Bagikan artikel ini :

Be pure

Berita perceraian adalah berita yang tentu tidak seorangpun ingin mendengarnya, apalagi mengalaminya. Tetapi tidak bisa dipungkiri, perceraian menjadi berita yang tidak asing di telinga kita. Dari masyarakat biasa sampai public figure, dari mereka yang baru menikah sampai dari mereka yang sudah puluhan tahun menikah, dari mereka yang non Kristen sampai dari mereka yang mengaku Kristen, pada akhirnya, perceraian adalah sebuah realitas yang ada di sekitar kita.

Lantas, apakah penyebab dari perceraian ini? Dari data Ditjen Badilag (Badan Peradilan Agama) 2010, kasus tersebut dibagi menjadi beberapa aspek yang menjadi pemicu munculnya perceraian. Misalnya, ada 10.029 kasus perceraian yang dipicu masalah cemburu. Kemudian, ada 67.891 kasus perceraian dipicu masalah ekonomi. Sedangkan perceraian karena masalah ketidakharmonisan dalam rumah tangga mencapai 91.841 perkara. Tak hanya itu, Ditjen Badilag juga mengungkapkan, pemicu perceraian adalah masalah politik. Tercatat ada 334 kasus perkara perceraian yang dipicu masalah politik. Tentu saja data ini tidak memproyeksikan apa yang terjadi di dalam gereja secara real, tetapi bukan tidak mungkin penyebab-penyebab yang sama juga bisa terjadi, sebagaimana yang dijumpai penulis dalam melayani sebagai seorang rohaniwan.

Dalam artikel ini, tentu kita tidak akan membahas setiap kemungkinan yang menjadi penyebab perceraian yang ada, tetapi kita akan fokus pada salah satu penyebab saja, yaitu perselingkuhan. Sebuah dosa yang dalam Alkitab yang dicatat telah berhasil melumat seorang tokoh sekaliber Daud, seorang pengikut Tuhan yang setia. Dalam sharing pribadinya, seorang hamba Tuhan, Pdt. Amos Winarto, menuliskan dalam satu kota yaitu di Orlando Florida, tiga pendeta senior dari gereja-gereja yang sangat besar dan hanya dalam waktu enam bulan menyampaikan tentang kegagalannya dalam hal moral. Pertama, Isaac Hunter, gembala sidang Summit Church, mengundurkan diri pada bulan Desember 2012 setelah mengakui hubungan gelap dengan seorang anggota staffnya. Kedua, Sam Hinn, gembala sidang gereja The Gathering Place Worship Center, menyerahkan jabatan gerejawinya di bulan Januari 2013 setelah mengakui melakukan hubungan gelap dengan seorang anggota jemaat. Ketiga, dalam waktu yang tidak terlalu lama, tepatnya di bulan Mei 2013, David Loveless mengundurkan diri dari gereja Discovery Church setelah mengakui kalo yang bersangkutan telah menjalani suatu hubungan gelap.

Contoh-contoh di atas tentu saja tidak dimaksudkan untuk melakukan penghakiman dalam perjalanan rohani seseorang, tetapi seharusnya membawa kita untuk sama-sama menyadari perselingkuhan adalah sebuah dosa yang perlu kita cermati dan waspadai. Keberadaan dosa ini sungguh sangat merusak, tidak hanya diri sendiri, tetapi juga dapat mengakibatkan hancurnya keberadaan sebuah keluarga (baca:perceraian), dan kemudian tentu saja mencoreng kekristenan di hadapan dunia. Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai usaha membentengi diri kita dari serangan dunia yang dengan masif dilontarkan kepada kita sebagai umat Tuhan?

  1. Terus Membangun Kedekatan dengan TUHAN (Maz. 119:10-16)
    Kata "terus" akan muncul di setiap poin karena ini sangatlah penting. Kata ini menunjukkan kontinuitas yang perlu kita bangun seumur hidup kita. Dan dalam poin ini, kita perlu mengetahui kedekatan dengan Tuhan pada akhirnya membawa kita untuk senantiasa memenuhi hati dan pikiran kita pada hal-hal yang sifatnya rohani. Kondisi ini pada akhirnya akan membawa kita semakin peka pada keberadaan dosa dan membawa kita untuk semakin terlatih untuk tunduk pada pimpinan Roh Tuhan. Membangun kedekatan dengan Tuhan dapat dilakukan dengan disiplin rohani seperti membaca Alkitab, pendalaman Alkitab, doa pribadi, berpuasa, beribadah, dll.
  2. Terus Membangun Kedekatan dengan Pasangan (Ams. 5:15-19)
    Keintiman yang dibangun dengan pasangan akan membawa kita puas dengan pasangan yang Tuhan anugerahkan. Tentu saja dalam membangun keintiman, masing-masing pasangan memiliki caranya sendiri-sendiri untuk mengembangkan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Tetapi dua hal yang sama yang mutlak ada dan tidak dapat diabaikan dalam membangun kedekatan dengan pasangan adalah komunikasi dan kebersamaan.
  3. Terus Menghindari Sumber Pencobaan (Kej. 39:11-14)
    "Selingan indah keluarga utuh" adalah akronim dari Selingkuh yang mungkin pernah kita dengar. Ini adalah salah satu propaganda yang disampaikan oleh dunia bahwa perselingkuhan adalah hal ini wajar dan menyenangkan. Itulah sebabnya di sekitar kita ada banyak sekali pencobaan-pencobaan yang menjadi pintu masuk dosa ini semakin menguasai kehidupan kita. Dalam hal ini kita memerlukan kepekaan dari Tuhan dan kebulatan hati untuk meninggalkan sumber-sumber pencobaan yang dapat membuat kita jatuh. Kemenangan atas dosa ini bukan dengan "sok jagoan" merasa kuat karena cepat atau lambat kita akan terlumat, tetapi dengan berlari seperti yang dilakukan Yusuf. Berlari atau menjauhi pada akhirnya akan membawa kita pada sukacita yang besar karena ini menjadi respons yang konkret terhadap tuntunan Tuhan ketika pencobaan ini mencoba untuk menghujam.

Kiranya Tuhan menolong setiap kita untuk menang atas dosa perselingkuhan dan terus menjalani hidup kudus bagi kemuliaan nama Tuhan. [TA]