Bagikan artikel ini :

Berkibar di belakang layar

The miraculous catch of fish also foreshadows the success of the disciples’ impending mission. Thus, from the time they start following Jesus, Andrew and Philip set an example of finding people who in turn become Jesus’ followers.

Para murid Yesus memainkan peranan yang sangat penting di dalam Injil Yohanes. Seorang teolog bernama Susan E. Hylen dalam bukunya yang berjudul Encountering Jesus: Character Studies in the Gospel of John memberikan pendapat bahwa: “The disciples are most often seen as representatives of belief in John.” Hal ini berkaitan erat dengan konsep “discipleship” (pemuridan) yang tidak hanya menempatkan Yesus sebagai aktornya, tetapi juga para murid. Ketika berbicara mengenai murid Yesus, rata-rata orang Kristen akan mengetahui serta mengingat beberapa tokoh penting juga terkenal seperti Simon Petrus dan Yohanes. Tetapi ketika membaca Injil Yohanes lebih saksama, ada tokoh-tokoh penting lain yang kisahnya menarik untuk ditelaah, salah satunya adalah seorang murid Yesus bernama Andreas, seorang pria yang jarang “muncul” dalam Injil ini (hanya disebutkan di 1:40, 44; 6:8; 12:22). Dalam bagian-bagian yang singkat inilah Yohanes memaparkan peran Andreas yang krusial untuk dipelajari masa kini.

FIGUR ANDREAS DALAM PENGGAMBARAN INJIL YOHANES

Andreas (Ἀνδρέας) yang berasal dari Betsaida merupakan saudara Simon Petrus dan anak dari Yohanes yang memiliki arti nama “manly.” Yohanes mencatat bahwa Andreas ini merupakan satu dari dua orang murid Yohanes pembaptis yang bersama-sama melihat Yesus dan mengikuti-Nya (1:35, 40). Sama seperti kakaknya, Andreas merupakan seorang penjala ikan yang tinggal di wilayah Kapernaum (bdk. Mrk. 1:29). Ia sangat terkagum dengan Yesus melalui pengamatannya dengan mata sendiri maupun indera pendengarannya yaitu: “the Lamb of God!” (1:35-36). Rasa terpukau dengan figur Yesus, Andreas pun beranjak dan mengikuti Dia (1:37). Tatapan wajah Yesus yang berbalik mengarahkan pandangan-Nya kepada Andreas dan seorang murid lainnya (1:38), membuat Andreas sangat rindu untuk mencari tahu mengenai Yesus dan keberadaan-Nya. Ketika mendapatkan “izin” untuk mendatangi tempat tinggal Yesus dan mengenal Dia lebih dalam, Andreas memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik. Terjalin sebuah “quality time” yang baik antara Yesus, Andreas, serta seorang murid-Nya yang lain.

Proses pemuridan yang paling awal dalam Injil Yohanes ini melibatkan Andreas sebagai figur yang penting melalui respons awalnya yang mengikut Yesus dan juga memiliki kerinduan mengenal Dia. Kepada saudaranya, Simon Petrus, Andreas membagikan sukacitanya karena Mesias. Tindakan penting yang dilakukan Andreas sebagai pengikut Kristus kini membawa orang lain (Petrus) kepada Yesus itu sendiri (1:42).

Narasi di dalam 6:1-15 kemudian menyajikan profil Andreas sebagai seorang murid melalui tindakan lainnya. Melalui perbandingan dengan Filipus yang sedikit gagal, Andreas secara tidak langsung sedikit menjawab “ujian” yang diberikan oleh Yesus di atas gunung dan dihadapan ribuan orang (6:5-9). Dari sini kita dapat melihat bahwa rasa ingin tahu serta kepedulian dari seorang Andreas sangat besar. Selain itu dia juga mengajukan solusi dalam situasi yang terjadi pada waktu itu melalui rasa inisiatif yang besar. Melalui ucapan maupun tindakan Andreas, tanda yang dilakukan Yesus dapat terjadi dengan baik (baca 6:11-14).

Dilanjutkan pada bagian 12:20-36, Andreas kembali berperan sebagai seorang murid yang luar biasa. Ketika Filipus datang memberitahukan maksud orang-orang Yunani kepada dirinya (12:22), maka Andreas langsung membawa orang-orang Yunani tersebut kepada Yesus. Tindakan heroiknya adalah mengarahkan orang-orang yang baru sekalipun untuk sebuah perjumpaan dengan Kristus, sama seperti yang ia pernah rasakan sebelumnya.

Para pembaca Injil Yohanes seakan diajak untuk merefleksikan kedalaman signifikansi peran dalam diri seorang Andreas, yaitu pribadi yang berada “di belakang layar” dari para murid Yesus lainnya, namun memperlihatkan posisi seorang murid Kristus yang sejati, dengan kerinduan yang mendalam untuk mengikut serta mengenal Yesus, bahkan mengarahkan orang-orang untuk mengikut Sang Mesias. Jikalau benar ada pendapat teolog yang mengatakan bahwa Andreas merupakan satu dari dua murid Yesus yang disebutkan di dalam 21:2, hal ini sekaligus memberikan penekanan/penegasan bahwa Andreas menjadi murid yang setia dalam mencari serta mengikut Yesus maupun membawa orang-orang kepada Yesus. Namun, lebih dari pada itu, Andreas sadar posisinya sebagai seorang murid yang melayani “di belakang layar” sesuai perkataan Yohanes pembaptis dalam 3:30, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” dalam konteks paradigma pemuridan.

SIGNIFIKANSI BAGI KEKRISTENAN MASA KINI

Walaupun Injil Yohanes hanya sedikit menceritakan tentang figur Andreas, tetapi keberadaannya sebagai murid Yesus sangatlah krusial untuk kita perhatikan dan teladani sebagai seorang pengikut Kristus. Pergerakan konsep pemuridan di dalam Injil Yohanes menekankan iman percaya dari para murid yang terus-menerus dibentuk serta diubahkan semakin serupa Yesus, The Son of God. Dalam dinamika perjalanan seorang murid, kita sama-sama melihat bahwa Andreas hadir dengan karakter serta peran yang sangat sentral sebagai inti sebuah pemuridan: menjadi murid Yesus dan menjadikan orang lain sebagai murid Yesus. Andreas melaksanakan tugasnya yang tampak tidak terkenal di hadapan dunia ini, untuk bersaksi “dari belakang” mengenai Yesus Kristus dan membawa orang kepada-Nya. Perubahan ini diawali dengan perjumpaannya secara pribadi dengan Mesias itu sendiri dan terus mengikuti-Nya dalam naik-turun perjalanan kehidupannya. Kita pun sebagai orang percaya mengemban tugas yang sama sebagai seorang murid Kristus di abad ini, untuk terus memiliki kerinduan mencari dan mengenal Dia dalam seluruh kehidupan kita, serta menjadi alat-Nya yang membawa banyak orang untuk datang kepada Sang Juruselamat yang ajaib. Fokus seorang murid Kristus bukanlah dirinya, melainkan Kristus itu sendiri, supaya kemuliaan-Nya dinyatakan! Soli Deo Gloria! [DA]