatan. Anugerah itu disia-siakan dengan cara tidak mau menerima anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena seringkali, orang yang membawa kabar keselamatan di dalam keluarga, mempunyai kelemahan yang dilihat oleh anggota keluarga lain. Inilah hambatan, yaitu kerap menjadi batu sandungan.

KOMITMEN HIDUP

Biarpun ada banyak tantangan dan kesulitan, sebetulnya hal ini tidaklah perlu menjadi penghalang. Kalau pembawa kabar keselamatan itu sungguh mengalami anugerah keselamatan yang membawa perubahan hidup, maka jadikan itu sebagai “instrumen” didalam pemberitaaan Injil. Jadikan perubahan hidup yang dialami, sebagai kesaksian hidup. Dengan cara itu, kita berharap bisa membuat heran anggota keluarga yang lain. Perubahan hidup ini menjadi bukti konkret bagamana kuasa keselamatan di dalam Kristus membawa pembaharuan kehidupan. Pakai kekuatan perubahan hidup yang dialami, menjadi kesaksian untuk membagi anugerah keselamatan kepada seluruh anggota keluarga.

Biarlah melalui Pekan Misi Penginjilan berita anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus dialami oleh setiap anggota keluarga. Jangan biarkan dosa, Iblis dan dunia menarik anggota-anggota keluarga mengalami kebinasaan. Perlu hati dan perjuangan yang tidak pernah kenal lelah untuk menjadi pemberita Injil ditengah-tengah keluarga. Mintalah agar kuasa Firman, Roh Kudus dan kehidupan yang sudah berubah menjadi sarana yang Tuhan pakai untuk memenangkan jiwa bagi seluruh anggota-anggota keluarga yang belum diselamatkan. Selamat menginjili! Soli Deo Gloria.*LHP